Sabtu, 25 April 2020

MAJALIS SINGKAT RAMADHAN 1441 H / 2020 M (Hari ke-3)


بسم الله الرحمان الرحيم

Pelajaran penting selanjutnya dari Shiyam Ramadhan;
10. Pada ibadah Shiyam (Puasa) itu ada upaya untuk memperbaiki (memperbagus) akhlak, akibat menjalankan segala yang diperintahkan syariat dan meninggalkan segala yang dilarang.
Orang yang berpuasa akan menjaga anggota badan dan lisannya dari segala sesuatu yang akan membatalkan / mengurangi nilai puasanya, seperti mencaci-maki, mencela, perbuatan yang sia-sia (laghwu), dan perbuatan-perbuatan bodoh.  Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (artinya),
"Puasa itu merupakan tameng (yang menghalangi) seseorang dari api Neraka.  Bila seseorang dari kalian sedang berpuasa,  janganlah mengucapkan kata-kata kotor, keji (rafats), dan bertengkar sambil berteriak-teriak.  Bila ada seseorang yang mencelanya, atau m mengajaknya berkelahi - katakan, "Saya sedang berpuasa"  (HR. Al-Bukhari -  Muslim)
Jadi ibadah puasa tidak sekedar menahan makan, minum, dan menggauli istri, tetapi juga harus menjaga hal-hal lain yang dilarang syari'at, serta menjaga etika.

11. Ibadah Puasa juga merupakan pelatihan untuk memikul amanah (tanggung jawab) dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Didorong oleh rasa takut kepada-Nya untuk menjaga batasan-batasan (jujur, ikhlas, dan lain-lain) yang telah ditentukan sejak fajar hingga terbenam matahari.

12. Melalui Amalan Shiyam (Puasa) akan tercapai rasa persaudaraan (ukhuwah) sesama muslim.  Karena, di sana ada kegiatan ziarah (saling mengunjungi), itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), menata diri agar lebih tenang - berpikir secara jernih, sabar, dan akhlak mulia lainnya - sehingga ukhuwah sesama muslim akan lebih terjaga.
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam rasa cinta, kasih sayang, dan bahu-membahu di antara mereka seperti satu jasad.  Bila satu anggota tubuh mengalami sakit, maka seluruh anggota tubuh akan merasakannya, tidak dapat tidur dan demam."  (HR.  Al-Bukhari - Muslim, dari Nu'man bin Bisyir)
Dalam hadits yang lain disebutkan, bagaikan satu bangunan yang saling mendukung (kokoh).

13. Shiyam (Puasa) akan mempersempit langkah-langkah Syaithan.  Karena Syaithan itu dapat mengalir (masuk) ke dalam aliran darah manusia.  Sehingga, semua amal kebaikan (amal shalih) orang yang berpuasa akan menyakiti, merendahkan, menghinakan dan membuat sedih Syaitan-syaithan.

14. Kenikmatan besar yang dikaruniakan oleh Allah kepada orang yang berpuasa adalah ketika berbuka, meskipun yang dimakannya hanya beberapa butir kurma dengan air putih, tetapi dia akan merasakan kenikmatan (keledzatan) yang besar. Seperti disebutkan dalam makna hadits;  
"Orang yang berpuasa memiliki 2 (dua) kebahagiaan;  Kebahagiaan ketika berbuka (ifthar), dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabb-nya (untuk menjemput pahala puasanya)"  (Muttafaqun 'Alaihi, dari Abu Hurairah)
Kalaulah bukan dengan Ibadah Puasa, mungkin seorang muslim tidak akan merasakan betapa besar nikmat Ifthar (berbuka) yang  dikaruniakan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya.  Sehingga, dengan demikian Ibadah Puasa akan membentuk seseorang menjadi pribadi yang pandai bersyukur dengan nikmat yang sedikit, dan tidak banyak berkeluh-kesah.  Sebagaimana makna dari firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Apa saja nikmat yang ada padamu - maka, semuanya datang dari Allah."  (An-Nahl;  53), dan
"Sesungguhnya, jika kalian bersyukur - pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian."  (Ibrahim;  7)
الحمد لله رب العالمين

oOo
(Disarikan dari kajian Al-Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar