Rabu, 20 Februari 2019

128 PERILAKU DAN AKHLAK JAHILIYAH (Masalah ke-30)




"LEBIH MENGUTAMAKAN PERPECAHAN DAN MENINGGALKAN PERSATUAN"

بسم الله الر حمان الر حيم

Dan di antara (bukti) keajaiban ayat-ayat Allah adalah, orang-orang jahiliyah meninggalkan wasiat Allah untuk bersatu, dan melanggar perkara yang di larang yaitu perpecahan.  Sehingga jadilah setiap golongan bangga dengan apa yang ada pada diri mereka masing-masing.

SYARAH (PENJELASAN)
Di antara keajaiban ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwasanya ketika mereka meninggalkan perintah untuk bersatu di atas kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala, Syari’at-Nya yang diturunkan kepada Rasul - dan berpegang teguh dengannya, Allah timpakan kepada mereka perpecahan dan pertikaian, serta berbangga dengan keadaan mereka yang berada di atas kebathilan.
Ini adalah siksaan buat mereka.  Sebab, ketika manusia bangga dengan kebathilan, maka dia tidak akan meninggalkannya.  Adapun bila dia tidak merasa bangga dengan kebathilan tersebut dan ada perasaan ragu padanya, maka hal tersebut akan sangat membuka peluang untuk bertaubat dan kembali kepada Allah (Inabah).
Akan tetapi jika dia merasa aman dan tenteram, bahkan bangga dengan kebathilan tersebut, maka orang seperti ini tidak akan dapat keluar dari kebathilan tersebut.  Karena hal itu merupakan salah satu bentuk siksaan dari Allah ’Azza wa Jalla.  Oleh karena itu, barangsiapa yang meninggalkan kebenaran, niscaya dia (pasti) akan ditimpa kebathilan.  Dan barangsiapa yang meninggalkan persatuan, niscaya (pasti) Allah akan mengujinya dengan perpecahan, pertikaian, permusuhan, dan peperangan.  Maka, tidaklah engkau akan mendapati (menemukan) manusia yang berselisih di antara mereka dalam perkara Agama dan Dunia, kecuali engkau akan menjumpai di antara mereka kebencian dan permusuhan, bahkan tidak jarang terjadi peperangan di antara mereka.  Dan engkau tidak akan menjumpai orang-orang yang berpegang teguh (bersatu) di atas Al-Kitab dan As-Sunnah, kecuali engkau akan mendapati mereka saling berkasih - sayang, saling bekerjasama dan tolong menolong di antara mereka, seakan-akan mereka bagaikan satu jasad.  Maka tidak akan ada penjagaan (dari Allah), kecuali bila bersatu di atas Al-Kitab dan As-Sunnah.  Dan tidak akan ada persatuan kecuali dengan mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah.  Sedangkan dengan selain itu, maka sesungguhnya itu merupakan perpecahan (furqah) dan adzab.
Adapun orang-orang yang menginginkan persatuan kaum muslimin – sebagaimana yang mereka “koar-koarkan” (orang-orang yang menamakan diri "Alumni Kelompok 212", dan para pemerhati mereka), maka kita katakan kepada mereka, “Apabila kalian benar-benar menginginkan persatuan kaum muslimin, maka persatukanlah Aqidah mereka.  Sehingga mereka semua berada di atas aqidah Tauhid yang benar - yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
{Karena, tidaklah mungkin dapat mempersatukan ummat Islam kecuali di atas Aqidah Tauhid yang benar (lurus).  Inilah hakikat Persatuan - Kesatuan ummat Islam yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala (Sunnatullah), tidak sekedar bersatunya fisik (jasad) - tetapi dengan pemahaman (aqidah) yang berbeda-beda / pecah.  Persatuan yang demikian adalah persatuan yang "semu" (pen.)}   
(Baca artikel, HAKIKAT TAUHID, dan TAUHIDULLAH)
Janganlah kalian biarkan manusia (tanpa meluruskan aqidahnya terlebih dahulu), sebab di antara mereka ada yang beraqidah quburiyah (penyembah kubur), Sufiyah, Syi’ah, dan lain-lain (72 kelompok yang menyimpang / sempalan Islam).
Yang pertama (yang wajib kalian lakukan) adalah:  Berpeganglah dengan kalimat  لااله الا الله  “Laa Ilaha illallah”  /  “Tiada Ilah (Dzat yang diibadahi) dengan haq kecuali Allah”.  Kemudian satukanlah hukum dengan apa yang telah diturunkan Allah Suhanahu wa Ta’ala.  Kembalilah kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, jika kalian benar-benar menginginkan persatuan dan kesatuan kaum muslimin.  Kaum muslimin tidak akan pernah bersatu, kecuali dengan persatuan di dalam aqidah, dan persatuan di dalam marja’, yaitu berhukum dengan apa yang di turunkan Allah dalam satu kesatuan dan ikatan.  Dan hal itu akan bisa terealisasi dengan mendengar dan ta’at kepada Pemerintah kaum muslimin, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (artinya),
Sesungguhnya Allah ridha kepada kalian atas 3 (tiga) perkara, yaitu;  Hendaklah kalian menyembah-Nya (saja) dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun, dan hendaknya kalian berpegang teguh dengan tali Allah semuanya dan janganlah kalian berpecah-belah, serta hendaknya kalian saling menasihati kepada orang yang Allah telah serahkan urusan kalian kepada mereka (yakni Pemerintah, pent.)  (HR.  Muslim no 1715)

oOo
(Disadur bebas dari kitab, “Perilaku dan Akhlak Jahiliyah”, Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, Syarah; Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar