“MENYERU MANUSIA KEPADA KEKAFIRAN DENGAN ILMU”
بسم الله الر حمان الر حيم
Mereka menyeru manusia kepada kekafiran dengan
ilmu.
SYARAH
(PENJELASAN)
Contoh lain
dari para dai penyesat adalah, mereka yang mengajak manusia untuk berpaling
dari kebenaran dalam keadaan mengetahui bahwa hal tersebut sesat. Mereka melakukan ini karena dengki dan
menentang (Agama Allah).
Selain jenis ini, ada juga jenis dai penyesat
yang lain, yaitu mereka yang menyeru manusia kepada kebathilan sementara mereka
tidak mengetahui kebenaran.
Kedua
(jenis dai) ini sama-sama membahayakan.
Dan mereka mengatakan kepada manusia, “Kafirlah kalian!” Hanya saja, mereka mendatangi manusia dengan
cara kamuflase, zhahirnya baik sedang hatinya kafir (busuk). Demikianlah tabiat para dai penyesat itu. Contohnya adalah, sebagaimana Iblis
mendatangi kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam ketika mereka sedang berkabung
akibat meninggalnya beberapa orang shalih di antara mereka. Dia (Iblis) mempengaruhi mereka agar sesat
melalui jalan agama dengan berkata, “Buatlah gambar-gambar mereka. Sehingga ketika kalian melihatnya (gambar
tersebut), maka kalian akan semakin bersemangat dalam beribadah kepada
Allah. Dan juga akan mengingatkan kalian
tentang keadaan mereka dan agama mereka, sehingga dapat menambah semangat kalian
dalam beribadah.”
Iblis mendatangi mereka dengan jalan sebagai
seorang pemberi nasihat dan mengajarkan agama. Padahal sesungguhnya yang dia inginkan dengan
gambar itu adalah, berdirinya patung (berhala) yang disembah. Dan ketika ulama telah banyak yang meninggal dunia, dan generasi pun berganti, lalu
muncul generasi yang bodoh (dalam masalah agama), maka syaithan berkata kepada
mereka, “Sesungguhnya nenek moyang kalian tidaklah membuat gambar-gambar ini
kecuali untuk disembah, dan dengannya mereka meminta hujan.” Kemudian generasi itu menyembahnya sebagai
sesembahan selain Allah ‘Azza wa Jalla.
Demikianlah perilaku para dai penyesat. Mereka tidak mengajak manusia (kepada
kesesatan) dengan ajakan yang terang-terangan, tetapi mereka mengajaknya dengan
cara kamuflase. Mereka menampilkan
kesesatan dengan kemasan yang baik di hadapan manusia, kemudian pada akhirnya
mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Para dai
sesat tersebut ketika mengajak manusia kepada kesyirikan dengan menyembah
kuburan, tidaklah mereka akan mengatakan kepada manusia, “Sembahlah kuburan ini.” Tetapi mereka akan mengatakan, “Mereka itu
adalah para wali dan orang-orang shalih.
Mereka memiliki kedudukan di sisi Allah Subahanahu wa Ta’ala. Dekatkanlah diri kalian kepada mereka, dengan
tujuan agar mereka bisa mendekatkan diri kalian kepada Allah, dan agar mereka
menjadi perantara antara kalian dengan Allah ‘Azza wa Jalla.
Iblis dan bala tentaranya mendatangi manusia
dengan metode ini. Yaitu seruan untuk
mencintai orang-orang shalih, serta menjadikan mereka sebagai perantara dan
penghubung di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.
Sehingga pada akhirnya mereka menyembah kuburan dengan tipu daya
syaithan. Maka, jadilah mereka
menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Para dai
kekufuran menyeru manusia dengan cara yang bermacam-macam. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui –
dan membantahnya, kecuali Ahli Ilmu (para ‘Ulama). Dengan demikian tampaklah dengan jelas kedua
sisi masalah ini, bahwa dai penyesat itu terbagi menjadi 2 (dua) golongan
yaitu;
1. 1. Dai yang
menyeru manusia tanpa dasar ilmu.
2. 2. Dai yang
mengajak manusia untuk menyelisihi kebenaran, sedangkan dia mengetahuinya.
Dai yang
pertama SESAT, sedangkan dai yang kedua FASIK.
oOo
(Disadur
dari kitab, “Perilaku dan Akhlak Jahiliyah”, Al-Imam Muhammad bin
Abdul Wahhab At-Tamimi, Syarah; Dr.
Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar