Jumat, 18 Oktober 2024

DIANTARA TANDA KEMULIAAN JIWA

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

✍🏻  Berkata Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah:

ﺟﻮﻫﺮ ﺍﻟﻤـــــــﺮﺀ ﻓﻲ ﺛﻼﺙ:

ﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﻔـــــﻘـﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﻋﻔﺘﻚ ﺃﻧﻚ ﻏﻨﻲ،

ﻭﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﻐﻀـﺐ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻚ ﺭﺍﺽ،

ﻭﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﺸﺪﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻚ ﻣﺘﻨﻌﻢ.

"Kemuliaan jiwa seseorang ada pada tiga perkara:

Menyembunyikan kefakiran, hingga orang lain menyangka bahwa engkau berkecukupan.

Menyembunyikan kemarahan, hingga orang lain menyangka bahwa engkau ridha.

Menyembunyikan penderitaan, hingga orang lain menyangka bahwa engkau hidup enak (senang)."

📚  Manaqib Asy-Syafi'i, jilid 2 hlm. 188

Dalam menjalani kehidupan sehari-harinya beliau pernah berkata;

"Bila aku memiliki kebutuhan pokok pada hari ini, maka tersingkirlah kegelisahanku wahai Abu Sa'id.  Tak terpikir lagi dalam benakku kegelisahan untuk besok, karena besok pasti ada rezeki yang baru.  Aku pasrah bila Allah menghendaki suatu urusan, akan aku tinggalkan apa yang aku inginkan demi yang Dia (Allah) inginkan."

(DiwannyaImam Syafi'i, hal 61)


Di Indonesia, mayoritas muslimnya mengikuti madzhab Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah.  Kalau mau jujur, betapa tingginya maqam beliau di sisi Allah 'Azza wa Jalla dibandingkan dengan kita yang tidak ada apa-apanya, (pen blog).

(Baca artikel, KENAPA MEREKA ZUHUD?)

oOo

Disalin dengan editan dari;

 http://telegram.me/ForumSalafy

DO'A PEMUPUS KESUSAHAN

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, salah seorang dari dua kekasih Allah Subhanahu wa Ta'ala yang teristimewa (Khalilullah) disamping Rasul Ibrahim 'alaihissalam, mengajarkan do'a pemupus kesusahan kepada umatnya.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

اللهمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا، وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا

Allahumma Laa sahla illaa maa ja'altahu sahlan, wa anta taj'alul hazna idzaa syi'ta sahlan


“Ya Allah, tidaklah ada kemudahan, kecuali apa yang Engkau jadikan mudah.  Dan Engkaulah yang menjadikan kesedihan (kesulitan) ini menjadi mudah, jika Engkau kehendaki.” 

📚   HR. Ibnu Hibban,  no. 974

(As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 2886)


oOo

Disalin dengan editan dari;

Al-Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah 

Kamis, 17 Oktober 2024

TUJUAN PENGUCAPAN SALAM

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Berkata Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah,

"Mengucapkan salam artinya, mendoakan (seseorang) dengan keselamatan dari segala malapetaka.

Jadi, jika engkau mengucapkan  Assalamu'alaik kepada seseorang artinya kamu sedang mendoakan kebaikan untuknya, agar Allah memberinya keselamatan dari segala malapetaka; keselamatan dari penyakit, kegilaan (Segala macam bentuk penyakit gila;  Gila jiwa, gila harta, gila wanita, gila jabatan, gila hormat, gila dunia dll, sehingga memudahkan jalannya ke Surga Allah 'Azza wa Jalla, pen blog), kejahatan manusia, kemaksiatan, penyakit-penyakit hati, dan keselamatan dari Neraka."*

Syarah Riyadhus Shalihin: 4 /380


*  Sehingga, tidak bisa disamakan atau disejajarkan dengan ucapan salam dari agama-agama lain di luar Islam.  Tidak juga untuk digabung-gabungkan, atau diucapkan bersama-sama, karena keduanya (antara Islam dengan segala sesuatu diluarnya) jauh berbeda bagaikan bumi dengan langit.  Permasalahan ini di sisi orang awam terlihat sepele dan ringan saja untuk diucapkan, akan tetapi di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dosanya sangat besar dan fatal, karena dapat mengeluarkan seseorang keluar dari Agama Islam (murtad), (pen blog)

(Baca artikel, SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN, dan KECEMBURUAN ALLAH TERHADAP HAMBA)


oOo

Disalin dengan editan dari;

🌏https://t.me/Fawaid_Salafy

Selasa, 15 Oktober 2024

APRESIASI TAHUNAN PENULIS KEPADA PARA PEMBACA BLOG BENANG MERAH 129 BUAH ILMU

 


بسم الله الرحمن الرحيم

اسلام عليكم ورحمه الله وبركاته 

Sambutan yang cukup hangat dari para Pembaca Blog BENANG MERAH 129 BUAH ILMU mendorong kami untuk mengucap syukur alhamdulilah ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, meskipun sering mendapat gangguan SPAM dari Iblis dan Syaithan (golongan Jin dan manusia) yang tidak menginginkan tersebarnya kebenaran di tengah orang banyak.

Kesempatan baik ini sekaligus sebagai laporan perkembangan kami kepada para Pembaca yang budiman di seluruh dunia, disamping apresiasi dan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya.  

Gambaran data statistik yang terus meningkat dapat penulis cantumkan sebagai berikut (Google Analystics);

1. Indonesia 89,4 rb.

2. Amerika Serikat 46,7 rb.

3. Jerman 14 rb.

4. Prancis 4,71 rb.

5. Kanada 2,87 rb.

6. Portugal 2,18 rb.

7. Israel 1,36 rb.

8. Singapura 1,28 rb

9. Ukraina 895.

10. Uni Emirat Arab 872.

11. Swedia 760.

12. Irlandia 714.

13. Jepang 707.

14. Rusia 699.

15. Wilayah Tidak Dikenal 600.

16. Malaysia 593.

17. India 512.

18. Thailand 425.

19. Lainnya 14,1 rb

Akhirul Kalam, penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan atau keterbatasan ilmu kami.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan berkahNya kepada kita semua, Amiin.


Wassalam dan hormat kami (penulis),

Drh. EZIE CATRI / Abu Reyhan.

AJARI ANAK-ANAK KITA PENTINGNYA BERDO'A

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

قال الشيخ محمد بن غالب العمري حفظه الله:

"‏علموا الأبناء أهمية الدعاء،

علموهم ألفاظه،

علموهم آدابه،

علموهم أن يناجوا ربهم في تيسير العبادة لهم،

وفي تفريج همومهم الدراسية وغيرها،

علموهم أن يطلبوا منه كل شيء،

علموهم أن الدعاء هو من أعظم الأسباب التي يبذلها العبد لتحصيل حاجته."


Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Ghalib Al-'Umari hafizhahullah;

"Ajarilah anak-anak akan pentingnya berdo'a,

Ajarilah mereka lafaz-lafaznya,

Ajarilah mereka adab-adabnya,

Ajarilah mereka memohon kepada Rabb mereka, agar mereka dimudahkan dalam beribadah,

Agar mereka dimudahkan dari kesulitan-kesulitan belajar dan lainnya,

Ajarilah mereka untuk meminta segala sesuatu kepada Rabb mereka,

Ajarkan pada mereka bahwa do'a termasuk dari sebab yang paling besar, yang diusahakan oleh seorang hamba untuk mendapatkan hajatnya."

oOo

Disalin dengan editan dari;

https://t.me/belajar_beramal

MEDIA TUMBUH-TANAM PKI

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Dalam kegiatan praktikum Bakteriologi dan Virologi di laboratorium lazim disediakan media tanam untuk menumbuh kembangkan bakteri atau virus yang sedang diamati (diteliti).  Wadah untuk menumbuhkan bakteri atau virus ini disebut cawan petri, sedangkan tempat tumbuhnya disebut media tanam.
Dalam kehidupan global, cawan-cawan petri ini bisa diibaratkan partai politik, yang sering dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk menyelundupkan dan mengembangbiakkan "Bakteri atau virus" (baca; Ajaran sesat) yang akan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.


Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965 hanyalah klimaks pergolakan fisik partai berlambang palu arit ini di Indonesia, tapi pergerakan bawah tanah (terselubung) untuk menyemai kembali ajaran komunisme lewat kendaraan politik (partai) dapat terjadi kapan saja.
Meskipun Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menghancurkan makar mereka.
Dan, rakyat Indonesia pun bersepakat untuk mengubur ajaran komunisme / PKI selamanya.  Ideologi, organisasi, atribut partai dan segala bentuk kegiatan PKI dilarang di wilayah Republik Indonesia.
Hingga Majelis Permusjawaratan Rakjat Sementara (MPRS) waktu itu membuat Tap MPRS Nomor XXV/MPRS/1966, tentang pelarangan PKI.

Pelarangan PKI di Indonesia tidak serta merta membuat paham komunisme itu musnah dari bumi Ibu Pertiwi.
Partai hanyalah kendaraan politik yang bisa diganti kapan saja.
Komunisme sebagai ajaran dan ideologi bisa muncul dan hidup terus bila media kehidupannya tersedia.  Bahkan, tanpa partai baru pun mereka mampu menyelinap (baca; nebeng) ke berbagai partai yang ada sekarang, mencari tempat yang kira-kira aman, untuk kemudian konsolidasi, termasuk masalah struktural partai tentunya.  Baru kemudian melangkah ke struktur kabinet (Menteri).  Harus diakui itu sebagai suatu strategi politik yang sering digunakan.
Siapa yang bisa menjamin partai yang anda geluti sekarang bebas dari bibit-bibit ajaran komunisme?

Maka satu-satunya jalan untuk menghambat tumbuh kembangnya ajaran PKI di Indonesia, jangan sediakan medianya, paling tidak dipersempit, tetap tingkatkan kewaspadaan, atau minimal anda menjaga keselamatan diri pribadi, keluarga dan teman dekat anda dari pengaruh buruknya.  Jangan sampai anda terlena dengan kemewahan hidup, termakan tipu daya dunia, tahu-tahu tangan PKI dengan kuku-kuku panjang dan tajamnya telah mencengkram tengkukmu.  

Anggap saja nasihatku ini untuk sesama kaum muslimin yang harus saling menyayangi dengan cara; watawaa saubil haqqi - watawaa saubishshabri (saling berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran) bukan menina bobokkanmu dengan racun puja-puji.

Laa haula walaa quwwata illa billah.

(Baca artikel, DILEMA BERPARTAI DALAM ISLAM)

(pen blog, dari berbagai sumber)

oOo

LIBERALISME MERUSAK CARA PANDANG ISLAM

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Patung Liberty yang menjulang di tepian sungai Seine, di Paris - Prancis adalah lambang Kebebasan kehidupan manusia.
Ideologi Liberalisme adalah paham yang menghendaki kebebasan manusia dalam berpikir dan berbuat sebebas-bebasnya, dipandu akal dan perasaan masing-masing manusia, siapapun manusianya.


Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas atau dalam bahasa Inggris disebut liberty yang artinya kebebasan.
Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak menentang penindasan, serta hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik.
Seakan dengan melepas kendalikan seluruh aspirasi kemanusiaan akan tercipta keharmonisan hidup sesama manusia, bahkan mewujudkan Surga (versi mereka) di planet bumi.

Paham liberal sebagai reaksi (baca; perlawanan) dari penindasan yang dulu dilakukan oleh kaum bangsawan (darah biru) dan agamawan pada masa perkembangan feodalisme dalam pemerintahan monarki absolute.  Pendukung utama paham liberal adalah kaum borjuis (tuan tanah) dan kaum-kaum terpelajar kota.

Mengutip Heru Nugroho dalam penelitiannya di Jurnal Ilmiah Bestari dengan judul Tinjauan Kritis Liberalisme dan Sosialisme (Vol. 13, 2000: 2), paham liberalisme mulai bersemi pada abad ke-18 dan 19 di Prancis dan Inggris.
Sebagai suatu gerakan, liberalisme dimulai pada masa renaissance (Abad Pembaruan di Benua Eropa, kurun 14 - 17 M, pen blog) yang memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau agama.  Pada masa itu, kekuasaan raja, bangsawan, dan gereja mendominasi seluruh kehidupan masyarakat di sana.
Rakyat tidak dibiarkan memiliki kebebasan dalam berpendapat dan berbuat.  Keadaan tertekan ini menimbulkan kritik dan reaksi dari berbagai kalangan yang menginginkan kebebasan dalam seluruh sisi kehidupan manusia.
---
Dwi Siswanto dalam penelitiannya berjudul Konvergensi antara Liberalisme dan Kolektivisme sebagaiDasar Etika Politik di Indonesia dalam Jurnal Filsafat (Vol. 38, 2004: 270), menyebutkan bahwa ada empat unsur yang mendorong lahirnya liberalisme;
1. Perkembangan ilmu pengetahuan. 

2. Pemanfaatan (kemampuan) alat-alat teknologi (semaksimal mungkin).
3. Perubahan sosial (budaya).
4. Timbulnya kesadaran untuk memperbaharui cara (gaya, trend) hidup manusia.
Salah satu peristiwa yang membidani lahirnya liberalisme di Eropa adalah Revolusi Industri di Inggris.

Ciri-ciri Liberalisme
Mengutip Dwi Siswanto (Jurnal Filsafat, Vol. 38, 2004: 271), disebutkan ada lima ciri liberalisme:
* Bentuk pemerintahan demokrasi adalah yang terbaik.
* Masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh.
* Pengaturan yang dilakukan pemerintah harus dibatasi.
* Kekuasaan seseorang (individual) dinilai sebagai hal buruk dalam kehidupan.
* Kebahagiaan individu adalah tujuan utama.

Penerapan Liberalisme di Dunia
Heru Susanto, menuturkan dalam penelitiannya bahwa pengaruh atau praktik liberalisme yang berjalan dan mempengaruhi kehidupan (manusia) saat ini ditandai dengan munculnya (era) globalisasi.
Globalisasi mengintroduksikan pasar bebas, hiperliberalisasi individu, dan upaya mengurangi peran pemerintah dalam sektor ekonomi.
Pengaruh itu tampak pada perkembangan gaya hidup manusia yang mengikuti perkembangan zaman.
Gaya hidup mewah (hedonisme) dan kebebasan dalam memilih kebutuhan hidup (sebebas-bebasnya) merupakan ciri lain liberalisme.

CARA PANDANG ISLAM
Islam memandang seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia di bumi harus dibatasi.  Tidak bisa dibiarkan lepas bebas begitu saja tanpa kendali, wajib dipandu dengan bimbingan Syari'at (Al-Qur'an dan As-Sunnah Nabinya).  Sesuai perintah dan larangan Dzat Yang menciptakan manusia itu sendiri (Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Kebebasan dan keluasan berpikir manusia hanya boleh dilepaskan dan dibiarkan melanglang buana dalam ranah penciptaan mahkluk (alam semesta) itupun dalam rangka merenungkan, memahami dan mengagungkan Sang Pencipta Jagat Raya dan segala firman-Nya.


Liberalisme adalah pemikiran asing yang coba dimasukkan para pendukung dan penggemarnya ke dalam Islam.  Pemikiran ini sama sekali meniadakan keterkaitan dan keterikatan agama dengan pola (sistem) kehidupan manusia.
Pemikiran liberalisme menganggap agama adalah rantai pemasung kebebasan manusia, sehingga harus dilenyapkan.
Para perintis dan pemikir liberal merancang pokok-pokok ajarannya sedemikian rupa sehingga berada diluar garis (tatanan) seluruh agama yang ada di muka bumi.
Sehingga, liberalisme sangat bertolak belakang dengan Islam.  Tidak sedikit pembatal-pembatal ke-Islaman yang tabu dilakukan umatnya justru menjadi ajaran ideologi ini.
(Baca artikel, SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN)

Diantaranya, menyerukan kepada manusia untuk berhukum dengan selain hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Menghilangkan prinsip Al-Wala (loyalitas) dan Al-Bara’ (berlepas diri dari segala bentuk dosa, maksiat, penyimpangan, ketidak adilan dan kezaliman)
Hakikat sebenarnya dari paham liberalisme, adalah menyeru manusia untuk menanggalkan fitrah (Islam) yang ditanamkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mereka bawa sejak lahir dengan mengikuti pola pemikiran Barat (westernisasi), meninggalkan Agama dan adat-istiadat ketimuran, dengan mendangkalkan aqidah umat Islam.

Dalih (dalil) paling kuat yang mendasari pola pemikiran mereka hanyalah Hak Azasi Manusia yang telah absurd (saru) dengan azas peri kebinatangan.

Pertanyaan pentingnya adalah, "Mungkinkah mengandalkan akal pemikiran dan perasaan manusia yang sangat beragam dan berubah-ubah, serta memiliki kecenderungan tidak bisa diatur ini menyelamatkan kehidupan mereka di dunia dan Akhirat?"

Wallahul muwaffiq.

oOo

Senin, 14 Oktober 2024

MURAH HATI SEBAB DATANGNYA BERKAH DAN TAMBAHAN REZEKI

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Rasulullah ﷺ bersabda,

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ، وَإِذَا اشْتَرَى، وَإِذَا اقْتَضَى

"Semoga Allah merahmati seseorang yang memudahkan ketika menjual, memudahkan ketika membeli, dan ketika menuntut haknya dari orang lain."

(HR. Al-Bukhari, no.2076)


Asy-Syaikh, Al-'Allamah Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah berkata,

فالسماحة في مباشرة المعاملة، و في القضاء و الاقتضاء يرجى لصاحبها كل خير : ديني و دنيوي،

"Sifat murah hati dalam bermu'amalah, membayar hutang, dan menagih hutang, diharapkan pelakunya mendapat seluruh kebaikan, kebaikan Agama maupun dunia.

لدخوله تحت هذه الدعوة المباركة التي لا بد من قبولها

Karena masuknya dia dalam do'a berkah yang pasti dikabulkan.

و قد شوهد ذالك عيانا؛ فإنك لا تجد تاجرا بهذا الوصف إلا رأيت الله قد صب عليه الرزق صبا، و أنزل عليه البركة

Dan telah dipersaksikan secara nyata, bahwa tidaklah kamu melihat seorang pedagang yang memiliki sifat ini, melainkan kamu lihat Allah melimpahkan rizki yang hebat kepadanya, dan Allah turunkan kepadanya berkah.

و عكسه صاحب المعاسرة و التعسير

Dan sebaliknya (Allah tidak curahkan rizki dan berkah) pada orang yang menekan dan mempersulit (orang lain).

و الجزاء من جنس العمل

Dan (memang) balasan itu tergantung dengan jenis amalan."

✒️ [Al-Bahjah: 125]


oOo

Disalin dengan editan dari;

🌏https://t.me/Fawaid_Salafy

Minggu, 13 Oktober 2024

BERPIKIR DAN BERAMALLAH SEBELUM TERLAMBAT

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Berkata salah seorang pemuka dari generasi terbaik Islam, Al-Imam Fudhail bin Iyadh rahimahullah;

"Berpikir dan beramallah sebelum kalian menyesal.*  Janganlah kalian tertipu dengan dunia.  Karena sesungguhnya, yang sehat akan sakit, yang baru akan usang, kenikmatan yang fana, dan yang muda akan tua."

(Az-Zuhd Al-Kabir, 1/496)


*  Penyesalan yang akan dirasakan oleh seluruh manusia maupun Jin.  Semua terjadi begitu cepat - serasa sehari atau setengah hari.

Sedangkan berpikir adalah landasan perbuatan orang-orang yang mengaku memiliki akal.  Semua bentuk kebaikan diawali dengan timbulnya pemikiran dan kehendak.  Dan semua keburukan pun diawali dengan pikiran dan kehendak.  Keduanya bergelut didampingi timbangan akal, perasaan dan syari'at Agama sebagai hakimnya. 

Yang banyak berbuat dosa menyesal karena belum sempat bertobat dan mempelajari Agama Allah dengan benar - sementara  adzab Allah 'Azza wa Jalla telah menunggu di depan mata.  Sedangkan yang beramal shalih menyesal karena belum banyak berbuat kebaikan setelah menyaksikan ganjaran kebaikan yang disediakan Allah Subhanahu wa Ta'ala, (pen blog).

oOo

BUKTI KEBERADAAN ALLAH

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Jejak menunjukkan tanda adanya perjalanan.  Kotoran unta menunjukkan adanya unta.  

Lebih dari itu, langit yang sesak dengan bintang-bintang serta planet, bumi yang memiliki jalan-jalan, lautan yang berombak menunjukkan bukti kuat adanya Yang Maha Menciptakan, Maha Mendengar dan Maha Melihat!


Dikisahkan, ada sekelompok orang dari firqah (sekte) Sumaniyah (kelompok pengingkar adanya Rabb / Tuhan) mendatangi Al-Imam Abu Hanifah.  Mereka berasal dari India. Mereka mendebat Abu Hanifah tentang Sang Pencipta, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.  

Abu Hanifah menjanjikan agar mereka datang kembali setelah satu atau dua hari. 

Mereka pun datang pada hari yang telah disepakati.  Mereka berkata, “Apa yang hendak engkau katakan?” 

Abu Hanifah berkata, “Saya sedang 

memikirkan sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan berbagai rezeki.  Ia datang membelah gelombang laut hingga tiba di sebuah pelabuhan.  Lalu barang-barang itu turun dan kapal pun pergi.  Kapal ini tidak memiliki nakhoda, tidak pula buruh.” 

Mereka berkata, “Engkau berpikir 

demikian?” 

Abu Hanifah menjawab, “Ya.”

Mereka berkata, “Berarti engkau tidak punya akal.  Apakah masuk akal, ada sebuah kapal yang datang tanpa nakhoda, lalu barang-barangnya turun sendiri dan kapal pun pergi?  Ini tidak masuk akal.” 

Abu Hanifah pun berkata kepada mereka, “Bagaimana bisa kalian menganggap itu tidak masuk akal, sedangkan kalian menganggap masuk akal bahwa langit, bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, pegunungan, pepohonan, hewan, dan manusia, semuanya ada tanpa ada yang menciptakan?!” 

Akhirnya mereka sadar bahwa Abu Hanifah sedang mendebat mereka dengan apa yang mereka ketahui. Mereka tidak mampu menemukan jawabannya.

---

Adapun secara pancaindra, keberadaan Allah itu dapat kita buktikan paling tidak dari dua sisi:

1)  Kita sering mendengar berita tentang terkabulnya doa manusia dan pertolongan terhadap orang-orang yang sedang mengalami kesulitan.

Ini jelas menunjukkan adanya Allah (Yang Maha mengabulkan).  Allah  berfirman (artinya),

“Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta pengikutnya dari bencana yang besar (banjir yang menenggelamkan dunia).” 

(QS. Al-Anbiya: 76)

Demikian pula firman-Nya,

"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu dikabulkan-Nya bagimu, “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut.” 

(QS. Al-Anfal: 9)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Anas bin Malik radhiyallahu 'anhubahwa seorang lelaki masuk ke dalam masjid pada hari Jum’at saat Rasulullah sedang berdiri berkhutbah.  Lelaki itu menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, telah binasa harta (hewan ternak) dan perjalanan terhenti (karena lemahnya hewan tunggangan).  Berdoalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu mengangkat kedua tangannya dan berdoa, “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami.  Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami.”

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, “Demi Allah, kami tidak melihat adanya kumpulan awan yang tebal maupun tipis di langit.  Tiada penghalang antara kami dan Bukit Sala’, baik rumah maupun bangunan.  Tiba-tiba, dari arah belakang bukit tersebut muncul sekumpulan awan yang berbentuk seperti perisai (bulat).  Awan tersebut menuju ke arah tengah lalu menyebar dan segera menurunkan hujan.  Demi Allah, kami tidak pernah menyaksikan matahari selama enam hari. 

Jum’at berikutnya, seorang lelaki masuk dari pintu masjid tersebut saat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sedang berdiri berkhutbah. 

Lelaki tersebut mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berdiri lalu berkata, “Wahai Rasulullah, telah binasa hewan ternak (disebabkan air yang melimpah ruah dan sulitnya memelihara hewan tersebut) dan perjalanan terhenti (karena sulitnya menempuh perjalanan yang dipenuhi air, -pen.).  Berdoalah kepada Allah agar menahan hujan tersebut dari wilayah kami.”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya lalu berdoa, “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar (wilayah) kami dan bukan di atas kami.  Ya Allah, turunkanlah hujan di atas perbukitan, pegunungan, di lembah-lembah, serta tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.”

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, “Hujan tiba-tiba berhenti. Kami pun keluar di tengah terik matahari.” 

(Muttafaq ‘alaihi)

Manusia masih terus merasakan terkabulnya doa tatkala mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Semua ini membuktikan bahwa Dia (Allah) benar-benar ada.

2)  Tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang ditampakkan melalui kebenaran para Rasul yang diutus-Nya, yang disebut dengan mukjizat.

Mukjizat para Rasul disaksikan dan didengarkan oleh manusia. Mukjizat adalah urusan yang berada di luar kemampuan manusia. 

Mukjizat tersebut adalah bagian dari 

kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menguatkan para Rasul-Nya. 

Misalnya, mukjizat yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada Nabi Musa 'alaihissalam saat diperintah untuk memukulkan tongkatnya ke lautan yang menyebabkan terbelahnya lautan tersebut dan membentuk dua belas jalan.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya), 

"Lalu Kami wahyukan kepada Musa, 

'Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.'  Terbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar."

(QS. Asy-Syu’ara: 63)

Contoh kedua, mukjizat yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada Nabi Isa 'alaihissalam.

Beliau 'alaihissalam diberi kemampuan menghidupkan orang yang telah mati dan mengeluarkan mereka dari kuburnya, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Allah berfirman (artinya), 

"Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka), 'Sesungguhnya aku telah datang kepadamu membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Rabbmu, yaitu aku membuat untukmu dari tanah sebentuk burung kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah; aku menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada hal itu terdapat tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.” 

(QS. Ali Imran: 49)

Firman-Nya (yang artinya),

"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan, 

'Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu waktu Aku menguatkanmu dengan Ruhul qudus. 

Kamu dapat berbicara dengan manusia sewaktu masih dalam buaian dan setelah dewasa; dan (ingatlah) waktu Aku mengajarimu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu sebentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan izin-Ku.  Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan izin-Ku, dan (ingatlah) waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan izin-Ku, dan (ingatlah) waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, ‘Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata’.” 

(QS. Al-Maidah: 110)

Demikian pula mukjizat yang Allah Subhanahu wa Ta'ala tampakkan kepada Rasul-Nya, Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam tatkala kaum Quraisy meminta beliau shalallahu 'alaihi wa sallam untuk menampakkan tanda kebenaran wahyu Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Beliau bawa.  Beliau pun mengisyaratkan ke bulan, lalu bulan tersebut terbelah menjadi dua. Manusia melihat kejadian yang menakjubkan tersebut.  Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan dalam firman-Nya,

ٱقْتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلْقَمَرُ

وَإِن يَرَوْا۟ ءَايَةً يُعْرِضُوا۟ وَيَقُولُوا۟ سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ

"Iqtarabatis-sā'atu wansyaqqal-qamar

Wa iy yarau āyatay yu'riḍụ wa yaqụlụ siḥrum mustamirr"

"Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.  Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, '(Ini adalah) sihir yang terus menerus.'” (QS. Al-Qamar: 1—2)

Masih banyak mukjizat para Rasul lainnya yang di luar kemampuan manusia.  Semua itu menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala itu ada dan senantiasa memberi pertolongan kepada para Rasul-Nya.

Secara fitrah, yang menunjukkan adanya Allah Subhanahu wa Ta'ala ialah bahwa fitrah setiap hamba meyakini adanya pencipta, tanpa harus berpikir secara mendalam dan waktu yang lama. Tidak ada seorang manusia pun yang keluar dari fitrah ini kecuali yang fitrahnya telah dirusak oleh berbagai pemikiran sesat dan menyimpang. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya),

“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah (Islam). Kedua orang tuanyalah yang menyebabkannya (dia) menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.  Seperti halnya hewan yang melahirkan seekor hewan, apakah engkau melihat telinganya terpotong?” 

(Muttafaq ‘alaihi)

Semua bukti dan petunjuk ini merupakan hujjah yang pasti dan menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala itu ada, Dzat yang menciptakan segala yang ada di Jagad Raya ini, dan hanya Dia sajalah yang berhak untuk disembah.  Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Dia semata. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya),

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan.  Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kalian hanya menyembah kepada-Nya.”

(QS. Fushshilat: 37)

Wallahul Muwaffiq 

(Hanya Allah sajalah Pemberi Hidayah Taufiq)

Sabtu, 12 Oktober 2024

HIBURAN NABI BAGI YANG KEHILANGAN ORANG TERSAYANG

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda, sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman :

ما لِعَبْدِي المُؤْمِنِ عِندِي جَزاءٌ، إذا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِن أهْلِ الدُّنْيا ثُمَّ احْتَسَبَهُ، إلَّا الجَنَّةُ.

“Tiada balasan bagi hamba-Ku apabila Aku mengambil orang yang dicintainya dari penduduk dunia, kemudian dia ridha dan mengharap pahala (sabar) selain dari Surga.”

(HR. Al-Bukhari)


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata :

"Orang yang dicintai dan orang yang istimewa disini seperti anak, saudara, paman, ayah, ibu atau teman.

Yang jelas seorang yang dicintai oleh seseorang dan orang yang istimewa yang memiliki hubungan kuat.

Jika Allah mengambilnya, kemudian ia rela, mengharap pahala, maka tiada balasannya kecuali Surga.

Didalam hadits ini terdapat dalil akan karunia Allah dan kemurahan-Nya kepada hamba Nya.

Karena sesungguhnya segala sesuatu adalah milik-Nya.  Engkau dan orang-orang yang engkau sayangi semuanya adalah milik Allah.

Bersamaan dengan itu jika Allah mengambil kekasih seorang insan, lalu ia rela dan mengharap pahala (sabar), maka ia akan memperoleh pahala yang besar ini (Surga)."

📑  Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 1/112


oOo

Disalin dengan editan dari!

http://telegram.me/ahlussunnahposo

https://mahad-arridhwan.com/nasehat/325

PRINSIP-PRINSIP TAWAKAL

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Ditanyakan kepada Hatim Al-Asham rahimahullah, "Di atas dasar apa engkau membangun prinsip-prinsip tawakal?"

Beliau menjawab, "Di atas 4 (empat) hal;

1. Aku mengetahui bahwa rezekiku tidak akan dimakan oleh orang lain, maka hatiku pun tenang karenanya.

2. Aku mengetahui bahwa amalanku tidak akan dikerjakan oleh orang lain, maka akupun sibuk dengannya.*

3. Aku mengetahui bahwa kematian datang secara tiba-tiba, maka aku senantiasa bersiap-siap menghadapinya.

4. Aku mengetahui bahwa aku tidak pernah lepas dari pengawasan Allah, maka aku malu (berbuat bermaksiat) pada-Nya."

(Siyar A’lamin Nubala’, 11/485)


Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya);

"... Barangsiapa yang oleh Allah 'Azza wa Jalla telah diciptakan baginya salah satu dari dua tempat (Surga dan Neraka), Dia-pun (Allah) telah menyiapkan pula AMALAN untuk mendapatkan salah satu dari dua tempat tersebut."

---

قيل لحاتم الأصم رحمه الله على ما

بنيت أمرك في التوكل؟ 

قال على خصال أربعة : 

- علمت أن رزقي لا يأكله غيري، فاطمأنت به نفسي .

- وعلمت أن عملي لا يعمله غيري، فأنا

مشغول به .

-  وعلمت أن الموت يأتي بغتة، فأنا أبادره.

-  وعلمت أني لا أخلو من عين الله، فأنا مستحي منه.

سير أعلام النبلاء (٤٨٥/١١)

oOo

 Disalin dengan editan dari;

https://t.me/salafi_langkat

ANJURAN SHALAT TOBAT

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya);

"Tidaklah seorang melakukan suatu dosa lalu bersuci dan melakukan shalat dua raka'at, kemudian memohon ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuni dosanya.  Kemudian Nabi membaca ayat (yang artinya);

'Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, merekapun mengingat Allah.'

(QS. Ali Imran; 135)"

(HR. Abu Daud, lihat Shahih Abu Daud, no. 1521)

oOo



Kamis, 10 Oktober 2024

NIKMAT TERBESAR DI BUMI

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Islam adalah nikmat terbesar bagi seluruh manusia dan Jin di bumi, karena beberapa alasan berikut:

1. Islam Satu-Satunya Agama yang Haq di Sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala
Allah berfirman (artinya),
“Sesungguhnya agama yang haq disisi Allah hanyalah Islam.”
(QS. Ali Imran: 19), dan
“Barangsiapa mengharapkan selain Islam, tidak akan diterima darinya, di Akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang merugi.”
(QS. Ali Imran: 85)
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan menerangkan bahwa dalam dua ayat di atas terdapat bantahan terhadap orang-orang yang menyatakan bahwa tiga agama ini;  Yahudi, Nasrani, dan Islam, semuanya benar (sama) dan (masing-masing) akan mengantarkan pemeluknya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Apa yang mereka ucapkan itu adalah dusta dan mengada-ada.
Tidak ada agama yang haq setelah datangnya agama ini selain Islam.  Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diutus dan Islam datang, dihapuslah agama Yahudi dan Nasrani.  Semua agama selain Islam sebelumnya telah diselewengkan manusia, ditahrif (diubah-ubah) dan diganti (dipalsukan). 
‌Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diutus untuk menyempurnakan Islam, sekaligus menghapus (mansukh) agama sebelumnya (Yaudi dan Nasrani) yang telah berakhir masanya.  Tidak ada lagi yang Allah Subhanahu wa Ta'ala ridhai selain Islam.
Barangsiapa yang ingin masuk Surga, berpegang teguhlah pada Islam.
Barangsiapa yang menginginkan selain Islam, tidak ada bagian baginya selain dari Neraka. 

(Syarah Fadhlul Islam)

2. Islam Satu-satunya Agama yang Sempurna.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya),
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, Aku telah sempurnakan nikmat-Ku untuk kalian,
dan Aku ridhai Islam menjadi agama kalian.”

(QS. Al-Maidah: 3)
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan, ayat ini membantah setiap orang yang melecehkan Islam dan mengatakan bahwa Islam tidak cocok untuk setiap tempat dan waktu.
Seperti seruan orang-orang masa kini yang mengatakan bahwa Islam itu hanya untuk generasi yang telah lewat, untuk masa lalu, tidak cocok untuk masa kini (Akhir zaman).  Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian.”
(QS. Al-Maidah: 3)
Ayat ini menunjukkan bahwa Islam cocok untuk setiap zaman dan situasi..."
(Syarah Fadhlul Islam, hlm. 10)
Islam adalah satu-satunya agama yang haq.  Barangsiapa menyatakan boleh memilih agama selain Islam, atau boleh mengikuti selain syariat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (Dengan keridhaan, tanpa perlu memaksa manusia untuk memeluknya, pen blog), dia telah terjatuh pada kekafiran.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
"Telah diketahui dengan pasti dalam agama dan disepakati oleh kaum muslimin bahwa barangsiapa menyatakan seseorang boleh memilih selain Islam atau boleh mengikuti selain syariat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dia telah kafir seperti kafirnya orang yang beriman kepada sebagian isi kitab dan mengingkari sebagiannya."

(Majmu’ Fatawa)


Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab berkata dalam Nawaqidhul Islam, "10 Pembatal keislaman," yang kesembilan:
"Barangsiapa meyakini bolehnya sebagian orang keluar dari syariat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana keluarnya Khidhir dari syariat Nabi Musa 'alaihissalam, berarti dia telah kafir.”
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan menerangkan, orang yang menyatakan bolehnya seseorang keluar dari syariat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana halnya Nabi Khidhir keluar dari syariat Nabi
 Musa adalah pemahaman kaum Sufi ekstrem.  Mereka menyatakan, kalau seorang Sufi telah sampai pada tingkatan ma’rifah, dia tidak lagi
membutuhkan Rasul.  Rasul hanya diutus kepada orang-orang awam. Adapun mereka adalah orang-orang khusus yang telah (melampaui hal itu) sampai kepada Allah.  Sehingga tidak lagi membutuhkan Rasul.
Bahkan, mereka menyatakan bahwa beban (kewajiban) syariat telah gugur dari mereka.
Mereka tidak lagi melaksanakan shalat dan tidak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Menurut mereka, ibadah hanya untuk orang-orang awam.
Demikian juga, tidak ada lagi yang haram bagi mereka.  Halal dan haram
hanya untuk yang masih awam, tidak berlaku bagi mereka.  Mereka boleh melakukan perzinaan, melakukan liwath (hubungan sesama jenis / homoseks), dan perbuatan haram lainnya.
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan 
menyebutkan, termasuk dalam ucapan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah beberapa golongan manusia:
1. Kaum sekuler
Mereka hendak memilah (memisahkan) antara Agama dengan Politik Negara.  Menurut mereka, agama dan ibadah hanya di masjid, sedangkan muamalah dan hukum-hukumnya, serta hukum-hukum politik tidaklah termasuk urusan Agama.
2. Ahlul kalam dan Filsafat
Mereka termasuk dalam ucapan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab karena tidak mau mengambil akidah (keyakinan) dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.  Mereka membangun akidah (keyakinan) mereka di atas dasar ilmu kalam, perdebatan, dan ilmu mantiq.  Ini adalah bentuk keluar dari syariat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam permasalahan yang paling penting, yakni akidah.
Asy-Syaikh Al-Fauzan menerangkan, termasuk pula dalam makna ucapan
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ialah orang yang menyatakan
bahwa syariat Islam hanya untuk masa lampau.  Adapun zaman sekarang, syariat Islam sudah tidak cocok (berlaku) lagi karena ada muamalah (kondisi kekinian) yang tidak tercakup oleh syariat Islam.

(Baca artikel, SEKILAS TENTANG FIQHUL WAQI')
Ucapan mereka bermakna bahwa syariat Islam masih kurang (tidak lengkap) dan tidak berasal dari Dzat Yang Mahabijaksana dan Maha Terpuji.
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan bahwa orang yang berkata demikian tidak diragukan lagi kekafirannya.  Demikian pula orang-orang yang menyangka bolehnya keluar (melepaskan diri) dari syariat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. 

(Dinukil secara makna dari Syarah
Nawaqidhul Islam hlm. 179—182)


Islam adalah agama yang haq dan universal.  Segala budaya atau adat-istiadat, norma, kebiasaan setiap bangsa harus tunduk mengikuti syariat Islam.
Islam yang haq adalah agama yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau ajarkan kepada para Sahabatnya, dan seterusnya sedemikian rupa sampai kepada kita saat ini.
Tidak ada Islam Jawa, tidak ada Islam Sunda, tidak ada pula Islam Nusantara, Islam konservatif, Islam Modern.
Islam yang haq hanya satu, yaitu yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.  Islam yang beliau sampaikan kepada para
sahabatnya hingga sampai kepada kita.
Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Islam yang haq yang Beliau bawa adalah untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia, bahkan jin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya),
“(Para) Nabi sebelumku diutus kepada
kaumnya secara khusus, sedangkan aku diutus kepada seluruh ma
nusia.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Islam adalah satu-satunya agama yang haq.  Barangsiapa tidak mau
menerima Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, dia telah kafir dan di Akhirat nanti termasuk penduduk
Neraka.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersumpah dalam hal ini,
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, tidak ada seorangpun dari umat ini, Yahudi atau Nasrani, yang mendengar tentang diriku, kemudian mati dalam keadaan tidak beriman kepada risalah yang aku bawa, melainksan dia termasuk penduduk Neraka.” 

(HR. Muslim)

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, "Di dunia ini terdapat Surga, barangsiapa yang tidak bisa merasakannya tidak akan memasuki Surga Akhirat."

Yahudi dan Nasrani adalah orang-orang kafir.  Seorang muslim tidak boleh ragu tentang kekafiran Yahudi, Nasrani, dan yang lainnya, apalagi membenarkan jalan mereka.
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebutkan pembatal keislaman yang ketiga, “Orang yang tidak mengkafirkan orang kafir, atau ragu terhadap kekafiran mereka atau membenarkan mazhab mereka.”
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan,
“Sebab, seorang muslim wajib mengkafirkan orang-orang yang telah
dikafirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengkafirkan kaum musyrikin para penyembah berhala dan selain mereka yang menyembah selain Allah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengkafirkan orang-orang yang tidak beriman kepada para Rasul atau sebagian dari mereka, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.  Allah Subhanahu  wa Ta'ala telah mengkafirkan Yahudi, Nasrani, dan para penyembah berhala."

Maka dari itu, seorang muslim wajib meyakini dengan qalbunya tentang
kafirnya mereka, tidak boleh ragu, sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya telah mengkafirkan mereka.  Karena keragu-raguan terhadap kebenaran syari'at Islam tidak hanya sekedar menggoyahkan iman (fasiq), tetapi dapat mencabut hingga ke akar-akarnya (murtad).

Laa haulaa walaa quwwata illa billah.

oOo


Disadur dari tulisan Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak hafizhahullah, di Majalah Asy-Syariah, EDISI KHUSUS, 01, 1437 H, 2016 M)

Rabu, 09 Oktober 2024

MENGENDALIKAN JARI-JEMARI

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

"Simpan kebahagiaanmu, cukup bagimu berbagi (informasi) dengan orang-orang yang telah engkau yakini ketulusannya padamu.  Selain ada hati yang perlu dijaga karena tidak sebahagia dirimu, juga perlu diusahakan agar tidak memancing hati-hati yang hasad (dengki).* 

Tidak perlu seluruh dunia tahu tentang kebahagiaanmu, karena ada yang lebih penting untuk dibagi, yakni ketulusan untuk membahagiakan orang lain semampumu."

(Fawaid Salafy).


* Dalam agama Islam, seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dikenal adanya penyakit 'ain (penyakit pandangan mata).  Hanya dengan memandang seseorang yang memiliki sifat iri-dengki dapat menimbulkan mudharat - bahkan kematian pada orang lain dengan bantuan Jin dan Iblis, (pen blog).

oOo

Selasa, 08 Oktober 2024

JAUH DARI ALLAH ALAMAT KEHANCURAN BANGSA DAN NEGARA

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Tatkala kaum muslimin memiliki pemahaman yang rusak (menyimpang, dangkal) terhadap agama mereka (Islam), maka kelemahan dipastikan akan meliputi mereka dari segenap penjuru, segala kekuatan musuh akan leluasa mengerubungi mereka, seperti orang-orang mengerubungi piring tempat makanan.  Na'udzubillahi min dzalika (kita berlindung kepada Allah dari hal itu).  


Kelemahan kaum muslimin akan berdampak besar terhadap kondisi bangsa dan negara Indonesia, karena mereka adalah mayoritas penduduk negeri ini (87,08 %, data DUKCAPIL 2024, atau 245 juta lebih - dari sekira 280 juta orang penduduk Indonesia).

Oleh karena itu pula, untuk merusak bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, kaum imperialis menggunakan strategi Perang Proksi (Menguasai suatu negara tanpa perlu mengirimkan bala tentara).  Kaum cendekia dicuci otaknya melalui agen-agen mereka yang berada di Tanah Air.  Banyak juga yang diberangkatkan langsung ke negara imperialis dengan kedok “Tugas belajar”.  Saat kembali dari “Tugas belajar”, ia menyebarkan berbagai keganjilan yang menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.  Mengusik stabilitas nasional. 

Apa yang dilakukan oleh kaum liberal di Indonesia bisa mengancam kehidupan bermasyarakat.  Perhatikanlah, dukungan kaum liberal terhadap LGBT.  Tidak mustahil suatu saat kaum liberal akan mendukung kaum komunis dengan dalih hak asasi manusia, demokrasi, dan kebebasan.  Menilik konsepsi berpikir kaum liberal, arah mereka untuk memberi dukungan terhadap komunisme sangatlah terbuka. 

Allahu a’lam.

Apabila kaum muslimin telah jauh dari agamanya, kehancuran bakal mengintai.  Pertolongan Allah semakin menjauh.

(Baca artikel, PERGESERAN, dan NILAI SEBUAH KEBENARAN)

Padahal kemerdekaan negara ini sedikit pun tak lepas dari pertolongan-Nya.  Kemerdekaan bangsa ini berkat rahmat Allah, seperti yang ditulis para pendiri bangsa di Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.  Jika bukan Allah yang membantu bangsa ini, siapa lagi yang bisa diandalkan jadi penolong? 

Sehebat apapun kekuatan manusia dan kecanggihan peralatan yang dikerahkan tentu ada batasnya.  Islam mengajarkan agar manusia tidak sombong di hadapan Allah.  Islam mengajarkan agar manusia taat kepada-Nya, tunduk patuh atas segala perintah dan larangan-Nya. 

Saat ini, apa yang diajarkan oleh Islam, coba dirusak oleh pemahaman liberal.  Kaum liberal, sebagai kaki tangan kepentingan asing berupaya mereduksi kekuatan bangsa.  Mereka melakukan pelemahan secara sistematis terhadap unsur penguat (penopang) bangsa, yaitu kaum muslimin, dengan cara pendangkalan ilmu pengetahuan (baca; pemahaman) mereka terhadap Islam.

Karena itu, sudah semestinya rakyat Indonesia yang mayoritas muslim didorong untuk menjadi orang-orang yang lurus imannya, bagus pemahaman mereka terhadap Islam. 

Mereka harus didorong menjadi manusia-manusia beriman dengan sebenar-benarnya, bukan menjadi manusia-manusia yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, membangkang terhadap segala aturan Yang Maha Pencipta.  Hidup dengan panduan akal (otak) dan perasaan semata.  Inilah yang dilakukan kaum liberal.  Mereka mendorong rakyat Indonesia menjadi kaum pendurhaka, LGBT, serta melecehkan syariat Islam.

(Baca artikel, MASALAH IMAN BUKAN MASALAH SELERA)

Sedangkan pertolongan Allah hanya akan meliputi bangsa ini bila mereka taat kepada-Nya.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya),

“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” 

(QS. Ar-Rum: 47), dan

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” 

(QS. Muhammad: 7)


Perang pemikiran (Psychological warfare) akan terus berlangsung.  Bala tentara setan akan terus berupaya merongrong kehidupan masyarakat, khususnya kaum muslimin.  Perang model begini sejatinya lebih berbahaya daripada perang fisik, karena ia menghancurkan hakikat (kesejatian diri) manusia dari dalam, menurunkan derajat kemanusiaan hingga di bawah level hewani.

(Baca artikel, KESAMAAN ANTARA MANUSIA DENGAN BINATANG)

Sekarang mereka memperjuangkan LGBT yang didukung organisasi sayap mereka dari kalangan intelektual, seperti kaum liberal.  Kalangan yang dididik oleh orientalis tentu memiliki agenda tersembunyi terhadap kaum muslimin dan bangsa ini. 

Ada apa gerangan sehingga mereka mendukung penuh LGBT?  Padahal telah nyata tampak kerusakan yang ditimbulkan LGBT di tengah masyarakat. 

Komunis, liberalis, Syiah, radikalis, dan teroris senantiasa berupaya merusak tatanan kehidupan masyarakat.  Oleh karena itu, wajib membekali umat ini dengan pemahaman Islam yang benar dan lurus, agar pertolongan Allah Azza wa Jalla senantiasa mengalir, melindungi mereka dari segala macam fitnah dunia yang tendensinya makin lama makin runyam.

(Baca artikel, KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN PERTAMA, dan KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN LANJUTAN)

Wallahu a’lam.

oOo

(Disadur dari Majalah Asy-Syariah Edisi Khusus, 01, tahun 1437 H / 2016)

GELIAT DAN GELAGAT KOMUNISME DI INDONESIA

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Kesenjangan informasi yang terjadi khususnya tentang sejarah kelam bangsa Indonesia di masa lalu bisa menjadi celah masuknya kepentingan kaum komunis ke generasi milenial dan generasi Z.

Ucapan fenomenal Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, JAS MERAH;  Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah, seakan telah terlupakan.


Di salah satu sudut Universitas Negeri Jember, secara berderet dipajang grafiti palu arit.
Apakah ini aksi spontanitas atau aksi angkatan muda komunis?  Beberapa anak muda tanpa rasa canggung memakai kaos yang berlogo Palu Arit, seolah tanpa beban sejarah di pundaknya.  Semua itu mereka lakukan karena faktor ketidak tahuan sejarah bangsa mereka.
Yang jelas, dari sekian banyak fenomena yang terjadi, mengisyaratkan bahwa hal itu tidak bisa dianggap sepele.  Beragam fenomena kebangkitan komunisme dengan kemasan kekinian tetap harus diwaspadai dan dicegah sedini mungkin, dengan cara mempertebal jiwa agamis yang lurus adalah cara terbaik menolak paham komunisme dan berbagai variannya.
Di Pamekasan, Jawa Timur misalnya, di tengah keramaian pawai bermunculan simbol-simbol Partai Komunis Indonesia (PKI).  Tak cuma gambar palu arit yang dipertontonkan.  Foto beberapa tokoh PKI pun disertakan dalam pawai itu.
Anak-anak sekolah yang mengusungnya dengan gagah membawa beragam atribut PKI.
Yang lebih memprihatinkan lagi, semua itu mereka lakukan atas perintah guru-guru di sekolahnya.
Meskipun ada klarifikasi dari sejumlah guru setelah berita itu menyebar di tengah masyarakat. Namun, apapun alasan yang dikemukakan, tentu sedikit banyak meninggalkan goresan hitam di wajah Ibu Pertiwi.

Barangsiapa yang mendukung dan bersimpati dengan ajaran komunisme, sungguh ia telah mendukung kembali aksi teror orang-orang komunis di Indonesia.

---

"Aku Bangga Menjadi Anak PKI".  Buku karya anak seorang tokoh PKI ini sempat mencuatkan polemik di tengah masyarakat.  Betapa tidak, anak salah seorang tokoh PKI yang kini duduk di lembaga legislatif pusat ini bertutur perihal dirinya yang dibesarkan dalam keluarga yang menganut paham komunisme.
Sebuah tuturan yang terdengar tabu bagi masyarakat Indonesia yang pernah merasakan kepedihan dibantai orang-orang komunis.
Pengkhianatan DN. Aidit dan kawan-kawan terhadap Republik ini masih sulit untuk dilupakan.  Bahkan, sekira dua dekade sebelum peristiwa 1965, Muso, Amir Sjarifuddin, beserta teman-teman pada tahun 1948 melakukan pemberontakan menentang pemerintahan Republik Indonesia di Madiun, Jawa Timur.
Akibat pengkhianatan ini, tidak sedikit masyarakat Madiun yang jadi korban keganasan orang-orang komunis.
Semua peristiwa itu masih terpatri dalam ingatan rakyat Indonesia.
Aroma komunisme pun terselip di spanduk sebuah partai politik.
Angka 45 (empatpuluh lima) yang tertera di spanduk dirancang sedemikian rupa dengan menyisipkan gambar palu arit.  Kebijakan menebar spanduk beraroma komunisme itu tidak terjadi di tingkat kabupaten saja.
Spanduk serupa juga bertebaran di kota-kota seperti Tasikmalaya (Jawa
Barat), Magelang, dan Solo.  Ketika bermunculan kritik masyarakat, pihak partai pun mengklarifikasinya dengan berbagai alasan.
Geliat komunisme di Tanah Air tak sekedar menampilkan atribut komunisme di tengah khalayak ramai semata.  Para pegiat yang pro-komunisme pun memanfaatkan situasi politik yang ada.  Saat kekuasaan beralih, para pegiat pro-komunisme beramai-ramai menyampaikan tuntutan permohonan
maaf.  Tuntutan permohonan maaf ini sebagai bentuk rehabilitasi dan rekonsiliasi terhadap para korban dari
kalangan komunis.  Terutama, anggota PKI yang menjadi korban pihak militer Indonesia.
Tuntutan agar presiden menyampaikan permohonan maaf sempat menguat.  Peristiwa ini menjadi sinyal bahwa beberapa anak keturunan PKI masih menyimpan dendam sejarah.
Kondisi psikologis semacam ini tentu bisa menjadi bahaya laten kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Ketidakpuasan terhadap sikap pemerintah yang mengabaikan permohonan mereka bisa jadi potensi melakukan langkah yang lebih jauh.
Karena ajaran komunisme tetap hidup di dalam dada-dada mereka. Semangat juang para orang tua mereka melawan pemerintah yang dianggap sebagai antek-antek para borjuis (tuan tanah) dan kapitalis (pemegang modal) bisa jadi terus menginspirasi.
Dengan begitu semangat untuk menghidupkan paham komunisme pun terus berkobar.
Komunisme tak akan pernah mati.
Apa buktinya?
Setelah mentok di Tanah Air, mereka mengangkat isu di negeri Belanda.
Didukung para aktivis di bidang hukum, mereka mempersoalkan hak-hak para korban di pihak komunis.  Pengadilan Rakyat Internasional 1965 pun di gelar di Den Haag, Belanda. Para saksi
sejarah mereka hadirkan. Mereka begitu bersemangat menggelar aksi Pengadilan Rakyat Internasional.
Tak ada lagi perasaan risih telah mempermalukan bangsa sendiri di hadapan masyarakat dunia.  Upaya menginternasionalisasikan korban
kalangan komunis di Indonesia tetap berlanjut.  Itulah semangat para kader komunis.  Mereka dibantu para aktivis yang tak segan-segan menjual bangsa dan negaranya sendiri.
Tak ketinggalan para mantan anggota PKI di Solo.  Setelah menghirup udara bebas di alam demokrasi yang karut-marut, para mantan anggota PKI coba menyuarakan ganjalan hatinya.  Sebuah seminar pun coba diselenggarakan pada akhir Februari 2015 lalu.  Dengan tajuk
“Layanan Kesehatan Korban Tragedi
1965/1966 untuk Mewujudkan Rekonsiliasi” mereka menaruh harapan dari terselenggaranya seminar tersebut.
Namun, apa yang mereka lakukan tak mendapat restu masyarakat Solo.
Seminar itu pun bubar. 

KASAD TNI Jenderal Mulyono pada 30 September 2015 lalu memberikan peringatan waspada kepada seluruh rakyat Indonesia sebagai berikut.
“Komunis akan bermetamorfosa menjadi bentuk baru, gerakannya semakin sulit dikenali dan menyusup ke berbagai lini tanpa disadari.”
“Kebangkitan ideologi komunis makin terlihat nyata, ada kelompok yang ingin memutar (balik) fakta sejarah seolah mereka adalah korban.”
(http://m.detik.com/news/berita/3032290/
ksad-kebangkitan-ideologi-komunis-semakin-nyata-waspada)

Walau seminar batal, setidaknya para mantan anggota partai terlarang ini telah menunjukkan keberaniannya untuk bersuara.
Mereka benar-benar memanfaatkan demokratisasi dan liberalisasi yang tengah disuntikkan para imperialis Barat ke negeri-negeri Kaum Muslimin.
Momentum kebebasan (Liberalisasi), isu Hak Asasi Manusia (HAM), dan Demokratisasi menjadi senjata ampuh untuk menghidupkan kembali paham komunisme.

Ketika ada yang meragukan komunisme di Indonesia akan bangkit (hidup) kembali, ketahuilah bahwa kebangkitan komunisme di Indonesia bukan ilusi, bukan pula hantu yang tak berwujud.  Kebangkitan komunisme di Indonesia masih sangat memungkinkan.  Mengapa?;

1. Komunisme sedemikian gencar dipublikasikan di beberapa tempat di Tanah Air, meski beberapa aktivis kekiri-kirian mereka yang masih hati-hati sambil mencermati perkembangan politik di Indonesia. 

Mereka masih memiliki rasa sungkan untuk berbicara secara terbuka.  Karena itu, mereka melakukan kampanye komunisme secara terselubung.  Atau, mereka berupaya menyebarluaskan ideologi kiri tersebut dengan berlindung di balik tameng hak asasi manusia. Intinya, mereka terus menggulirkan komunisme secara masif ke tengah masyarakat.

2. Berbagai fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, seperti bermunculannya logo komunisme palu-arit setidaknya bisa dijadikan isyarat adanya para penggerak militan dari kalangan komunis.  Penggerak inilah yang mengorganisir penyebaran logo palu-arit, baik melalui kaos, spanduk, pin, atau lainnya. 

3. Kebangkitan komunisme bisa dilihat juga dari para kader muda mereka yang telah berhasil duduk di lingkaran kekuasaan, seperti di lembaga legislatif atau posisi lain yang bersentuhan dengan pengambil kebijakan publik. 

4. Kebangkitan komunisme bisa tumbuh subur bila mendapat lahan penyemaiannya.  Lahan yang selama ini dijadikan basis pergerakan ideologi kafir komunisme adalah kaum buruh dan tani.

Partai komunis boleh saja mati, tetapi ideologi mereka tetap hidup.  Mereka bisa saja menyusup (menumpang) ke partai-partai lain sambil menyebarkan ajarannya.

(Baca artikel, DILEMA BERPARTAI DALAM ISLAM)

---

Revolusi Bolshevik tahun 1917 di Uni Soviet dulu di bawah pimpinan Lenin, berhasil menumbangkan pemerintahan nasionalis pimpinan Alexander Kerensky setelah Tsar Nikolas II turun tahta, didukung kaum buruh dan para petani.  Dari pergerakan Revolusi Bolshevik 1917 itu pula mulai ditetapkan dan dipopulerkan logo palu-arit.  Palu adalah logo untuk kaum buruh. Adapun arit logo bagi kaum tani.

Bagaikan "pupuk organik" yang mampu menumbuhkan kembali komunisme dan paham-paham lain yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  Selain tentu saja, masyarakat yang tidak memiliki orientasi kehidupan berislam dengan lurus dan benar sesuai pemahaman tiga generasi terbaik Islam, bisa menjadi titik rawan menyusupnya paham komunisme dan paham-paham sesat lainnya.

Pokok-pokok ideologi komunis tersebut antara lain;

1. Tidak ada Tuhan dan kehidupan hanyalah materi tanpa ada Pencipta. 

2. Ingkar terhadap Hari Kiamat.

3. Ingkar terhadap adanya Surga dan Neraka. 

4. Menentang semua agama.

Dalam kehidupan beragama, orang-orang komunis tidak memedulikan agama.  Vladimir Lenin dalam tulisannya;

"Sosialisme dan Agama", mengatakan bahwa agama harus dinyatakan sebagai urusan pribadi. Lenin juga menginginkan agar penyebutan agama seseorang dalam dokumen dibatasi. 

Menurut ajaran komunisme, agama dianggap penghalang perkembangan (kemajuan) manusia.  Oleh karena itu, negara-negara sosialis yang menerapkan Marxisme-Leninisme bersikap atheistik dan antiagama. Inilah yang tampak di negara-negara sosialis komunis, seperti Uni Soviet (Rusia) dan Republik Rakyat Cina. 

Dalam hal agama, mayoritas kaum komunis adalah atheis, seperti kaum Dahriyun yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an.  Mereka menganggap bahwa hidup dan mati terjadi karena perputaran siklus semata.  

Allah Subhanahu wa Ta'ala membantahnya dengan firman (artinya),

"Mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa (waktu)dan mereka sekali-kali tidak memiliki pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." 

(QS. Al-Jatsiyah: 24 )

Mereka tidak memercayai adanya kebangkitan setelah kematian, tidak pula meyakini adanya Hari Kiamat.

"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka selain dari mengatakan, 'Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar.'

Katakanlah, 'Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada Hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya.  Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

(QS. Al-Jatsiyah: 25—26)

Mewaspadai Komunisme di Indonesia tidak berbeda dengan kekejaman tokoh-tokoh komunisme dunia lainnya seperti Vladimir Lenin, Joseph Stalin, dan Mao Zedong.

Tingkat kewaspadaan harus tetap tinggi.  Kaum muslimin harus membekali diri, terutama dengan pemahaman Islam yang benar, yang akan membentengi setiap muslim dari paham menyimpang (sesat).
Berpegang teguh pada Islam yang benar menjadi sebab turunnya pertolongan Allah.  Sebagaimana firman Allah (artinya),

“Hai orang-orang yang beriman,
jika kamu menolong (Agama) Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”

(QS. Muhammad: 7)

(Baca artikel, HADAPI DUNIA DENGAN KITABULLAH DAN SUNNAH NABI)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda (artinya),
“Wahai Anak muda, sungguh, aku akan mengajarimu beberapa kalimat. Jagalah (hukum-hukum) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah (hukum-hukum) Allah, niscaya engkau akan mendapati Allah sebagai pembimbing (pemandumu). Apabila engkau meminta, hendaklah meminta kepada Allah.  Jika engkau memohon pertolongan, hendaklah memohon pertolongan kepada Allah.”
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Komunisme akan senantiasa menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya.  Meski dengan menumpahkan darah, membantai lawan politiknya, atau cara lain yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

Tidak ada lagi rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala melakukan perbuatan maksiat, berkhianat (curang) terhadap bangsa, negara dan rakyat, hingga menjual negara dan bangsa sendiri demi kepentingan pribadi dan kelompok adalah sifat-sifat (karakter) PKI yang dianggap biasa oleh kebanyakan oknum ASN, oknum militer maupun polisi zaman sekarang.  Kesetiaan terhadap cita-cita pendiri bangsa telah luntur, bahkan mungkin telah hilang, tercabut dari dada-dada mereka, yang penting memperkaya diri dan membela kelompok (partainya).  Bagaimana mungkin mengharapkan bangsa ini bisa maju?
Sejarah komunis di Indonesia telah menorehkan catatan hitam.  Tak sedikit korban berjatuhan dari kalangan muslimin.  Mereka dibantai, disiksa, hingga meregang nyawa. Sadis dan brutal.  Itulah kesimpulan kata terhadap aksi-aksi orang-orang komunis dulu maupun Neo Komunis.  Sedemikian besar permusuhan dan kebencian mereka terhadap Islam.
Oleh karena itu, waspadai kebangkitan komunisme di Tanah Air.  Geliat dan gelagat komunisme telah hadir di depan mata.
Wallahu a’lam.

oOo

(Disadur dari Majalah Asy-Syariah, Edisi Khusus, 01, 1437 H / 2116 M)

METODE PENGOBATAN YANG DIBOLEHKAN DAN DILARANG ISLAM

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Kesembuhan dari suatu penyakit tidak selalu merupakan tanda bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai metode pengobatan atau (orang) penderita penyakit tersebut.  Terkadang itu merupakan Istidraj (diulur / tipuan) dari Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menyesatkan yang bersangkutan disebabkan dosa-dosanya.  Sebagaimana halnya harta dan kekayaan.  Apa gunanya kesembuhan atau kekayaan yang melimpah kalau Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak ridha?  Hanya akan memperberat adzab di kemudian hari.


Abu Dzibyan rahimahullah berkisah,

دخل حذيفة على مريض يعوده فلمسه بيده فرأى تعويذًا على عضده؛ فقام غضبانًا وقال: لو مت وهذه عليك ما صليت عليك.

"Hudzaifah radhiyallahu anhu pernah menengok orang sakit lalu ia mengusap orang itu dengan tangannya.  Tiba-tiba Hudzaifah menemukan sebuah jimat di lengan atasnya.  Maka ia pun berdiri seraya berkata,

'Seandainya engkau mati dalam keadaan memakai jimat ini, maka aku tidak sudi menyalatimu.'"

Masail Harb Al-Kirmani, 2/819


‌Metode Pengobatan yang Dibolehkan dan Dilarang Islam:

Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah;

Tidak boleh berobat dengan perkara yang haram, berdasarkan hadits yang shahih dari Ibnu Masud radhiyallahu ‘anhu:

إن الله لم يجعل شفاءكم فيما حرم عليكم

“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan obat kalian dengan perkara yang diharamkan-Nya atas kalian.”

[HR. Bukhari 1633 ]


Al-Imam Abu Daud rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu secara marfu':

إن الله أنزل الداء والدواء، وجعل لكل داء دواء فتداووا ولا تداووا بالحرام

"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan juga obatnya.  Dan Allah menjadikan setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kalian dan janganlah kalian berobat dengan sesuatu yang haram.”

[HR. Abu Dawud]


Dalam shahih Muslim disebutkan:

“Sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda terkait khamer:

إنه ليس بدواء ولكنه داء

“Sesungguhnya khamer itu bukanlah obat, akan tapi itu adalah penyakit.”

[HR. Muslim 5112]


Demikian pula Allah mengharamkan berobat dengan perkara yang merusak aqidah, seperti menggantungkan jimat-jimat yang berisi lafazh-lafazh kesyirikan, atau nama-nama yang tidak diketahui, atau rajah-rajah atau tali, kalung atau gelang yang dipakai di lengan atau dipakai di tangan atau lainnya, yang diyakini hal itu sebagai obat untuk mencegah penyakit ‘ain (penyakit pandangan mata) atau bala.

Karena di dalamnya terkandung ketergantungan hati kepada selain Allah dalam meraih manfaat atau menolak mudharat.

Itu semua termasuk kesyirikan atau sarana yang mengantarkan pada kesyirikan.

Dan termasuk yang dilarang juga adalah berobat kepada para Dukun, Ahli Nujum dan Tukang Sihir, yang mereka mempergunakan Jin.

Maka akidah seorang muslim lebih penting di sisi-Nya daripada kesembuhannya.

Dan sungguh Allah telah menjadikan obat kesembuhan dalam hal yang mubah (boleh) yang bermanfaat bagi badan, akal dan Agama.

Yang paling utama di antara hal itu adalah berobat dengan Al-Quran Al-Karim, dengan ruqyah dan doa-doa yang disyariatkan.


Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullah:

“Diantara pengobatan yang paling besar adalah seorang melakukan amalan baik, berbuat Ihsan, berdzikir, berdoa dan terus menundukkan diri kepada Allah dengan bertaubat.  Itu semua memiliki pengaruh yang sangat besar dibandingkan obat-obatan, akan tetapi itu semua sesuai dengan kesiapan jiwanya, dan menerima atau menolaknya.

Demikian juga tidak mengapa untuk berobat dengan obat-obatan yang mubah yang dibuat oleh para dokter, yang pandai, yang bisa mendiagnosa penyakit dan pengobatannya di rumah sakit-rumah sakit."

 Al-Mulakhkhash Al-Fiqhiy 1/293-294