بسم الله الرحمان الرحيم
💡Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menerangkan (keadaan) setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakan kaum Ya’juj dan Ma’juj,
“Lalu Allah mengirimkan hujan. Tidak dapat menghindar darinya satu rumah pun, baik rumah dari tanah liat maupun dari bulu. Allah Subhanahu wa Ta’ala membasuh bumi ini sampai menjadi seperti cermin. Lalu diperintahkan kepada bumi, ‘Tumbuhkan buah-buahanmu dan kembalikanlah keberkahanmu.’
Pada masa itu sekumpulan manusia cukup (kenyang) memakan satu buah delima. Mereka pun dapat bernaung di bawah kulitnya. Susu mereka juga diberkahi, sampai-sampai satu ekor unta betina yang banyak susunya cukup untuk sekian kabilah manusia. Satu ekor sapi betina yang banyak susunya cukup untuk satu kabilah. Satu ekor kambing betina yang banyak susunya cukup untuk satu kabilah kecil. Seekor sapi jantan harganya sekian dari harta, dan satu ekor kuda hanya beberapa dirham.”
💡Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sangat beruntung kehidupan setelah turunnya Al-Masih. Sangat beruntung kehidupan setelah Al-Masih. Langit diberi izin untuk menurunkan hujan. Bumi diberi izin untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Sampai-sampai, seandainya engkau menaburkan biji di batu yang halus, niscaya dia akan tumbuh. Tidak ada kekikiran. Tidak ada kedengkian dan kebencian. Setiap binatang yang berbisa dihilangkan bisanya.
Terwujudlah keamanan di muka bumi sehingga harimau-harimau dapat digembala bersama unta, macan bersama sapi, dan serigala bersama kambing. Bahkan, anak-anak bermain ular dan tidak membahayakan mereka. Sampai-sampai bayi memasukkan tangannya ke mulut ular, dan ular tidak menggigitnya. Bayi perempuan membuka mulut harimau untuk melihat giginya, tetapi harimau itu tidak mencelakainya. Serigala berada di tengah-tengah kambing seolah-olah ia sebagai anjing penjaganya.
Bumi dipenuhi kedamaian seperti dipenuhinya bejana dengan air. Kata-kata mereka satu (sepakat) sehingga tidak ada yang diibadahi (disembah) selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Peperangan meletakkan bebannya. Bangsa Quraisy mengambil kerajaannya. Lalu dikatakan, ‘Bumi menjadi semacam bejana yang terbuat dari perak (yakni hidangan) yang mengeluarkan tumbuhan, tumbuhannya sama (seperti) di masa Adam’.”*
* Tinggi Nabi Adam 'alaihissalam adalah 60 hasta, sekira 27 meter, sebagaimana tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan di sekitarnya juga tinggi-tinggi dan besar-besar, sarat dengan berkah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena pada masa Nabi Adam 'alaihissalam belum ada manusia yang berbuat kesyirikan, meskipun kemaksiatan tetap ada. Kesyirikan pertama kali muncul setelah lewat 10 generasi manusia, yaitu pada zaman Nabi Nuh 'alaihissalam, sehingga Allah 'Azza wa Jalla memusnahkan seluruh manusia pada masa itu, menggantinya dengan anak keturunan Nabi Nuh 'alaihissalam yang menyebar ke seluruh penjuru dunia pada masa kita sekarang. Informasi ini disepakati oleh seluruh Ahli Sejarah Dunia, (pen blog)
oOo
Disalin dengan editan dari;
🌏 https://asysyariah.com/nabi-isa-membunuh-dajjal/
🌎 simpellink.com/salafyonline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar