Kamis, 07 Maret 2019

128 PERILAKU DAN AKHLAK JAHILIYAH (Masalah ke-75)



“MENYERU MANUSIA KEPADA KEKAFIRAN DENGAN ILMU”
بسم الله الر حمان الر حيم

Mereka menyeru manusia kepada kekafiran dengan ilmu.

SYARAH (PENJELASAN)
Contoh lain dari para dai penyesat adalah, mereka yang mengajak manusia untuk berpaling dari kebenaran dalam keadaan mengetahui bahwa hal tersebut sesat.  Mereka melakukan ini karena dengki dan menentang (Agama Allah).
Selain jenis ini, ada juga jenis dai penyesat yang lain, yaitu mereka yang menyeru manusia kepada kebathilan sementara mereka tidak mengetahui kebenaran.
Kedua (jenis dai) ini sama-sama membahayakan.  Dan mereka mengatakan kepada manusia, “Kafirlah kalian!”  Hanya saja, mereka mendatangi manusia dengan cara kamuflase, zhahirnya baik sedang hatinya kafir (busuk).  Demikianlah tabiat para dai penyesat itu.  Contohnya adalah, sebagaimana Iblis mendatangi kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam ketika mereka sedang berkabung akibat meninggalnya beberapa orang shalih di antara mereka.  Dia (Iblis) mempengaruhi mereka agar sesat melalui jalan agama dengan berkata, “Buatlah gambar-gambar mereka.  Sehingga ketika kalian melihatnya (gambar tersebut), maka kalian akan semakin bersemangat dalam beribadah kepada Allah.  Dan juga akan mengingatkan kalian tentang keadaan mereka dan agama mereka, sehingga dapat menambah semangat kalian dalam beribadah.”
Iblis mendatangi mereka dengan jalan sebagai seorang pemberi nasihat dan mengajarkan agama.  Padahal sesungguhnya yang dia inginkan dengan gambar itu adalah, berdirinya patung (berhala) yang disembah.  Dan ketika ulama telah banyak yang meninggal dunia, dan generasi pun berganti, lalu muncul generasi yang bodoh (dalam masalah agama), maka syaithan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya nenek moyang kalian tidaklah membuat gambar-gambar ini kecuali untuk disembah, dan dengannya mereka meminta hujan.”  Kemudian generasi itu menyembahnya sebagai sesembahan selain Allah ‘Azza wa Jalla.
Demikianlah perilaku para dai penyesat.  Mereka tidak mengajak manusia (kepada kesesatan) dengan ajakan yang terang-terangan, tetapi mereka mengajaknya dengan cara kamuflase.  Mereka menampilkan kesesatan dengan kemasan yang baik di hadapan manusia, kemudian pada akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Para dai sesat tersebut ketika mengajak manusia kepada kesyirikan dengan menyembah kuburan, tidaklah mereka akan mengatakan kepada manusia, “Sembahlah kuburan ini.”  Tetapi mereka akan mengatakan, “Mereka itu adalah para wali dan orang-orang shalih.  Mereka memiliki kedudukan di sisi Allah Subahanahu wa Ta’ala.  Dekatkanlah diri kalian kepada mereka, dengan tujuan agar mereka bisa mendekatkan diri kalian kepada Allah, dan agar mereka menjadi perantara antara kalian dengan Allah ‘Azza wa Jalla.
Iblis dan bala tentaranya mendatangi manusia dengan metode ini.  Yaitu seruan untuk mencintai orang-orang shalih, serta menjadikan mereka sebagai perantara dan penghubung di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.  Sehingga pada akhirnya mereka menyembah kuburan dengan tipu daya syaithan.  Maka, jadilah mereka menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Para dai kekufuran menyeru manusia dengan cara yang bermacam-macam.  Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui – dan membantahnya, kecuali Ahli Ilmu (para ‘Ulama).  Dengan demikian tampaklah dengan jelas kedua sisi masalah ini, bahwa dai penyesat itu terbagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu;
1.       1. Dai yang menyeru manusia tanpa dasar ilmu.
2.       2. Dai yang mengajak manusia untuk menyelisihi kebenaran, sedangkan dia mengetahuinya.
Dai yang pertama SESAT, sedangkan dai yang kedua FASIK.

oOo
(Disadur dari kitab, “Perilaku dan Akhlak Jahiliyah”, Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi, Syarah; Dr.  Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar