Senin, 04 Maret 2019

128 PERILAKU DAN AKHLAK JAHILIYAH (Masalah ke-53)




"MELAKUKAN TIPU MUSLIHAT UNTUK MENGGUGURKAN SYARIAT ALLAH"
بسم الله الر حمان الر حيم

Mereka melakukan tipu muslihat, baik secara lahir maupun bathin di dalam menolak apa yang telah datang kepada para Rasul, seperti firman Allah,
. . .ومكروا ومكر الله  / “Wamakaruu wamakarallahu” / “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu.”  
(QS. Ali-Imran;  54), dan makna firman Allah Azza wa Jalla,
“Segolongan lain dari ahli kitab berkata (kepada sesamanya), ‘Tampakkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang yang beriman (sahabat-sahabat Rasulullah) pada permulaan siang, dan ingkarilah ia pada akhirnya.”  
(QS. Ali-Imran;  72)

SYARAH (PENJELASAN)
Di antara perbuatan orang-orang jahiliyah dari kalangan ahli kitab dan ummiyyin adalah melakukan tipu muslihat untuk mengubah syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala.  Tujuannya untuk berlepas diri darinya, dan kembali kepada kekufuran serta kesesatan mereka.  Hal ini disebabkan karena mereka tidak mampu secara terang-terangan (untuk menentangnya), sehingga mereka melakukan tipu muslihat secara sembunyi-sembunyi dan licik.  Makna firman Allah Subhanahu wa ta’ala tentang mereka,
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu.  Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”  
(Ali-Imran;  54)
Makar adalah menyusupkan sesuatu yang dibenci (kebathilan) dengan cara yang tersembunyi.  Kaum Yahudi ketika hendak membunuh Al-Masih Isa bin Maryam ‘alaihissalam – yang memang kebiasaan mereka adalah membunuh para Nabi, mereka pun pergi kepada seorang raja kafir penyembah berhala.  Mereka kemudian berkata kepadanya, “Sesungguhnya Isa bin Maryam akan mengubah hukum-hukum-mu jika kamu membiarkannya.”
Sang raja pun mengirim beberapa orang untuk membunuh Al-Masih.  Lalu mereka masuk ke tempatnya untuk membunuhnya, akan tetapi Allah Jallaa Jalaluhu, membalas (makar) mereka untuk (melindungi) Nabi-Nya.  Allah kemudian menyerupakan wajah salah seorang pengikut Isa dengan wajah Beliau ‘alaihissalam.  Dan dia (orang itu) mengorbankan dirinya (untuk diserupakan dengan Nabi Isa), demi mengharap pahala dari Allah, sehingga seakan-akan dia adalah Al-Masih.
Mereka lalu menangkapnya, membunuhya dan menyalipnya di atas sepotong kayu.  Mereka menyangka bahwa dia adalah Al-Masih, padahal Allah telah mengangkat Al-Masih kepada-Nya disaat Beliau ‘alaihissalam berada di tengah-tengah mereka, akan tetapi mereka tidak menyadarinya.  Oleh karena itu Allah berfirman (artinya),
“Padahal mereka tidak membunuhnya, dan tidak (pula) menyalibnya.  Tetapi ( yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.”  (An-Nisa;  157)
(Ayat di atas merupakan bagian penjelasan) dari makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu.”  
(QS. Ali-Imran;  54)
Hal ini merupakan balasan, dan suatu bentuk keadilan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, berbeda dengan makar yang dilakukan makhluk.  Sebab makar dari makhluk itu adalah suatu kezhaliman, bukan merupakan sebuah kebenaran (keadilan).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya),
“Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya), ‘Perlihatkanlah (seakan-akan) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang yang beriman (sahabat-sahabat Rasulullah) pada permulaan siang, dan ingkarilah ia pada akhirnya.’”  
(QS. Ali-Imran;  72)
(Ayat ini menerangkan) makar dari orang-orang Yahudi juga.  Ketika Nabi berhijrah ke Madinah dan telah nampak Agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengalahkan kaum musyrikin pada perang Badar pada hari Al-Furqan (Pembeda antara yang haq dengan yang bathil), dan ketika kaum Yahudi mulai merasa lemah untuk menghalangi manusia dari Agama Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mulailah mereka melancarkan gerakan tipu muslihat dan makar.
Berkatalah sekelompok orang dari mereka, ‘Masuklah kalian ke dalam Islam di awal waktu siang, dan jika berada di akhir siang keluarlah kalian dari Islam.  Serta katakanlah, ‘Kami tidak menjumpai di dalam Ajaran Muhammad suatu kebaikan pun’, niscaya manusia akan mengikuti kalian karena kalian adalah Ahli Kitab.  Lalu (pasti) mereka akan mengatakan, ‘Kalau bukan karena mereka (kaum Yahudi) tidak mendapatkan kebaikan di dalam Agama Muhammad – tidaklah mereka akan keluar darinya.’  Mereka mengucapkan hal ini karena taklid (membeo) kepada kalian.”
Allah Subahanahu wa Ta’ala kemudian membongkar langkah-langkah (jahat) mereka dengan firman-Nya (artinya),
“Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya), ‘Perlihatkanlah (seakan-akan) kamu beriman pada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasulullah) pada permulaan siang.’ “  (Ali-Imran;  72)
وجه النهار  / “Wajhu an-nahar” / “permulaan siang”, artinya di awal siang.
وجه الشء  / “Wajhu as-syai i” , artinya awal atau terdahulunya sesuatu.
Oleh karena itu, setiap orang yang melakukan tipu muslihat untuk mengubah syariat Allah dan membahayakan para Wali-Nya, sesungguhnya dia berada di atas jalan orang-orang jahiliyah.  Demikian pula setiap orang yang bermanis muka kepada Ahlussunnah dan Ahli Tauhid untuk mencapai tujuan-tujuan yang rendah, maka dia berada di atas jalan orang-orang jahiliyah.

oOo
(Disadur dari kitab, “Perilaku dan Akhlak Jahiliyah”, Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi, Syarah; Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar