بسم الله الرحمان الرحيم
Banyak orang maupun kelompok manusia yang mengaku sebagai Ahlus Sunnah, akan tetapi perangai, sikap, dan tutur kata mereka tidak mencerminkannya sebagai Ahlus Sunnah. Khususnya sikap mereka terhadap Penguasa (Pemerintah). Inilah sebagian tanda Ahlussunah sejati menurut para 'ulama;
1. Al-Imam Al-Barbahari rahimahumallah berkata, “Apabila engkau melihat ada orang yang mendoakan kebaikan bagi Penguasa, ketahuilah dia adalah seorang Ahlus Sunnah, In sya Allah.”
2. Al-Imam Fudhail bin Iyadh rahimahumallah berkata, “Sekiranya aku memiliki doa (yang terkabul), aku tidak akan mengarahkannya kecuali bagi Penguasa.”
Seseorang bertanya, “Hai Abu Ali (Fudhail), jelaskan maksud kalimat ini kepada kami semua.”
Al-Imam Fudhail rahimahumallah menjawab, “Jika aku arahkan pada diriku (sendiri), kebaikannya tidak akan kembali kecuali kepada diriku. Akan tetapi, jika aku arahkan kepada Penguasa. Penguasa itu akan menjadi baik sehingga baiklah keadaan rakyat dan Negara.”
Maka dari itu, kita diperintah mendoakan waliyyul amri dengan kebaikan, serta dilarang mencemooh atau memberontak kepadanya, meskipun penguasa itu zhalim dan jahat. Sebab, kezhaliman dan kejahatannya kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan kebaikannya selain kembali kepada dirinya juga untuk seluruh kaum muslimin.” (Syarhu Sunnah)
Di dalam kitab I’tiqad Ahlus Sunnah, Al-Imam Al-Isma’ili rahimahumallah mengemukakan bahwa mereka, Ahlus Sunnah, memandang harusnya mendoakan kebaikan bagi Penguasa, dan mendorongnya berbuat adil. Ahlus Sunnah tidak memandang bolehnya memberontak dengan pedang / senjata.
3. Al-Imam Ath-Thahawi rahimahumallah mengatakan, “Kami, Ahlus Sunnah, mendoakan kebaikan dan keselamatan untuk waliyyul amri (Pemerintah).” (Al-Aqidah ath- Thahawiyyah)
4. Asy-Syaikh Al-'Allamah Shalih Al- Fauzan menambahkan catatan penting atas apa yang telah dikemukakan Al-Imam Ath-Thahawi rahimahumallah di atas.
Beliau berkata, “Kami, Ahlus Sunnah, senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Allah Subhanahu wa Ta’ala mengembalikan waliyyul amri kepada kebenaran, dan meluruskan kesalahan yang ada pada mereka. Kami mendoakan kebaikan untuk mereka.
Sebab, kebaikannya adalah kebaikan untuk kaum muslimin, dan petunjuknya adalah petunjuk bagi kaum muslimin. Kemanfaatan yang ditimbulkannya pun akan meluas dan dirasakan oleh semua pihak. Ketika Anda berdoa kebaikan untuk mereka, secara otomatis berdoa untuk kebaikan kaum muslimin (secara keseluruhan).” (Ta’liq ala ath-Thahawiyyah)
5. Samahatul Allamah Ibnu Baz rahimahumallah berkata, “Sebagai bentuk tuntutan dari bai’at (janji setia) adalah menyampaikan nasihat kepada waliyyul amri. Salah satu bentuk nasihat itu ialah mendoakan waliyyul amri agar mendapatkan taufik, hidayah, dan kebaikan dalam hal niat dan amal, serta diberi pendamping yang baik.” (Ad-Dur Al-Mantsur)
Menggunjing & Membicarakan Kejelekan Waliyyul amri, adalah ciri-ciri Ahlul Bid’ah.
6. Al–Imam Ibnul Jauzi rahimahumallah menyebutkan dalam kitab Adab Al-Hasan Al-Bashri. Al-Hasan Basri rahimahumallah mendengar seseorang membicarakan kejelekan Pemerintah, lantas mengajak melakukan pemberontakan kepada Al- Hajjaj (seorang Penguasa yang zalim waktu itu).
7. Al-Imam Al-Hasan Bashri rahimahumallah berkata, “Jangan engkau lakukan itu, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatimu. Sesungguhnya kalian diberi Pemimpin itu dari kalangan kalian sendiri. Kami khawatir, jika Al-Hajjaj lepas dari kursi kepemimpinannya atau mati, yang menggantikannya justru dari bangsa kera dan babi (Yahudi dan Nasrani).”
8. Al-Allamah Al-Fauzan hafizhahullah menegaskan, “Tidak boleh menjelek jelekkan atau menggunjing waliyyul amri. Sebab, hal ini berarti pemberontakan secara maknawi, layaknya pemberontakan menggunakan pedang. Yang wajib adalah, mendoakannya agar mendapatkan kebaikan dan petunjuk.”
Inilah ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah
Apabila Anda mendapati ada orang yang menjelek-jelekkan dan menggunjing waliyyul amri, ketahuilah (pastikan, pen blog) bahwa orang itu sesat akidahnya, dan tidak berada di atas manhaj Salaf. Sebagian orang menganggap membicarakan kejelekan dan memberontak kepada waliyyul amri adalah bentuk kecemburuan, dan benci karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, hal itu sebenarnya adalah kecemburuan dan kebencian yang tidak pada tempatnya. Sebab, jika pemberontakan itu berhasil menggulingkan waliyyul amri, terjadilah berbagai kerusakan.” (Ta’liq ala ath- Thahawiyyah)
Wallahu a’lam.*
* Ambillah pelajaran dari Generasi Terbaik Islam, wahai para da'i kerusakan, yang ngotot untuk mendirikan Khilafah. Perbaikilah akhlak dan aqidahmu terhadap Penguasa kaum muslimin! (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari tulisan;
Ahlus Sunnah Mendoakan Waliyul Amri, Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah
🌎 simpellink.com/salafyonline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar