بسم الله الر حمان الر حيم
Dalam
bahasa Arab, kata fitrah adalah mashdar (kata dasar) dari فطر fathara, يفطرyafthuru, dan فطرا fathran, yang bermakna sifat, asal kejadian, kesucian,
kemuliaan, bakat, atau Agama yang benar (lurus).
Allah ‘Azza
wa Jalla menyebutkan sekira 20 (duapuluh) kali kata fitrah dan
yang semakna dengannya di dalam Al-Qur’an.
Menafsirkan
kata fitrah dengan makna kesucian semata, merupakan pengertian yang
terbatas (sempit),
karena makna sebenarnya lebih luas dari itu, baik secara bahasa (Arab) – maupun
secara Istilah Syari’at Islam.
Sebagai
contoh, ucapan “’Idul Fitri” / (kembali kepada fitrah)
setelah selesai melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan. Makna yang benar dari kalimat tersebut adalah,
“Kembali kepada kebiasaan semula / kembali berbuka / kembali makan-minum seperti hari-hari biasa.” Meskipun tidak menutup kemungkinan banyak orang-orang
mukmin (beriman) yang berhasil meraih predikat takwa setelah melaksanakan ibadah
puasa ramadhan - sehingga ia kembali pada kesuciannya, sebagaimana makna
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah; 183)
Dan makna sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Barangsiapa
yang melasanakan puasa ramadhan dengan penuh iman dan keikhlasan, maka diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu.”
(HR. Al-Bukhari-Muslim), berarti boleh jadi dia
kembali kepada kesuciannya (fitrah).
Akan tetapi tidak
pula bisa di “generalisir”, bahwa setiap individu muslim yang telah selesai
melaksanakan ibadah puasa ramadhan itu kembali kepada kesucian, karena
pengertian seperti itu tidak ditemukan pada kitab-kitab ‘ulama Rabbani.
Karena kata
العد/ “Al-‘id” merupakan pecahan dari kata عاد يعود / ‘aada ya’uudu, yang
memilki arti; seakan-akan mereka kembali padanya.
Itulah
isyarat dari perkataan Al-‘Allaamah Ibnu ‘Abidin tentang ‘Ied, “Dinamakan ‘Ied
(Hari Raya) itu, karena pada diri Allah Ta’ala terdapat
berbagai-macam kebaikan, atau beraneka-ragam kebaikan yang kembali kepada para
hamba-Nya di setiap hari pada bulan ramadhan tersebut...”
Secara
Istilah syari’at, bila kita merujuk ke beberapa kitab ‘ulama Ahli Hadits (Muhadditsin),
Ahli Tafsir (Mufashshirin), dan perkataan para ‘ulama Rabbani, maka kita dapat menyimpulkan bahwa makna / pengertian fitrah yang
dimaksud adalah;
“Kesiapan (kemampuan) hati serta anggota tubuh (jawarih)
manusia, atau potensi (bakat) yang dianugerahkan Allah kepada setiap manusia semenjak
lahir, untuk menyambut seruan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
Rasul-Nya (Islam), sehingga dapat bertauhid
(beribadah) dengan sebenar-benarnya.”
Pengertian
di atas didukung oleh banyak dalil dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan perkataan para ‘ulama.
Salah
satunya yang paling santer (masyhur) adalah sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
كل مولود يولد على الفطره فابواه يهودا نه او
ينصرانه /
“Kullu mauluudin yuuladu ‘alaa al-fitrathi, fa abawaahu
yuhawwidaanihi aw yunashiraanihi” {setiap
(manusia) yang dilahirkan membawa fitrah (Islam). Orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau
Nashrani}
(HR. Al-Bukhari-Muslim)
Dalil
(hadits) ini dikuatkan oleh makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (artinya),
“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah; (tetaplah di atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan (seluruh) manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) Agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”
(QS. Ar-Rum; 30)
Jadi, seperti yang diterangkan pada ayat di atas fitrah (Islam) yang Allah Subhanahu wa Ta'ala ciptakan, dan tanamkan pada diri setiap insan (jiwa) manusia semenjak lahir itu tidak akan pernah berubah, hingga manusia itu sendiri yang mengubah (merusaknya) - dengan mengambil uswah (tauladan) hidup dari orang-orang Yahudi dan Nasrani atau Majusi sejengkal demi sejengkal, sehingga merusak Fitrah yang Allah 'Azza wa Jalla anugerahkan tersebut.
"Na'uudzubillahi min dzaalika" (kita berlindung kepada Allah dari hal itu).
Demikian, sekilas pembahasan tentang makna kata fitrah. Semoga bermanfaat.
الحمدلله رب العلمين
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar