بسم الله الرحمان الرحيم
Secara bahasa, kata "zhalim" berarti; Meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, semena-mena, kejam, tidak menaruh belas kasihan - baik terhadap diri sendiri apalagi terhadap orang (makhluk) lain.
Secara istilah Syari'at Islam, zhalim adalah orang-orang yang tidak menerima (melanggar) hukum-hukum Syari'at Islam, baik yang bersumber dari Al-Qur'an maupun hadits-hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Sifat zhalim ini lawan dari sifat adil.
Puncak dari keadilan adalah Tauhidullah. Dan, puncak dari kezhaliman adalah Syirik.
(Baca artikel, KEZHALIMAN ADALAH KEGELAPAN PADA HARI KIAMAT)
Perbuatan zhalim ini tidak dicintai, dan tidak diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala betapa pun kecilnya. Sehingga, orang yang beriman sepatutnya tidak berbuat zhalim - meski terhadap Jin, hewan, atau tumbuhan.
Sadar atau tidak, menzalimi orang lain memiliki bahaya yang sangat besar. Oleh karena itu, seharusnya setiap orang yang beriman menjaga diri dari perbuatan zhalim.
Di antara bahaya perbuatan zhalim;
1️⃣ Orang yang zhalim akan dipalingkan dari hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga, seringkali kezhaliman yang mereka lakukan dianggap sebagai perkara lumrah (biasa-biasa saja), tidak ada lagi rasa takut kepada Allah 'Azza wa Jalla.
إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim."
(QS. Al-Ma-idah: 51)
2️⃣ Orang yang terus-menerus berada di atas kezaliman tidak akan beruntung selama-lamanya, bila tidak cepat-cepat bertaubat.
إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu tidak mendapat keberuntungan."
(QS. Al-An'am: 21)
Perhatikan bentuk kata kerja (Fi'il mudhari' / continuous tense) / terus-menerus pada redaksi ayat di atas.
Kalaupun dia berhasil dalam kehidupan dunia, maka itu hanyalah pancingan, istidraj (diulur) oleh Allah 'Azza wa Jalla hingga membuatnya semakin jauh dari Kebenaran.
Rasulullah ﷺ mengabarkan,
إذا رأيتَ اللهَ يُعطي العبدَ من الدنيا على مَعاصيه ما يُحِبُّ فإنما هو اسْتدراجٌ
"Jika engkau melihat, Allah memberikan dunia yang diinginkan oleh seseorang, dalam kondisi orang itu banyak berbuat maksiat, maka sesungguhnya itu adalah istidraj (tipuan)." [Sanadnya Kuat (Ash-Shahihah, 412) HR. Ahmad (17311)]
3️⃣ Akan diambil pahala amal kebaikannya untuk orang yang dizhaliminya.
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
"Siapa yang pernah berbuat zhalim terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun, hendaklah dia meminta maaf pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika tidak bermanfaat lagi dinar dan dirham, yang bila dia memiliki amal shalih, maka akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki pahala kebaikan lagi, maka keburukan (dosa) saudaranya yang dizhalimi itu akan diambil - lalu ditimpakan padanya."
(HR. Al-Bukhari, 2449)
4️⃣ Dekat, atau berkumpul (berserikat), berkoalisi dengan orang-orang zhalim, atau meridhai perbuatan mereka dapat mengundang adzab Allah 'Azza wa Jalla.
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim, yang menyebabkan kamu disentuh Api Neraka,* dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan."
(QS. Hud: 113)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa melindungi kita dari berbagai kezhaliman, baik terhadap diri sendiri (berbuat dosa), dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan terhadap makhluk lain. Amiin.
* Disebutkan oleh para 'Ulama, bahwa orang yang diancam Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan api Neraka ini tidak hanya pelaku (orang yang berbuat), atau cenderung terhadap kezaliman, melainkan juga orang yang menyaksikan dan membiarkan terjadinya perbuatan zalim, tidak berupaya untuk mencegah, mengubah atau menasehatinya, atau minimal mengingkari dengan hatinya - keluar dari lingkaran kezhaliman tersebut, (pen blog).
oOo
Disadur dari tulisan seorang hamba yang Mukhlis, In syaa Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar