بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam setiap shalat yang dilakukan seorang muslim / mukmin disunnahkan membaca doa Istiftah, antara lain (artinya);
"...Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, semata-mata hanya untuk Allah Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagiNya..."
(HR. Muslim)
Akan tetapi, dalam kenyataan hidup sehari-hari bacaan doa (janji) tersebut tinggal janji, kecintaan telah beralih (tertumpah) pada yang lain, selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Padahal syirik dalam kecintaan (Mahabbah) ini termasuk salah satu Syirik Akbar (Syirik Besar) yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam (murtad).
Syirikun Mahabbah (Syirik dalam kecintaan), adalah mencintai segala sesuatu selain Allah Subhanahu wa Ta’ala menyamai cintanya terhadap Allah. Mencintai segala sesuatu selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, mengagungkannya sampai mengalahkan perintah dan larangan-Nya.
Syirik semacam ini seringkali terkait dengan kecintaan seseorang terhadap; Harta, Tahta (Kedudukan / Jabatan), Wanita, Adat istiadat, Norma, Ormas, Partai, Uang dan lain sebagainya - dengan mengalahkan aturan hukum syariat Islam (Al-Qur'an dan As-Sunnah).
Syirik dalam hal kecintaan satu dekade belakangan ini makin mewabah di Indonesia, seakan-akan negeri dengan mayoritas penduduk muslim ini telah berubah menjadi negara sekuler. Aturan Agama hanya dipakai bila sesuai dengan tujuan duniawi, bila menghalangi tujuan dunia diabaikan saja. Jadi, boro-boro peduli dengan aturan negara. Mereka menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, menghalalkan segala cara.
Inna lillahi wa Inna ilaihi raaji'uun.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Dan seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksaan (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu milik Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal).”
[QS. Al-Baqarah (2): 165]
Orang yang meninggal dalam keadaan syirik tidak akan mendapatkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kekal dalam Neraka bila tidak sempat bertobat;
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya."
(QS. An Nisa’: 48, 116)
Syirik akbar menghapus seluruh pahala kebaikannya dari awal hingga akhir. Sehingga, yang tersisa pada dirinya hanya dosa dan dosa. Betapa sia-sia hidupnya.
(Baca juga artikel, SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala;
'Sungguh, benar-benar telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang (para Nabi) sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan gugurlah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar; 65)
Lain halnya dengan orang yang tidak melakukan dosa syirik, betapapun besar dan banyak dosanya ia tidak akan kekal di dalam Neraka. Setelah semua dosanya ditebus dengan adzab Neraka ia akan dicuci bersih, lalu dimasukkan ke dalam Surga, dan tidak keluar lagi dari sana.
Betapa berbahayanya dosa syirik.
Wallahul muwaffiq.
(Pen blog)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar