Kamis, 20 Juni 2024

MENDIAMKAN KESALAHAN DALAM BERAGAMA BUKAN KEBIJAKAN

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Banyak orang berpandangan bahwa mendiamkan berbagai kesalahan Manhaj (Metode) beragama atau Hizbiyun (Fanatik terhadap kelompok) adalah kebijaksanaan (jalan tengah) untuk menjaga persatuan, agar Umat Islam tidak terpecah-belah.  Masing-masing berjalan saja menurut pemahaman dan keyakinannya, tidak saling mengganggu.  Padahal ini adalah syubhat (kebatilan yang berkedok / menyerupai kebenaran), trik Iblis untuk mengaburkan batas kebenaran dengan kebatilan, agar semuanya bercampur aduk.


📂 Asy-Syaikh, Al-Mujaddid, Prof. Dr. Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly hafizhahullah menjelaskan;

"Ini merupakan kesalahan.  Siapa saja yang mengatakan ucapan semacam ini, atau membuat penilaian semacam ini, atau membuat kaidah semacam ini, wajib atasnya untuk bertaubat kepada Allah Tabaaraka wa Ta’aala.  Karena sesungguhnya Allah telah memberi keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini atas umat-umat lainnya dengan sikap tidak mendiamkan kesalahan.  Bahkan menyatakan dengan terang-terangan, menjelaskan, dan berjihad (membela kebenaran).  

Dan terkhusus Amar ma’ruf nahi mungkar, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ.

🔖 “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kalian selalu menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.” 

(QS. Ali Imran: 110)


💡 Allah juga telah melaknat Bani Israil disebabkan karena mereka membuat manhaj (metode) semacam ini, yaitu sikap mendiamkan dan menyetujui kebathilan yang dibungkus dengan kemasan hikmah (Syubhat).

Allah Ta’ala berfirman:

لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ.كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوْهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ.

🔖 “Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan Dawud dan Isa bin Maryam, yang demikian itu disebabkan mereka telah durhaka dan selalu melampaui batas.  Mereka satu sama lain tidak melarang kemungkaran yang mereka lakukan.  Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka kerjakan itu.” 

(QS. Al-Maidah: 78-79)


Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ.

🔖 “Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia merubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, jika dia tidak mampu juga maka dengan hatinya dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.”

Dengan demikian kebenaran sejati akan terungkap, tidak ada lagi keragu-raguan (kesamar-samaran).

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya)

"...Aku tinggalkan bagi kalian petunjuk yang terang.  Malamnya seperti siang hari.  Tidak ada yang berpaling darinya sepeninggalku melainkan akan binasa..."

(HR. Ibnu Majah)


oOo

Disadur dari;

http://bit.ly/ForumSalafy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar