بسم الله الرحمان الرحيم
Islam adalah agama yang berlandaskan Ilmu yang shahih (benar) dari Allah Subhanahu wa Ta'ala serta Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
Tanggung jawab dakwah bukanlah melulu tugas para 'ulama, asatidzah, dan para da'i, melainkan setiap insan yang merasa dirinya muslim atau mukmin dapat bersentuhan langsung dengan dakwah, secara sengaja maupun tidak sengaja. Dengan sekedar penampilan, perkataan, tingkah laku dan akhlak, seseorang boleh jadi dianggap telah menjadi "duta" agamanya (Islam) oleh orang lain.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang berkaitan dengan hal ini, antara lain;
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
"Adapun nikmat Tuhanmu, maka khabarkanlah"
(QS. Adh-Dhuha; 11)
Ditafsirkan oleh para 'ulama, bahwa ayat di atas merupakan sebentuk perintah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar seseorang memberitakan kepada orang lain Nikmat yang dia terima dari Allah Subhanahu wa Ta'ala - sebagai salah satu bentuk syukur, khususnya nikmat Islam, Iman, dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Berkata Al-'Allamah, Al-Mujaddid, Prof. Dr. Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah,
قال العلامة المجاهد ربيع المدخلي حفظه الله تعالى ورعاه:
فحمل العلم مسئولية عظيمة
ليست للاسترزاق في الدنيا وكسب المعاش والحصول على الوظائف،
إنما أنت قد تَحَملْتَ وراثة الأنبياء، فوجب عليك أن تخلف الأنبياء في هذه الوظيفة،
فتنهض صادعاً بها،
ناصحاً لله -تبارك وتعالى- ولرسوله ﷺ ولخاصة المسلمين وعامتهم و :
( من_غشنا_فليس_منا )
( #المجموع / ٢٢٧/١٤ )
Mengemban ilmu (syar'i) adalah tanggung jawab besar, bukan merupakan alat pencari rezeki di dunia, bukan sebagai suatu usaha untuk mencari nafkah, dan bukan pula sebagai sarana untuk mendapatkan pekerjaan.
Sesungguhnya engkau hanyalah dalam rangka mengemban warisan para Nabi. Maka, wajib atasmu untuk menggantikan para Nabi dalam mengemban tugas ini. Lalu, engkau bangkit berjuang untuk menyampaikannya.
Tulus ikhlas, berkhidmat - untuk Allah Tabaraka wa Ta'alaa dan Rasul-Nya, kemudian untuk kaum muslimin secara khusus, dan manusia secara umum. Dan, "Barangsiapa yang menipu kami, maka dia tidak termasuk golongan kami" (Al-Hadits).
(Al-Majmu': 14/227)
oOo
Disadur dari;
✍🏻 Faidah:
Ustadz Abu Ahmad Mush'ab hafizhahullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar