"MENOLAK KEBENARAN YANG DATANG DARI KELOMPOK LAIN"
بسم الله الر حمان الر حسم
Orang-orang
Jahiliyah (terutama orang-orang Yahudi), tidak mau menerima kebenaran kecuali
yang datang dari kelompok mereka. Sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
. . . قالوا نوءمن بما انزل علينا . . . / “Qaaluu nukminu bimaa unzila ‘alaina” / “Mereka
berkata, ‘Kami beriman dengan apa yang telah diturunkan kepada kami.’”
(QS. Al-Baqarah; 91)
SYARAH
(PENJELASAN)
Apabila dikatakan
kepada mereka (orang-orang Yahudi), “Berimanlah pada apa yang telah Allah
turunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (yakni Al-Qur’an).”
Mereka
berkata, قالوا نوءمن بما انزل علينا / “Qaaluu
nukminu bimaa unzila ‘alaina” / “Mereka berkata, ‘Kami beriman dengan apa yang
telah diturunkan kepada kami’”
(QS. Al-Baqarah; 91), maksudnya; “Kami hanya beriman kepada
Taurat yang diturunkan kepada Musa ‘alaihissalam (saja).”
. . . ويكفرون بما وراءه . . . / “Wayakhfuruuna bimaa
waraa ahu” / “Dan mereka mengingkari terhadap apa yang ada di
belakangnya.” Maksudnya; Mereka mengingkari
Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalam dan Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
. . . وهو الحق مصدقا لما معهم
. . ./ “Wahuwa al-haqqu mushaddiqan limaa ma’ahum” / “Padahal itu
adalah (Dua Kitab) yang haq; yang membenarkan apa yang ada pada mereka (Taurat).”
(QS. Al-Baqarah; 91), maksudnya;
Injil dan Al-Qur’an, keduanya adalah kitab yang membenarkan apa-apa yang ada di
dalam Taurat.
Dan (di
dalam ayat di atas) Allah membantah mereka.
(Maka kita katakan kepada mereka), “Jika kalian
benar-benar mengikuti apa yang telah diturunkan Allah kepada Musa ‘alaihissalam,
maka kenapa kalian membunuh para Nabi? Apakah
yang diturunkan kepada Musa (terdapat perintah) untuk membunuh para Nabi?”
Yaitu
ketika mereka membunuh Nabi Zakarya, dan Nabi Yahya, serta berambisi (sangat)
untuk membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam.
Akan tetapi Allah mengangkat Isa ke langit dan menjaganya dari gangguan
mereka. Mereka pun juga berambisi untuk
Membunuh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semangat
mereka tidak lain hanyalah membunuh para Nabi.
Sebagaimana makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Apakah
setiap datang kepada kalian seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang
tidak sesuai dengan keinginan kalian lalu kalian angkuh; maka beberapa orang (di
antara mereka / Nabi) kalian dustakan, dan beberapa orang (yang lainnya) kalian
bunuh?”
(QS. Al-Baqarah; 87)
Sebagian para Rasul mereka dustakan, dan sebagian
lain mereka bunuh, mengapa demikian? Karena
apa yang dibawa Nabi itu kepada mereka, tidak sesuai dengan selera dan hawa
nafsu mereka. Maka bagaimana mereka bisa
mengatakan, “Kami (hanya) beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami?” Mana bukti pernyataan iman kalian, (sehubungan)
dengan apa yang telah diturunkan kepada kalian?
Demikian
juga mengenai penjelasan tentang risalah dan sifat-sifat Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam di dalam Taurat.
Mengapa mereka tidak mau beriman kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam? Padahal beriman kepada
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk (bagian) dari apa yang
telah di turunkan kepada mereka (ada di dalam Taurat).
Demikian
juga mengenai penjelasan tentang risalah, dan sifat-sifat Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam yang terdapat di dalam Taurat. Mengapa mereka tidak mau beriman kepada
Muhammad shaallallahu ‘alaihi wa sallam? Padahal beriman kepada Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam juga termasuk beriman kepada apa-apa yang diturunkan
kepada mereka. Akan tetapi sebaliknya, mereka malah kafir kepada Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam. Mereka mengatakan
sebagaimana dalam makna firman Allah,
“Kami
beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kami.”
(QS. Al-Baqarah;
91)
Dan hal ini meliputi pula (sama dan sebanding)
dengan ucapan orang-orang yang mengatakan, “Aku tidak akan mengikuti (Sunnah
Rasulullah) kecuali (mengikuti) si Fulan dari kalangan para ulama kami".
(Baca artikel, PARA PENYEMBAH DA'I)
Padahal
yang wajib baginya adalah, wajib menerima kebenaran. Dan tidak fanatik kepada imamnya, gurunya,
atau syaikhnya. Sebagaimana hal
ini juga terjadi pada syaikh Tarikat Sufiyah, dan firqah-firqah (kelompok-kelompok)
menyimpang lainnya, dimana para pengikutnya fanatik terhadap mereka. Mereka tidak
mau menerima kebenaran, kecuali yang datang (dikatakan) oleh syaikh
mereka. Dan perkara semacam ini adalah
bathil. Karena tidak ada kewajiban
mengikuti orang tertentu dari makhluk ini, kecuali mengikuti Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam!
Barangsiapa
mengatakan, “Bahwasanya wajib mengikuti orang tertentu selain Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka orang tersebut telah murtad. Wajib baginya untuk bertaubat, jika mau
bertaubat. Dan jika tidak mau bertaubat,
maka hukumannya adalah dibunuh (Dalam Daulah Islam, pen.), sebagaimana
yang telah ditetapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Karena orang tersebut telah menjadikan si
Fulan itu setara (sejajar) dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tak ada seorangpun yang wajib untuk diikuti, kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun para imam dan para ‘ulama
– semoga Allah merahmati mereka, maka mereka di ikuti sebatas yang mencocoki dengan
kebenaran (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
Seandainya mereka “terjatuh” dalam kesalahan Ijtihaj (Fatwa),
maka tidak dibolehkan bagi kita untuk mengikutinya. Berkaitan dengan hal ini, mereka (para ‘ulama
Rabbani) biasanya mengatakan, “Janganlah
kalian mengambil perkataan dan pendapat kami, kecuali bila bersesuaian dengan
ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Akhir
perkataan, الحمد لله رب العلمين
Hikmah;
- Mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan setiap mukmin (orang-orang beriman. Tidak boleh tidak). Bukan sekedar pelengkap (tambahan) semata.
- “Memadamkan” Sunnah-Sunnah Beliau (dengan mengerjakan Bid'ah (penyimpangan dalam aqidah, dan, atau amal), Khurafat (tahayul), perbuatan-perbuatan syirik - pada hakikatnya sama dengan memadamkan seluruh Sunnah Nabi dan Rasul. Karena di dalam ajaran (Sunnah) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah tercakup ajaran (Sunnah) seluruh Nabi dan Rasul. Jadi, bila seseorang mengingkari Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, hakikatnya dia telah mengingkari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus Allah Subhanahu wa Ta’ala.
oOo
(Disadur bebas
dari kitab, “Perilaku dan Akhlak Jahiliyah”, Al-Imam Muhammad bin Abdul
Wahhab At-Tamimi. Syarah; Syaikh Shalih
bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar