Kamis, 23 April 2020

BERPASANG-PASANGAN


بسم الله الرحمان الرحيم

"Segala sesuatu diciptakan Allah Subhanahu wa Ta'ala berpasang-pasangan.  Siang - Malam, Laki-laki -  Perempuan, Jantan - Betina,  Baik - Buruk. Surga - Neraka.  Meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpasangan dengan sikap Ikhlas, dan lain sebagainya.

Al-Imam Ibnu Qayyim menerangkan dalam kitabnya, Al-Fawaid (hal. 405),
"Tuntutan pasangan dari Iman, bila berkumpul Iman dan Ikhtiar - maka akan membuahkan Amal Shalih.
Berbaik sangka kepada Allah berpasangan dengan perasaan Faqir (secara kejiwaan, pen.) dan sikap kembali kepada-Nya (Inabah) - Jika keduanya berkumpul akan membuahkan terkabulnya do'a.
Khusyuk (buah dari kesabaran, pen.) berpasangan dengan Mahabbah (cinta, yang merupakan buah dari keyakinan, pen.)  Bila keduanya berkumpul - akan mewariskan derajat kepemimpinan dalam agama.  Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (artinya),
"Dan, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami - Ketika mereka Sabar.  Dan, adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami."  (As-Sajdah;  24)
Sikap meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpasangan dengan Ikhlas, jika keduanya berkumpul akan didapatkan maqam di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bernilainya suatu amalan.
(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)
Amal berpasangan dengan Ilmu, bila keduanya berkumpul - melahirkan kesuksesan dan kebahagiaan, sedangkan bila masing-masing berdiri sendiri, maka ia tidak memberikan faidah apa-apa.
Sikap santun juga berpasangan dengan Ilmu, bila keduanya berkumpul akan menghasilkan derajat tersendiri di dunia dan Akhirat, dan banyak manfaat yang dapat diambil dari ilmu seseorang, sedangkan bila keduanya terpisah, maka terlepaslah manfaat dan pengambilan manfaat dari orang tersebut.
Tekad berpasangan dengan Hujjah, bila keduanya berkumpul, maka pemiliknya dapat menggapai berbagai kebajikan dunia dan Akhirat, serta ketinggian cita-citanya akan menjangkau semua puncak.  Jadi, berkurangnya kesempurnaan biasanya terjadi karena tidak memiliki hujjah atau tidak memiliki Tekad.
Niat baik berpasangan dengan Akal sehat.  Bila hilang salah satunya, maka akan hilang pula semua kebaikan.  Bila keduanya berkumpul, maka itulah kemenangan.  Bila keduanya hilang, itulah kekalahan.
Kepintaran tanpa keberanian akan menghasilkan sikap pengecut dan lemah.  Bila keberanian tidak disandingkan dengan kepintaran - akan melahirkan sikap ceroboh dan kebinasaan.
Sabar juga berpasangan dengan Hujjah (dalil), bila keduanya berkumpul akan terhimpun semua kebaikan."
Berkata Hasan Al-Bashri rahimahullah,
"Bila engkau hendak melihat seseorang yang memiliki hujjah tapi tidak memiliki kesabaran - niscaya engkau (banyak) melihatnya.  Bila engkau hendak melihat seseorang yang sabar tapi tidak memiliki hujjah - niscaya engkau (banyak) melihatnya.  Sedangkan, bila engkau melihat seseorang yang sabar dan memiliki hujjah, maka itulah dia (yang diinginkan, pen.)"
Nasihat bersanding dengan Akal, semakin kuat Nasihat maka akan semakin kuat pula akal serta bercahaya.
Dzikir berpasangan dengan Tafakkur (berpikir).  Bila keduanya berkumpul akan menghasilkan sikap Zuhud terhadap dunia dan rindu pada Akhirat.
Takwa berpasangan dengan Tawakal, bila keduanya berkumpul - maka akan lahirlah Istiqamah di dalam hati.
Mengumpulkan bekal untuk Hari Akhir berpasangan dengan Pendeknya Angan-angan, bila keduanya berkumpul maka semua kebaikan akan berpihak padanya.  Sedangkan, bila keduanya terpisah, maka semua keburukan akan terhimpun padanya.
Cita-cita yang tinggi berpasangan dengan Niat yang benar, bila keduanya berkumpul, maka seorang hamba akan berhasil meraih tujuan yang diinginkan (Surga dan keridhaan-Nya)."
Wabillahittaufiq.

oOo

(Dikutip dan disadur dari kitab, TATKALA FITNAH MELANDA, Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Asy-Syaikh, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Imam)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar