Rabu, 15 April 2020

BID'AHNYA PERAYAAN MAULID NABI


بسم الله الرحمان الرحيم

Perkataan Asy-Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah seputar Bid'ahnya Perayaan (Peringatan) Maulid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam;
"Merayakan kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah bid'ah, karena perayaan tersebut tidak memiliki dasar dari Kitab dan Sunnah, juga dalam perbuatan Salafush Shalih dan generasi-generasi pilihan terdahulu.
Perayaan Maulid Nabi (Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam ini baru terjadi setelah abad ke-4 (empat) Hijriah.
Imam Abu Ja'far Tajuddin berkata,
'Saya tidak mengetahui, bahwa perayaan ini memiliki dasar dalam Kitab dan Sunnah, dan tidak pula keterangan yang dinukil, bahwa hal tersebut pernah dilakukan oleh satu orang dari para 'ulama yang merupakan panutan dalam beragama, yang sangat kokoh berpegang teguh terhadap atsar (keterangan) generasi terdahulu.
Perayaan itu tiada lain merupakan bid'ah yang diada-adakan oleh orang-orang yang tidak punya kegiatan (amal shalih, pen.) Dan merupakan tempat pelampiasan nafsu yang sangat dimanfaatkan oleh orang-orang yang hobinya makan.' 
(Ridalatul Maurid fi Amalil Maulid)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, 'Begitu pula praktek yang diada-adakan oleh sebagian manusia, baik karena sekedar meniru-niru orang-orang Nasrani berkenaan dengan kelahiran Nabi Isa 'alaihissalam, atau karena alasan "cinta" kepada Nabi (Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam - mereka menjadikan (peristiwa) Kelahiran Nabi (Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai sebuah perayaan.  Padahal, tanggal kelahiran Beliau (pun) masih menjadi ajang perselisihan.  Dan, hal semacam ini belum pernah dilakukan oleh para 'ulama Salaf (terdahulu).  
Jika sekiranya hal tersebut merupakan suatu kebaikan yang murni atau merupakan pendapat yang kuat - sudah barang tentu mereka lebih berhak melakukannya daripada kita, sebab mereka lebih mencintai dan lebih hormat terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam daripada kita.  Mereka itu lebih giat melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Sebenarnya, kecintaan dan penghormatan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tercermin dalam meniru, menta'ati, dan mengikuti perintah-perintah Beliau.  Menghidupkan sunnah-sunnah Beliau - baik secara lahir maupun bathin.  Dan, menyebarkan agama (syari'at) yang Beliau bawa, serta memperjuangkannya dengan hati, tangan, dan lisan.  Demikianlah jalan yang ditempuh generasi awal terdahulu, dari kaum Muhajirin, Anshar, dan Tabi'in yang mengikuti mereka dengan baik."  (Iqtida' Ash-Shirath Al-Mustaqim, 1/615)

oOo

(Dikutip dari terjemahan kitab, At-Tauhid Lish-Shaffits Tsani Al-'Ally, Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar