Sabtu, 03 Juli 2021

HUKUM KREDIT RUMAH DENGAN BANK SYARI'AH YANG TAK SYAR'I

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Seringkali kaum muslimin terkecoh dengan slogan BANK SYARI'AH.  Padahal tata cara / aturan yang diterapkan di dalamnya tidak sesuai dengan Syariat Islam, masih mengacu pada Bank Konvensional.  Sehingga, perlu kehati-hatian setiap individu muslim agar tidak terjebak ke dalam sistem / tata cara ribawiyah.  Karena dosanya sangat besar.


Pertanyaan;

Bismillaah, Afwan ustadz izin bertanya, bagaimana tentang perumahan KPR yang bekerja sama dengan bank syariah. 

Polanya begini ustadz;

1. Pengajuan kredit KPR 

2. Diurus pihak developer

3. Survei

4. Acc (beberapa ada yg pakai DP / uang muka)

5. Akad kredit (bersama bank syariah dengan perjanjian pembayaran sekian tahun)

6. Penerimaan kunci

7. Menempati perumahan yang masih kredit

8. Pembayaran selama 20 tahun kepada bank yang bersangkutan.

9. Ada denda dan sita pada rumah tersebut (disita jika s.d 3 bulan tidak  sanggup membayar).

Jazakallaahu khairan, ustadz


Jawaban;

Al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman Ibnu 'Umar hafizhahullah,

Ini tidak diragukan lagi namanya adalah riba jahiliah.  Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, 

إن ربا أهل الجاهلية يبيع الرجل البيع إلى أجل مسمى فإذا حل الأجل ولم يكن عند صاحبه قضاء زاد وأخر عنه

"Sesungguhnya riba jahiliah itu, seseorang membeli barang dengan utang sampai batas yang ditentukan. Apabila telah jatuh tempo dan si penghutang belum bisa membayar, maka utangnya ditambah, dan batas pembayarannya diakhirkan." (Fath Al-Bārī, jilid 4, hlm. 313). 

Di dalam bimbingan Islam, tatkala seseorang  belum mampu menunaikan utangnya, maka wajib bagi yang menghutangi memberi tenggang waktu hingga dia beroleh kemudahan.  Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan firman Allah 'Azza wa Jalla

وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Dan jika (orang yang berutang itu) berada dalam kesulitan, maka berilah tangguh sampai dia lapang." (Al-Baqarah:  280).

Beliau berkata,

لا كَمَا كَانَ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُ أَحَدُهُمْ لِمَدِينِهِ إِذَا حَلَّ عَلَيْهِ الدَّيْنُ: إِمَّا أَنْ تَقْضِيَ وَإِمَّا أَنْ تُرْبِيَ

"Tidak sebagaimana orang-orang jahiliah dahulu;  Salah seorang dari mereka berkata kepada si penghutang, apabila telah jatuh tempo, 'Lunasilah atau jika tidak utangmu bertambah!.' (Tafsir surah Al-Baqarah: 280). 

Maka semestinya bagi setiap muslim menjauhi mu'amalah yang seperti ini karena itu adalah Riba, hendaknya bertaubat kepada Allah bagi yang melakukannya.  Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 

فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ فَأْذَنُوا۟ بِحَرْبٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ

"Jika kalian tidak meninggalkan sisa riba, maka ketahuilah Allah dan RasulNya menyatakan perang." (Al-Baqarah:  279). 

Jika Allah 'Azza wa Jalla telah nyatakan perang, maka kebahagiaan macam apalagi yang bisa diharapkan? Wallahulmusta'aan  (Hanya Allah sajalah tempat memohon pertolongan).

oOo

Disadur dari;

HUKUM KREDIT RUMAH (KPR) YANG BEKERJA SAMA DENGAN BANK SYARI'AH

✉️ Publikasi: https://t.me/TJMajmuahFudhail



Tidak ada komentar:

Posting Komentar