Minggu, 20 Desember 2020

KEBENARAN TIDAK DIUKUR DARI SIAPA YANG MENGUCAPKAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

وكثير من الناس يزن الأقوال بالرجال، فإذا اعتقد في الرجل أنه معَظَّم قَبِل أقوالَه وإن كانت باطلةً مخالفةً للكتاب والسنة، بل لا يصغي حينئذ إلى مَنْ يردّ ذلك القول بالكتاب والسنة، بل يجعل صاحبه كأنه معصوم.

وإذا ما اعتقد في الرجل أنه غير معَظَّم ردَّ أقوالَه وإن كانت حقاً، فيجعل قائل القول سبباً للقبول والرد من غير وزن بالكتاب والسنة.

"Banyak orang menilai suatu pendapat dengan melihat orang-orang yang mengucapkannya. Jika dia meyakini bahwa seseorang itu dimuliakan, dia menerima ucapan-ucapannya (sebagai sebuah kebenaran), meskipun bathil dan bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.  Bahkan, ketika itu dia tidak mau mendengar siapapun yang membantah ucapan tersebut dengan (dalil) Al-Qur'an dan As-Sunnah.  Dia justru menjadikan orang yang mengucapkan kebathilan tersebut seakan-akan manusia yang maksum (terbebas dari dosa).  Sebaliknya, jika dia meyakini bahwa seseorang itu tidak dimuliakan, dia menolak perkataan-perkataannya meskipun sesuai kebenaran. 

Jadi, dia menjadikan orang yang mengucapkan sebagai faktor diterima atau ditolaknya suatu perkataan, tanpa menimbangnya dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah."*


📚 Jami'ul Masail, jilid 1, hlm. 463


* Disaat membenarkan orang yang mengatakan perkataan bathil tersebut, tanpa sadar dia telah terjatuh pada perbuatan Syirik,  "menyembah" orang yang menyebutkan perkataan bathil tersebut, karena bertentangan dengan Kebenaran (Al-Qur'an dan As-Sunnah).

(Baca artikel, PARA PENYEMBAH DA'I, dan BATAS TIPIS ANTARA IMAN DENGAN KUFUR)

Begitulah kelihaian Syaithan dan Iblis laknatullah, untuk menyeret manusia sebanyak-banyaknya ke Neraka Jahannam melalui perbuatan Syirik, baik itu Syirik Akbar (besar), Syirik Ashghar (kecil), maupun Syirik Khafiy (tersamar). 

(pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

🌎 simpellink.com/salafyonline



Tidak ada komentar:

Posting Komentar