بسم الله الرحمان الرحيم
(Al-Imam Al-Barbahari rahimahullah)
* Akal dan panca indera manusia hanya dibebani tugas untuk memahami syari'at Allah (Al-Qur'an dan As-Sunnah) dengan benar dan lurus (shahih), lalu mengamalkannya dalam kehidupan, bukan untuk menghakimi (mengutak-atik) syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah sempurna tersebut.
Bahkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun tidak diberikan wewenang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala menyisipkan pendapat pribadi Beliau ke dalam syari'at Islam. Semuanya hanyalah Wahyu (Allah) yang diwahyukan kepada Beliau.
Seperti yang Dia Subhanahu firmankan;
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى
"Dan tidaklah yang dia (Muhammad) ucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
(QS. An-Najm; 3-4)
Baca juga artikel, MASALAH IMAN BUKAN MASALAH SELERA, dan KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA, (pen blog).
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar