"LEBIH MENGUTAMAKAN PERPECAHAN DAN MENINGGALKAN
PERSATUAN"
بسم الله الر حمان الر حيم
Dan di antara (bukti) keajaiban ayat-ayat Allah
adalah, orang-orang jahiliyah meninggalkan wasiat Allah untuk bersatu,
dan melanggar perkara yang di larang yaitu perpecahan. Sehingga jadilah setiap golongan bangga
dengan apa yang ada pada diri mereka masing-masing.
SYARAH
(PENJELASAN)
Di
antara keajaiban ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwasanya ketika
mereka meninggalkan perintah untuk bersatu di atas kitab Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Syari’at-Nya yang diturunkan kepada Rasul - dan berpegang teguh
dengannya, Allah timpakan kepada mereka perpecahan dan pertikaian, serta
berbangga dengan keadaan mereka yang berada di atas kebathilan.
Ini
adalah siksaan buat mereka. Sebab, ketika
manusia bangga dengan kebathilan, maka dia tidak akan meninggalkannya. Adapun bila dia tidak merasa bangga dengan
kebathilan tersebut dan ada perasaan ragu padanya, maka hal tersebut akan
sangat membuka peluang untuk bertaubat dan kembali kepada Allah (Inabah).
Akan
tetapi jika dia merasa aman dan tenteram, bahkan bangga dengan kebathilan
tersebut, maka orang seperti ini tidak akan dapat keluar dari kebathilan tersebut. Karena hal itu merupakan salah satu bentuk
siksaan dari Allah ’Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, barangsiapa yang meninggalkan
kebenaran, niscaya dia (pasti) akan ditimpa kebathilan. Dan barangsiapa yang meninggalkan persatuan,
niscaya (pasti) Allah akan mengujinya dengan perpecahan, pertikaian,
permusuhan, dan peperangan. Maka, tidaklah engkau akan mendapati
(menemukan) manusia yang berselisih di antara mereka dalam perkara Agama dan Dunia,
kecuali engkau akan menjumpai di antara mereka kebencian dan permusuhan, bahkan
tidak jarang terjadi peperangan di antara mereka.
Dan engkau tidak akan menjumpai orang-orang yang berpegang teguh
(bersatu) di atas Al-Kitab dan As-Sunnah, kecuali engkau akan mendapati mereka
saling berkasih - sayang, saling bekerjasama dan tolong menolong di antara
mereka, seakan-akan mereka bagaikan satu jasad.
Maka tidak akan ada penjagaan (dari Allah),
kecuali bila bersatu di atas Al-Kitab dan As-Sunnah.
Dan tidak akan ada persatuan kecuali dengan mengikuti Al-Kitab dan
As-Sunnah. Sedangkan dengan selain itu,
maka sesungguhnya itu merupakan perpecahan (furqah) dan adzab.
Adapun
orang-orang yang menginginkan persatuan kaum muslimin – sebagaimana yang mereka
“koar-koarkan” (orang-orang yang menamakan diri "Alumni Kelompok 212", dan para pemerhati mereka), maka kita katakan kepada mereka, “Apabila
kalian benar-benar menginginkan persatuan kaum muslimin, maka persatukanlah
Aqidah mereka. Sehingga mereka semua
berada di atas aqidah Tauhid yang benar - yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam.”
{Karena, tidaklah mungkin dapat mempersatukan ummat Islam kecuali di atas Aqidah Tauhid yang benar (lurus). Inilah hakikat Persatuan - Kesatuan ummat Islam yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala (Sunnatullah), tidak sekedar bersatunya fisik (jasad) - tetapi dengan pemahaman (aqidah) yang berbeda-beda / pecah. Persatuan yang demikian adalah persatuan yang "semu" (pen.)}
(Baca artikel, HAKIKAT TAUHID, dan TAUHIDULLAH)
Janganlah kalian biarkan manusia (tanpa meluruskan aqidahnya terlebih dahulu), sebab di antara mereka ada yang beraqidah quburiyah (penyembah kubur), Sufiyah, Syi’ah, dan lain-lain (72 kelompok yang menyimpang / sempalan Islam).
{Karena, tidaklah mungkin dapat mempersatukan ummat Islam kecuali di atas Aqidah Tauhid yang benar (lurus). Inilah hakikat Persatuan - Kesatuan ummat Islam yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala (Sunnatullah), tidak sekedar bersatunya fisik (jasad) - tetapi dengan pemahaman (aqidah) yang berbeda-beda / pecah. Persatuan yang demikian adalah persatuan yang "semu" (pen.)}
(Baca artikel, HAKIKAT TAUHID, dan TAUHIDULLAH)
Janganlah kalian biarkan manusia (tanpa meluruskan aqidahnya terlebih dahulu), sebab di antara mereka ada yang beraqidah quburiyah (penyembah kubur), Sufiyah, Syi’ah, dan lain-lain (72 kelompok yang menyimpang / sempalan Islam).
Yang
pertama (yang wajib kalian lakukan) adalah:
Berpeganglah dengan kalimat لااله الا الله “Laa Ilaha
illallah” / “Tiada Ilah (Dzat yang diibadahi) dengan haq
kecuali Allah”. Kemudian satukanlah hukum dengan apa yang
telah diturunkan Allah Suhanahu wa Ta’ala. Kembalilah kepada Kitab Allah dan Sunnah
Rasul-Nya, jika kalian benar-benar menginginkan persatuan dan kesatuan kaum muslimin. Kaum muslimin tidak akan pernah bersatu,
kecuali dengan persatuan di dalam aqidah, dan persatuan di dalam marja’,
yaitu berhukum dengan apa yang di turunkan Allah dalam satu kesatuan dan
ikatan. Dan hal itu
akan bisa terealisasi dengan mendengar dan ta’at kepada Pemerintah kaum
muslimin, sebagaimana
sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (artinya),
“Sesungguhnya Allah ridha kepada kalian atas 3
(tiga) perkara, yaitu; Hendaklah
kalian menyembah-Nya (saja) dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apa
pun, dan hendaknya kalian berpegang teguh dengan tali Allah semuanya dan janganlah
kalian berpecah-belah, serta hendaknya kalian saling menasihati kepada
orang yang Allah telah serahkan urusan kalian kepada mereka (yakni
Pemerintah, pent.) (HR. Muslim no 1715)
oOo
(Disadur
bebas dari kitab, “Perilaku dan Akhlak Jahiliyah”, Al-Imam
Muhammad bin Abdul Wahhab, Syarah; Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar