بسم الله الرحمن الرحيم
Ketakwaan adalah perisai (benteng) yang akan menjaga dan melindungi seorang muslim dari berbagai hal yang memudharatkan. Tidak hanya mudharat yang bersifat fisik, tetapi juga penurunan derajat dan kehormatan diri dari pandangan Allah 'Azza wa Jalla serta manusia.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
فَالنَّاسُ رَجُلَانِ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ
“Manusia itu terbagi dua:
1) Orang baik, bertakwa, mulia bagi Allah dan
2) Orang yang keji, sengsara, hina di mata Allah.”
(HR. Tirmidzi no. 3270)
Dan, apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan seseorang, maka tidak ada makhluk yang akan menghormati dan memuliakannya. Sampai-sampai kehinaan itu dipersaksikan sendiri oleh manusia lain di sekitarnya.
Dan, tidak jarang pula kita saksikan perbuatan dosa tersebut menjadikan seseorang ditawan oleh musuhnya (kemerdekaannya dipasung), dibelenggu dan ditarik-tarik (diatur) kesana kemari seperti kerbau yang dicocok hidungnya, seperti yang dialami beberapa politikus di Indonesia, karena "kartu truf" nya telah dipegang oleh orang lain untuk menyandera dirinya. Kartu truf adalah kartu yang memiliki nilai tertinggi yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk mengalahkan kartu lain (lawan mainnya).
(Baca artikel, DISAKITI ORANG LAIN AKIBAT DOSA SENDIRI)
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَن يُهِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكْرِمٍ
“Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak ada seorang pun yang memuliakannya.”
(QS. Al-Hajj: 18)
Bahaya Dosa dan Maksiat lain;
* Terhalang dari Hidayah dan Ilmu. Hidayah dan ilmu adalah cahaya yang Allah tempatkan di dalam hati seorang hamba, yang akan menerangi setiap langkah dalam hidup dan kehidupan seorang hamba. Sedangkan maksiat dan kedurhakaan ibarat hembusan angin yang akan memadamkan cahaya tersebut. Sehingga menambah gelap jalan yang akan ditempuhnya.
Salah seorang pemuka generasi terbaik Islam Tabi'in, Ad-Dhahhak bin Muzahim rahimahullah, mengatakan,
“Tidaklah seseorang yang mempelajari Al-Qur’an kemudian melupakannya, melainkan karena dosa yang diperbuatnya."
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,
وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ جَعَلَ مِمَّا يُعَاقِبُ بِهِ النَّاسَ عَلَى الذُّنُوبِ: سَلْبَ الْهُدَى، وَالْعِلْمِ النَّافِعِ
“Dan Allah, Maha Suci Diri-Nya, telah menjadikan hukuman bagi manusia karena dosa yang dilakukannya: berupa dicabutnya petunjuk dan hidayah serta (dicabutnya) ilmu yang bermanfaat dari mereka.”
* Akibat buruk lain dari perbuatan dosa dan maksiat adalah mempersulit urusan pelakunya.
Sedangkan bagi orang yang bertakwa Allah Ta’ala akan permudah urusannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan adakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.”
(QS. At-Talaq: 2-3)
Ayat di atas menjamin adanya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap segala urusan hamba yang bertakwa dan mempermudah datangnya rezeki.
Berarti sebaliknya, Allah Ta’ala akan mempersulit urusannya dan rezekinya.
Bila ada yang bertanya, "Kenapa orang yang banyak melakukan maksiat, dosa dan kezaliman justru banyak rezekinya?"
Dapat dijawab sebagai berikut;
"Keberadaan dunia dengan seluruh isinya tidak lebih berharga daripada selembar sayap nyamuk di sisi Allah 'Azza wa Jalla, sehingga ketika ia dilimpahkan pada orang-orang yang sering berbuat maksiat, dosa serta kezaliman merupakan istidraj (tipuan / diulur) oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala," agar adzab yang diterimanya nanti di alam barzakh maupun Akhirat berlipat ganda. Sedangkan orang mukmin (beriman) sedikit saja berbuat dosa langsung ditegur diberi peringatan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar perjalanannya menuju negeri Akhirat mudah dan ringan (tidak banyak membawa dosa).
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
إذا رأيْتَ اللهَ يُعْطي العبدَ مِنَ الدُّنيا على مَعاصيه ما يُحِبُّ، فإنَّما هو استِدراجٌ. ثمَّ تلَا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: {فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ}
“Apabila engkau melihat Allah memberikan kepada seorang hamba berupa nikmat dunia yang disukainya, padahal dia suka bermaksiat, maka itu adalah istidraj. Lalu, Rasulullah membaca ayat,
‘Maka, tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan bagi mereka. Sehingga, apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba. Maka, ketika itu mereka terdiam berputus asa.'"
(QS. Al-An’am: 44).”
(HR. Ahmad)
Jadi, bila kita sering mendapatkan kesulitan dalam hidup, kegelisahan dan kekurangan. Maka, bersegeralah bertobat dan beristigfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Atau sebaliknya, hidup bergelimang harta dan kekuasaan tapi tidak punya muru'ah (harga diri) dan dihinakan Allah Subhanahu wa Ta'ala karena banyak berbuat maksiat, kezaliman serta jauh dari-Nya. Apa enaknya hidup seperti ini? Kebahagiaan yang semu (palsu).
* Terjadinya berbagai musibah dan malapetaka, seperti banjir, gempa, tsunami, gunung meletus dan lain sebagainya.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنۢبِهِۦ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ ٱلصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ ٱلْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka, masing-masing (mereka itu), Kami siksa disebabkan dosanya. Maka, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. Dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”
(QS. Al-Ankabut: 40)
* Dampak buruk lainnya dari dosa dan kemaksiatan yang dilakukan seorang muslim adalah terjadinya perpecahan dan perselisihan di antara kaum muslimin.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ؛ مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فَفُرِّقَ بَيْنَهُمَا، إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا
“Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah dua orang muslim saling mencintai lalu keduanya berpisah, pasti disebabkan suatu dosa yang dilakukan salah satu atau keduanya.” (HR. Ahmad: 5357, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad no. 401)
* Dan lain sebagainya.
(pen blog, dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar