Rabu, 20 Februari 2019

128 PERILAKU DAN AKHLAK JAHILIYAH (Masalah ke-28)



"MENOLAK KEBENARAN YANG DATANG DARI KELOMPOK LAIN"

بسم الله الر حمان الر حسم


Orang-orang Jahiliyah (terutama orang-orang Yahudi), tidak mau menerima kebenaran kecuali yang datang dari kelompok mereka.  Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
. . . قالوا نوءمن بما انزل علينا . . . / “Qaaluu nukminu bimaa unzila ‘alaina” / “Mereka berkata, ‘Kami beriman dengan apa yang telah diturunkan kepada kami.’ 
(QS. Al-Baqarah;  91)

SYARAH (PENJELASAN)
Apabila dikatakan kepada mereka (orang-orang Yahudi), “Berimanlah pada apa yang telah Allah turunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (yakni Al-Qur’an).”
Mereka berkata,  قالوا نوءمن بما انزل علينا / “Qaaluu nukminu bimaa unzila ‘alaina” / “Mereka berkata, ‘Kami beriman dengan apa yang telah diturunkan kepada kami’  
(QS. Al-Baqarah;  91), maksudnya; “Kami hanya beriman kepada Taurat yang diturunkan kepada Musa ‘alaihissalam (saja).”
. . . ويكفرون بما وراءه . . . / “Wayakhfuruuna bimaa waraa ahu” / “Dan mereka mengingkari terhadap apa yang ada di belakangnya.”  Maksudnya;  Mereka mengingkari Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalam dan Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
. . .  وهو الحق مصدقا لما معهم  . . ./ “Wahuwa al-haqqu mushaddiqan limaa ma’ahum” / “Padahal itu adalah (Dua Kitab) yang haq; yang membenarkan apa yang ada pada mereka (Taurat).”  
(QS. Al-Baqarah;  91), maksudnya; Injil dan Al-Qur’an, keduanya adalah kitab yang membenarkan apa-apa yang ada di dalam Taurat.
Dan (di dalam ayat di atas) Allah membantah mereka.  (Maka kita katakan kepada mereka), “Jika kalian benar-benar mengikuti apa yang telah diturunkan Allah kepada Musa ‘alaihissalam, maka kenapa kalian membunuh para Nabi?  Apakah yang diturunkan kepada Musa (terdapat perintah) untuk membunuh para Nabi?
Yaitu ketika mereka membunuh Nabi Zakarya, dan Nabi Yahya, serta berambisi (sangat) untuk membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam.  Akan tetapi Allah mengangkat Isa ke langit dan menjaganya dari gangguan mereka.  Mereka pun juga berambisi untuk Membunuh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Semangat mereka tidak lain hanyalah membunuh para Nabi.  Sebagaimana makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Apakah setiap datang kepada kalian seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginan kalian  lalu kalian angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka / Nabi) kalian dustakan, dan beberapa orang (yang lainnya) kalian bunuh?  
(QS. Al-Baqarah;  87)
Sebagian para Rasul mereka dustakan, dan sebagian lain mereka bunuh, mengapa demikian?  Karena apa yang dibawa Nabi itu kepada mereka, tidak sesuai dengan selera dan hawa nafsu mereka.  Maka bagaimana mereka bisa mengatakan, “Kami (hanya) beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami?”  Mana bukti pernyataan iman kalian, (sehubungan) dengan apa yang telah diturunkan kepada kalian?
Demikian juga mengenai penjelasan tentang risalah dan sifat-sifat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam Taurat.  Mengapa mereka tidak mau beriman kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?  Padahal beriman kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk (bagian) dari apa yang telah di turunkan kepada mereka (ada di dalam Taurat).
Demikian juga mengenai penjelasan tentang risalah, dan sifat-sifat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terdapat di dalam Taurat.  Mengapa mereka tidak mau beriman kepada Muhammad shaallallahu ‘alaihi wa sallam? Padahal beriman kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga termasuk beriman kepada apa-apa yang diturunkan kepada mereka.  Akan tetapi sebaliknya, mereka malah kafir kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Mereka mengatakan sebagaimana dalam makna firman Allah,
“Kami beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kami.”  
(QS. Al-Baqarah;  91)
Dan hal ini meliputi pula (sama dan sebanding) dengan ucapan orang-orang yang mengatakan, Aku tidak akan mengikuti (Sunnah Rasulullah) kecuali (mengikuti) si Fulan dari kalangan para ulama kami".
(Baca artikel, PARA PENYEMBAH DA'I)
Padahal yang wajib baginya adalah, wajib menerima kebenaran.  Dan tidak fanatik kepada imamnya, gurunya, atau syaikhnya.  Sebagaimana hal ini juga terjadi pada syaikh Tarikat Sufiyah, dan firqah-firqah (kelompok-kelompok) menyimpang lainnya, dimana para pengikutnya fanatik terhadap mereka.  Mereka tidak mau menerima kebenaran, kecuali yang datang (dikatakan) oleh syaikh mereka.  Dan perkara semacam ini adalah bathil.  Karena tidak ada kewajiban mengikuti orang tertentu dari makhluk ini, kecuali mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Barangsiapa mengatakan, “Bahwasanya wajib mengikuti orang tertentu selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka orang tersebut telah murtad.  Wajib baginya untuk bertaubat, jika mau bertaubat.  Dan jika tidak mau bertaubat, maka hukumannya adalah dibunuh (Dalam Daulah Islam, pen.), sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.  Karena orang tersebut telah menjadikan si Fulan itu setara (sejajar) dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tak ada seorangpun yang wajib untuk diikuti, kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Adapun para imam dan para ‘ulama – semoga Allah merahmati mereka, maka mereka di ikuti sebatas yang mencocoki dengan kebenaran (Al-Qur’an dan As-Sunnah).  Seandainya mereka “terjatuh” dalam kesalahan Ijtihaj (Fatwa), maka tidak dibolehkan bagi kita untuk mengikutinya.  Berkaitan dengan hal ini, mereka (para ‘ulama Rabbani) biasanya mengatakan, “Janganlah kalian mengambil perkataan dan pendapat kami, kecuali bila bersesuaian dengan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Akhir perkataan, الحمد لله رب العلمين

Hikmah;
  • Mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan setiap mukmin (orang-orang beriman.  Tidak boleh tidak).  Bukan sekedar pelengkap (tambahan) semata.  
  • “Memadamkan”  Sunnah-Sunnah Beliau (dengan mengerjakan Bid'ah (penyimpangan dalam aqidah, dan, atau amal), Khurafat (tahayul), perbuatan-perbuatan syirik - pada hakikatnya sama dengan memadamkan seluruh Sunnah Nabi dan Rasul.  Karena di dalam ajaran (Sunnah) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah tercakup ajaran (Sunnah) seluruh Nabi dan Rasul.  Jadi, bila seseorang mengingkari Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, hakikatnya dia telah mengingkari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus Allah Subhanahu wa Ta’ala.

oOo

(Disadur bebas dari kitab, “Perilaku dan Akhlak Jahiliyah”, Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi.  Syarah; Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar