Selasa, 21 April 2020

BERPEGANG TEGUH PADA TALI ALLAH


 بسم الله الرحمان الرحيم

Berpegang teguh pada tali Allah maknanya adalah, mengikuti Al-Qur'anul Karim dan As-Sunnah Al-Muthahharah berdasarkan pemahaman Salafush Shalih.
Berpegang teguh pada keduanya merupakan jaminan keamanan, keselamatan dari berbagai penyimpangan dan kesesatan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
فمن اتبع هداى فلا يضل و لا يشقى
"Famani attaba'a hudaaya  falaa yadhillu wa laa yasyqaa"

"Lalu, barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka."  (Thaha;  123)

Berpegang teguh kepada Kitabullah Sebagaimana yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta'ala hanya akan terjadi dengan menerapkan 3 (tiga) perkara di bawah ini;

1. Menerima Al-Qur'anul Karim dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang shahih dengan penerimaan yang jujur secara lahir dan bathin - tanpa disisipi kebimbangan sedikitpun dalam menerima apa-apa yang datang dari keduanyaSikap penerimaan ini harus tegak di atas keyakinan yang kokoh, bahwa Al-Qur'anul Karim dan Sunnah Muthahharah keduanya terjaga dengan penjagaan Dzat Yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
انا نحن نز لنا الذكر  و انا له لحفظون
"Innaa nahnu nazzalnaa adz-dzik'ra  wa innaa lahu lahafizhuwna"

"Sesungguhnya, Kami-lah Yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."  (Al-Hijr;  9)

2. Memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman para Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baikSungguh, tidak ada jaminan keselamatan dan terbebas dari kesesatan dalam memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah - kecuali dengan cara ini.
Di antara penyebab banyaknya firqah (kelompok) menyimpang dari jalan Allah dan Rasul-Nya adalah, karena tidak berpegang pada pemahaman Salafush Shalih.
Manusia yang paling berbahagia, adalah yang mendapatkan pemahaman para Salafush Shalih  dengan baik dan benar.

3. Mengamalkan Al-Qur'anul Karim dan Sunnah Muthahharah secara lahir dan bathin - dengan meneladani amalan para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Menerapkan perkara-perkara di atas, pada masa sekarang ini lebih berat daripada orang-orang yang melakukan sebelumnya.  Karena, orang-orang yang melalaikannya jauh lebih banyak daripada orang-orang yang menerapkannya.  Sehingga, tidak ada yang selamat dari kelalaian ini kecuali beberapa orang dari para hamba Allah yang ShalihPadahal, kembali kepada bagaimana generasi Salaf bersikap di waktu terjadinya banyak fitnah merupakan perkara yang penting, serta komitmen terhadapnya dalam semua aspek kehidupan - dengan cara berpegang teguh secara hakiki kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Wallahul Muwaffiq (hanya Allah-lah Pemberi Taufiq)


oOo

(Dikutip dan disadur dari kitab, TATKALA FITNAH MELANDA, Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz  Alu Asy-Syaikh, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Imam) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar