بسم الله الرحمن الرحيم
Ditanyakan kepada Hatim Al-Asham rahimahullah, "Di atas dasar apa engkau membangun prinsip-prinsip tawakal?"
Beliau menjawab, "Di atas 4 (empat) perkara;
1. Aku mengetahui bahwa rezekiku tidak akan dimakan oleh orang lain, maka hatiku pun tenang karenanya.*
2. Aku mengetahui bahwa amalanku tidak akan dikerjakan oleh orang lain, maka akupun sibuk dengannya.**
(Baca artikel, MANUSIA PALING CERDAS MENURUT ISLAM)
3. Aku mengetahui bahwa kematian datang secara tiba-tiba, maka aku senantiasa bersiap-siap menghadapinya.
4. Aku mengetahui bahwa aku tidak pernah lepas dari pengawasan Allah, maka aku malu (berbuat bermaksiat) pada-Nya."
(Siyar A’lamin Nubala’, 11/485)
* Maka, tidak perlu khawatir, apalagi menempuh cara-cara yang tidak halal. Karena semua itu hanya was-was yang dibisikkan oleh syaitan dan iblis ke dalam jiwa yang lemah iman dan agamanya untuk menzalimi diri sendiri (berbuat dosa).
Rezeki itu hanya akan berhenti menghampiri manusia bila ajalnya telah tiba.
** Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya);
"... Barangsiapa yang oleh Allah 'Azza wa Jalla telah diciptakan baginya salah satu dari dua tempat (Surga dan Neraka), Dia-pun (Allah) telah menyiapkan pula AMALAN untuk mendapatkan salah satu dari dua tempat tersebut."
---
قيل لحاتم الأصم رحمه الله على ما
بنيت أمرك في التوكل؟
قال على خصال أربعة :
- علمت أن رزقي لا يأكله غيري، فاطمأنت به نفسي .
- وعلمت أن عملي لا يعمله غيري، فأنا
مشغول به .
- وعلمت أن الموت يأتي بغتة، فأنا أبادره.
- وعلمت أني لا أخلو من عين الله، فأنا مستحي منه.
سير أعلام النبلاء (٤٨٥/١١)
oOo
Disalin dengan editan dari;
https://t.me/salafi_langkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar