Minggu, 28 Februari 2021

KEHORMATAN SEORANG MUKMIN LEBIH BESAR DARIPADA KEHORMATAN KA'BAH

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma yang berkata,  Rasulullah ﷺ melihat ke Ka'bah  lalu Beliau bersabda,

مرحبا بك من بيت، ما أعظمك وأعظم حرمتك، وللمؤمن أعظم حرمة عند الله منك، إن الله حرم منك واحدة، وحرم من المؤمن ثلاث : دمه ومله وإن يظن به ظن السوء. 

"Marhaban bika wahai Rumah Allah, betapa agungnya dirimu, betapa besar kehormatanmu, akan tetapi seorang mukmin lebih agung kehormatannya di sisi Allah daripada dirimu. Sesungguhnya Allah mengharamkan dari dirimu satu perkara saja, sedangkan Allah mengharamkan dari seorang mukmin tiga perkara :  Darahnya, Hartanya, dan Kehormatannya, sekalipun disangkakan kepadanya sangkaan yang buruk."


📋 HR. Baihaqi dalam Syuabul Iman, dan dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 3420.

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



PECAHNYA UMAT ISLAM AKIBAT MENINGGALKAN SEBAGIAN YANG ALLAH PERINTAHKAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻  Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:

‏فمتى ترك الناس بعض ما أمرهم الله به، وقعت بينهم العداوة والبغضاء، وإذا تفرق القوم فسدوا وهلكوا، وإذا اجتمعوا صلحوا وملكوا، فإن الجماعة رحمة والفرقة عذاب.

"Setiap kali manusia meninggalkan sebagian perkara yang Allah perintahkan kepada mereka, pasti akan menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka.  Bila suatu kaum telah terpecah belah - maka mereka akan rusak dan binasa.  Sedangkan jika mereka bersatu, maka keadaan mereka akan menjadi baik - dan mereka akan berkuasa.  Karena, sesungguhnya persatuan itu adalah rahmat, sementara perpecahan adalah adzab."*


📚 Majmu'ul Fatawa, jilid 3 hal. 421.

*  Perintah paling utama Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah menegakkan Tauhid dan menjauhi kesyirikan, kemudian perintah untuk taat kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam yang terkadang dipandang sebelah mata oleh sebagian besar kaum muslimin, (pen blog). 

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (816)

 


DUA PERANGAI YANG MENENTUKAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Dua perangai yang bila keduanya baik terdapat pada seseorang, maka akan baik pula semua perkara.  Bila keduanya buruk, maka akan buruk pulalah semua perkara.

Kedua perangai tersebut adalah;  Shalat, dan Lisannya."

(Makna perkataan, Yusuf Ibnu 'Ubaid rahimahullah)

oOo

KHABAR GEMBIRA BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT DAN PUASA YANG INGIN BERTAUBAT!

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah ditanya;

Pertanyaan :

Seorang pemuda yang telah mencapai usia 23 tahun, dia berkata: "Aku dulu di waktu yang lalu meremehkan shalat dan juga puasa.  Dan telah berlalu beberapa bulan ramadhan saya tidak berpuasa beberapa hari tanpa ada udzur syar’i (alasan yang dibenarkan dalam syari'at).  Akan tetapi karena meremehkan, lalu jika aku merasa lapar atau haus, aku pun berbuka.

Dan setelah Allah mengkaruniakan kepadaku taubat dan Hidayah, aku meyakini akan bahayanya hal ini, dan aku kemudian menjaga shalat.

Akan tetapi yang menyedihkan aku wahai syaikh yang mulia, adalah hari-hari yang telah berlalu dari umurku terkait shalat-shalat yang aku tinggalkan, dan hari-hari puasa yang aku tinggalkan.  Bagaimana cara melepaskan beban ini?  Semoga Allah memberikan Anda kebaikan."


Jawaban :

"Wajib atasmu wahai saudaraku untuk bertaubat kepada Allah, Alhamdulillah selama engkau bertaubat kepada Allah dan engkau menyesali, meninggalkan maksiat dan memperbaiki amalan, maka itu cukup bagimu. Engkau tidak wajib mengqadha shalat-shalat dan mengqadha puasa yang lalu.

Karena meninggalkan shalat itu kufur, dan taubat itu sudah mencukupi, taubat akan bisa menghapus apa yang sebelumnya. Selama engkau bertaubat kepada Allah, maka taubat itu akan menghapus dosa sebelumnya.

Nabi ﷺ bersabda :

التائب من الذنب كمن لا ذنب له.

“Seorang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang yang tidak memiliki dosa lagi.”

Maka orang yang bertaubat dari meninggalkan shalat, bertaubat dari meninggalkan puasa maka tidak wajib mengqadha (mengganti).

Adapun puasa yang kau tinggalkan setelah engkau menjaga shalat, apabila engkau meninggalkan sebagian puasa (lagi) setelah engkau menjaga shalat shalat lima waktu, maka itu yang harus (wajib) diganti.

Adapun puasa yang kau tinggalkan ketika engkau masih meninggalkan shalat, maka taubat itu sudah mencukupi padanya. Alhamdulillah.

Adapun kalau di sana ada beberapa hari yang kau tidak berpuasa setelah Allah mengkaruniakan kepadamu taubat dari meninggalkan shalat, maka engkau harus mengqadhanya.

Pembawa acara : ahsanallahu ilaikum wahai syaikh yang mulia.

📑 Fatwa nur ala Ad-Darbi

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

APA YANG WAJIB DILAKUKAN ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT DAN PUASA LALU DIA BERTOBAT?

http://www.binbaz.org.sa/noor/5588

🌎 simpellink.com/salafyonline



SHALAT RAGHAA'IB, SHALAT DI MALAM JUM'AT PERTAMA BULAN RAJAB TERMASUK KEDUSTAAN ATAS NAMA NABI

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:

“Kebanyakan orang yang menulis tentang keutamaan ibadah-ibadah, keutamaan waktu-waktu dan sebagainya, mereka menyebutkan banyak hadits-hadits yang lemah bahkan palsu, dengan kesepakatan kaum muslimin.  Sebagaimana mereka menyebutkan hadits-hadits tentang keutamaan puasa bulan Rajab semuanya lemah, bahkan palsu disisi para 'ulama.

Mereka menyebutkan shalat ragha’ib di malam jum'at pertama (bulan Rajab), juga malam Nishfu Sya’ban, sebagaimana mereka juga menyebutkan keutamaan hari Asyura yang diriwayatkan untuk berlapang-lapang terhadap keluarga.  Juga keutamaan berjabat tangan, memakai heena, khidhab, mandi, dan yang semisalnya, mereka juga menyebutkan shalat (di hari asyura).

Semua itu adalah kedustaan atas nama Rasulullah ﷺ.  Tidak ada yang shahih tentang hari asyura kecuali keutamaan puasa asyura saja."

📑 Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyah, 7/39


قال شيخ الإسلام ابن تيمية – رحمه الله وغفر له – :

كَثِيرٌ مِمَّنْ صَنَّفَ فِي فَضَائِلِ الْعِبَادَاتِ ، وَفَضَائِلِ الْأَوْقَاتِ، وَغَيْرِ ذَلِكَ : يَذْكُرُونَ أَحَادِيثَ كَثِيرَةً وَهِيَ ضَعِيفَةٌ، بَلْ مَوْضُوعَةٌ، بِاتِّفَاقِ أَهْلِ الْعِلْمِ، كَمَا يَذْكُرُونَ أَحَادِيثَ فِي فَضْلِ صَوْمِ رَجَبٍ كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ، بَلْ مَوْضُوعَةٌ، عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ .

وَيَذْكُرُونَ صَلَاةَ الرَّغَائِبِ فِي أَوَّلِ لَيْلَةِ جُمُعَةٍ مِنْهُ، وَأَلْفِيَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ، وَكَمَا يَذْكُرُونَ فِي فَضَائِلِ عَاشُورَاءَ مَا وَرَدَ مِنَ التَّوْسِعَةِ عَلَى الْعِيَالِ، وَفَضَائِلِ الْمُصَافَحَةِ وَالْحِنَّاءِ وَالْخِضَابِ وَالِاغْتِسَالِ وَنَحْوِ ذَلِكَ، وَيَذْكُرُونَ فِيهَا صَلَاةً .

وَكُلُّ هَذَا كَذِبٌ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَمْ يَصِحَّ فِي عَاشُورَاءَ إِلَّا فَضْلُ صِيَامِهِ.

منهاج السنة النبوية 39/7.

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



Sabtu, 27 Februari 2021

ANTARA KEBERADAAN ROH DENGAN JASAD

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Materi ini jarang dibahas dan dibicarakan dalam buku-buku para 'ulama, baik yang besar maupun yang kecil.
Terdapat ratusan dalil dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah, yang menyatakan bahwa roh itu dapat berdiri sendiri, naik dan turun, berhubungan, terpisah, bergerak, diam, keluar, masuk, pergi, dan datang.


Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri telah mensifati roh itu, yang dapat masuk dan keluar, ditahan, ditidurkan, dikembalikan, dinaikkan ke atas langit, pintu-pintu langit dibukakan baginya dan ditutup kembali.  Allah berfirman tentang hal ini (artinya);
"Alangkah dahsyatnya, sekiranya kamu melihat pada waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul-maut.  Sedangkan para Malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), 'Keluarkanlah nyawa kalian.'"  (Al-An'am;  93), dan
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.  Maka, masuklah ke dalam Jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Surga-Ku." 
(Al-Fajr;  27-30)
Hal itu, digambarkan oleh Allah ketika roh meninggalkan badan.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyempurnakan penciptaan jiwa (roh), maka Dia juga menyempurnakan penciptaan badan, seperti firman-Nya (artinya),
"Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu, dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang."  (Al-Infithar;  7)
Kesempurnaan badan (dapat) mengikuti kesempurnaan jiwa (roh), karena badan merupakan tempat jiwa, seperti wadah yang menjadi tempat sesuatu yang berada di dalamnya.
Dari sini dapat kita ketahui, bahwa suatu roh (jiwa) itu berbentuk rupa (wujud) tertentu di dalam badan, yang membedakannya dengan yang lain.
Ia mempengaruhi, dipengaruhi, dan dapat berpindah dari badan sebagaimana badan juga dapat mempengaruhi serta beralih dari roh itu.  Badan yang baik maupun yang buruk memiliki pengaruh terhadap roh tersebut dari kebaikan dan keburukannya.
Bila ada sesuatu yang paling kuat korelasi, kesesuaian, pengaruh, antara satu dengan yang lain, maka itu adalah hubungan antara roh dengan badan.
Oleh karena itu, dikatakan kepada roh ketika berpisah dengan badan,
"Keluarlah wahai jiwa yang tenang, yang dulunya berada di dalam badan yang baik."
Dan, "Keluarlah wahai jiwa yang buruk, yang dulunya berada di dalam badan yang buruk (pula)."

Allah berfirman (yang artinya)
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya, dan (memegang) jiwa orang yang belum mati ketika tidurnya.
Maka, Dia tahan jiwa (orang)
yang telah Dia ditetapkan kematiannya, dan Dia melepaskan jiwa yang lain hingga waktu yang telah ditentukan."  (Az-Zumar;  42)
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kepada roh itu sifat ditahan dan dilepaskan, sebagaimana ia juga diberi sifat dikeluarkan, dimasukkan, dikembalikan, dan disempurnakan.  

Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam telah mengabarkan kepada kita;
"Sesungguhnya, pandangan orang yang meninggal itu mengikuti rohnya ketika dia diwafatkan."  (Ditakhrij Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Beliau juga mengabarkan,
"Sesungguhnya, seorang Malaikat menahannya.  Lalu, diambil oleh Malaikat yang lain dari tangannya.
Dari roh itu tercium bau harum seperti hembusan minyak kesturi yang terdapat di muka bumi.  Atau, tercium bau busuk seperti bau bangkai yang ada di muka bumi."  (Diriwayatkan Ahmad)
Beliau juga mengabarkan,
"Roh itu naik ke langit, dan setiap Malaikat yang berada di antara langit dan bumi berdo'a kepada Allah untuk roh tersebut.  Pintu-pintu langit dibukakan bagi roh itu, lalu ia naik dari satu langit ke langit yang lainnya.   Hingga tiba di langit yang di sana Allah berada.  Roh tersebut diletakkan di hadapan-Nya, dan Dia memerintahkan agar namanya ditulis di dalam buku para penghuni 'Illiyyin (orang-orang yang berbuat baik), atau di dalam buku orang-orang durhaka (Sijjin), kemudian ia dikembalikan ke bumi.
Sedangkan roh orang kafir dilemparkan dengan satu kali lemparan, dan ia masuk ke dalam kuburnya bersama badan untuk menghadapi pertanyaan."  (Diriwayatkan Ahmad)
Beliau juga mengabarkan, bahwa roh orang muslim itu terbang, dan hinggap di sebuah pohon di Surga, lalu dikembalikan Allah ke jasadnya.
Beliau juga mengabarkan, bahwa roh para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) berada di dalam tubuh burung yang berwarna hijau, terbang kian-kemari di sungai-sungai Surga, dan makan dari buah-buahan yang terdapat di Surga.
Beliau juga mengabarkan, bahwa roh itu mendapatkan kenikmatan, dan adzab di alam barzakh (kubur) - hingga datangnya Hari Kiamat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang rohnya kaum Fir'aun, yang kepada mereka ditampakkan Neraka pada setiap pagi dan petang - sampai Hari Kiamat tiba.  Sedangkan kepada roh para Syuhada yang hidup di sisi Rabb mereka dalam keadaan mendapatkan rezeki, rezeki mereka terus mengalir.  Jika tidak demikian keadaannya, maka roh hanyalah suatu wujud yang tercabik-cabik.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menafsirkan kehidupan roh ini dengan sabda Beliau (artinya),
"Sesungguhnya, roh mereka berada di dalam tubuh seekor burung yang berwarna hijau, yang memiliki pelita-pelita yang tergantung di 'Arsy, berterbangan di dalam Surga menurut kehendaknya.  Kemudian burung itu hinggap di pelita tersebut.  Dan, Rabb mereka menampakkan Diri kepada mereka dengan satu kali penampakan, seraya bertanya, 'Apakah kalian menginginkan sesuatu?'  Mereka menjawab, 'Apalagi yang kami inginkan, sementara kami dapat berterbangan di Surga menurut kehendak kami?'  Allah menanyakan hal itu hingga tiga kali.
Ketika mereka telah menyadari, bahwa sekali-kali mereka tidak dibiarkan untuk (tidak) meminta, maka mereka berkata, 'Kami ingin agar roh kami dikembalikan ke dalam badan kami, agar kami dapat berperang di jalan-Mu sekali lagi.'" 
Disebutkan pula di dalam riwayat yang shahih, bahwa roh para Syuhada tersebut berada di dalam seekor burung yang berwarna hijau - yang bergantung pada buah Surga.
Ibnu Abbas berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda (artinya),
"Ketika saudara kalian terbunuh di (perang) Uhud, maka Allah meletakkan roh mereka di dalam badan seekor burung yang berwarna hijau, menempati sungai-sungai Surga, memakan buah-buahannya, hingga di pelita-pelita dari emas di bawah lindungan 'Arsy.  Ketika mereka mendapatkan tempat minum, tempat makan, dan tempat tidur mereka yang bagus, mereka berkata, 'Seandainya saudara kita mengetahui apa yang telah diperbuat Allah terhadap kita, tentu mereka tidak akan menghindari Jihad, dan tidak melarikan diri dalam peperangan.'  (Lalu) Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Aku (Yang) akan menyampaikan kepada mereka tentang (keberadaan) kalian.'"

Kemudian Allah menurunkan ayat kepada Rasul-Nya (artinya),
"Janganlah kamu mengira, bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapatkan rezeki."  (Ali-Imran;  169)
Hadits ini diriwayatkan Ahmad, yang secara nyata menunjukkan kepada kita, bahwa roh itu memiliki aktivitas makan, minum, bergerak, berpindah-pindah, dan berbicara.
Begitulah keadaan roh setelah terpisah dari badan, dimana perbedaannya lebih nyata daripada perbedaan antara badan yang satu dengan badan lainnya.  Boleh jadi, terdapat keserupaan di antara beberapa badan, akan tetapi pada roh hal ini jarang terjadi.
Dengan demikian dapat dijelaskan, bahwa kita tidak melihat adanya persamaan badan para Nabi, Sahabat, dan para Imam.  Mereka adalah orang-orang yang memiliki ilmu jauh lebih tinggi dibandingkan kita.  Dan, kelebihan ini tidak hanya sekedar kelebihan dari badan-badan mereka semata.  Sebagaimana yang telah disampaikan kepada kita, bahwa badan (jasad) sebagian di antara mereka pun memiliki kekhususan dibandingkan sebagian yang lain.  Akan tetapi, kelebihan yang nyata kita lihat adalah karena sifat-sifat Roh mereka, dan apa yang diperbuat oleh Roh tersebut.  Kelebihan suatu roh dibandingkan dengan roh lainnya adalah karena sifat-sifat yang dimilikinya.  Perbedaan ini jauh lebih besar daripada perbedaan satu badan dengan badan lainnya atas sifat-sifat yang mereka miliki.  Bukankah kalian melihat, nyaris tidak ada perbedaan antara badan orang-orang kafir dengan badan orang-orang yang berimanAkan tetapi, perbedaan roh mereka sangatlah jauh berbeda.
Atau, bisa jadi engkau menemukan anak kembar yang hampir-hampir tidak bisa dibedakan satu dengan yang lainnya, tetapi sifat roh mereka masing-masing sangat berbeda.
Apabila roh ini telah terlepas dari badan, maka perbedaannya satu sama lain akan semakin tampak, dan semakin jelas.

Perlu kami sampaikan sesuatu kepada anda, bahwa seandainya anda mengamati perbedaan keadaan beberapa roh dan badan, tentu anda dapat melihat dengan mata-kepala anda sendiri.  Bahwa hampir tidak terdapat badan yang buruk, melainkan juga tersusun padanya jiwa yang buruk pula - selaras dengan bentuk dan rupanya itu.  Jarang sekali anda melihat cacat pada badan yang pada rohnya juga terdapat cacat yang serupa.  Karena itu pula, banyak para peramal yang membuat ramalan berdasarkan bentuk dan keadaan tubuh, dan ramalannya itu jarang yang meleset.  Banyak riwayat yang dikisahkan oleh Imam Asy-Syafi'i tentang hal ini.  (Catatan;  Hal ini bukan berarti mendatangi para peramal itu diperbolehkan dalam agama Islam, pen blog)
Sebaliknya, jarang anda temukan bentuk dan rupa yang menawan, serta susunan anggota tubuh yang sempurna - juga didapati roh yang menawan pada anggota tubuh tersebut, sesuai dengan keadaannya.  Asalkan pemahaman ini tidak dipukul rata, karena bisa saja orang yang memiliki tubuh yang jelek, tetapi memiliki roh yang mulia - karena pengaruh belajar ilmu Agama, latihan, dan kebiasaan.
Jika roh para Malaikat berbeda-beda antara sebagian mereka dengan sebagian lainnya, sementara mereka tidak memiliki jasad (badan), demikian pula dengan bangsa Jin.  Maka, roh manusia lebih layak memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya.

oOo

(Dikutip dari kitab Roh, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)


KEINDAHAN DAN KEBAIKAN ILMU

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Perkataan Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah* yang memiliki makna yang dalam;

"Ilmu (seseorang) itu tidak akan indah, dan tidak akan menjadi baik (bermanfaat bagi dirinya, dan bagi orang lain, pen blog), kecuali bila  terpenuhi padanya 3 (tiga) perkara;

1. Ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

2. Menepati (setia) terhadap As-Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

3. Rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala."**

* Kritik yang membangun bagi siapa saja yang mengaku bermadzhab Asy-Syafi'iyyah, (pen blog).

** Diriwayatkan dari Ka'ab Al-Ahbar rahimahullah, bahwa beliau berkata,

"Tertulis di dalam kitab Injil;

'Wahai Isa, hati yang tidak takut (kepada Allah), maka ilmunya tidak akan bermanfaat, ucapannya tidak akan didengar, dan do'anya tidak akan diangkat (ke atas langit)',(pen blog).

(Al-'Adab Asy-Syar'iyyah, 2/49)

oOo


Jumat, 26 Februari 2021

JANGAN TERTIPU DENGAN KEAHLIAN BERBICARA SESEORANG

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Berkata Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu anhu,

لا يعجبنكم من الرجل طَنْطَنَتُه، ولكن من أدى الأمانة وكف عن أعراض الناس فهو الرجل.

"Janganlah sekali-kali kalian terkagum-kagum dengan keahlian seseorang dalam menyampaikan ucapan (retorika).  Akan tetapi, (kagumlah kepada) seseorang yang menunaikan amanah, dan (mampu) menahan diri dari membicarakan kehormatan orang lain.  Orang seperti inilah laki-laki sejati (orang yang benar-benar mulia)."


📚 As-Sunan Al-Kubra, karya Al-Baihaqi, jilid 6 hlm. 288


oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



PEGANG KUAT-KUAT, JANGAN DILEPASKAN MANHAJ YANG LURUS

 


بسم الله الرحمان الرحيم

◽️ Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

📌 "Dan janganlah engkau merasa sulit untuk menyelisihi manusia, dan bergabung dengan golongan Allah dan Rasul-Nya, meskipun engkau sendirian, karena sesungguhnya Allah bersamamu dengan pengawasan, pemeliharaan, dan penjagaan-Nya untukmu.  Dan,  Allah hanya menguji keyakinan dan kesabaranmu.  Dan, penolong terbesar bagimu untuk itu tentunya setelah pertolongan Allah, adalah melepaskan diri dari ketamakan (terhadap dunia)  dan ketakutan (terhadap kemiskinan, dan manusia).  Maka, tatkala engkau mampu melepaskan (diri) dari keduanya, akan ringan bagimu untuk bergabung dengan golongan Allah dan Rasul-Nya, dan engkau senantiasa berada pada sisi yang padanya ada Allah dan Rasul-Nya.”

📝 Al fawwaid, jilid 1, hlm. 116.

ولا تستصعب مخالفة الناس و التحيز الى  الله ورسوله ولو كنت وحدك فان الله  معك  وانت بعينه و كلاءته و حفظه لك و انما امتحن يقينك و صبرك واعظم الاعوان  لك على هذا بعد عون الله التجرد من  الطمع و الفزع  فمتى تجردت منهما هان عليك التحيز الى الله و رسوله و كنت دائما في الجانب الذى فيه الله ورسوله

oOo


🌸 Turut Menyebarkan :

http://t.me/forumiman

Blog BENANG MERAH 129 BUAH ILMU

Kamis, 25 Februari 2021

DI ANTARA CIRI AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH

 

*

بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah;

"Ahlussunnah, mereka rela meninggalkan ucapan manusia demi mengikuti Sunnah (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) Namun Ahlul Bid'ah, mereka rela meninggalkan Sunnah demi mengikuti ucapan manusia."


📚 [Ash shawaiq : 4/1603]


*  Hasil Rontgen seseorang yang berkepala besar tapi otaknya kecil, (pen blog).


‏قال الإمامُ إبنُ القيَمِ رحمهُ الله: 

أهلُ السُنةِ يتركونَ أقوالَ الناسِ ﻷجلِ السُنةِ

وأهلُ البدعِ يتركونَ السُنةَ ﻷجلِ أقوالِ الناسِ.


(الصواعق: 4 /1603)

oOo

Disalin dengan editan dari; 

🌎 simpellink.com/salafyonline



UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (815)

 


BILA FITNAH TELAH MARAK

بسم الله الرحمان الرحيم

"Apabila fitnah telah marak terjadi, maka orang-orang yang berakal menjadi tak berdaya membantah orang-orang bodoh."*

(Makna perkataan, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah)

* Boleh jadi karena banyaknya dukungan terhadap mereka (orang-orang bodoh), dan sedikitnya orang-orang yang menyuarakan kebenaran, sehingga suara mereka tenggelam ditelan riuhnya suara kebathilan, kebohongan dan kebodohan, (pen blog).

oOo

SEKECIL APAPUN MUSIBAH ADALAH AKIBAT DOSA

 

بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Berkata Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah,

إِنَّ الرَّجُل كان يُشاكُ الشوكة يقول: إني لأَعلمُ أنكِ بذنب وما ظلمني ربي عز وجل.

"Sesungguhnya dahulu jika ada seseorang tertusuk duri, dia mengatakan, 'Sungguh aku benar-benar mengetahui, bahwa engkau (duri) adalah akibat dari dosaku.  Rabbku Azza wa Jalla tidak (pernah) menzalimiku.'"


📚  Az-Zuhd, karya Al-Imam Ahmad, no. 1647

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



Rabu, 24 Februari 2021

BAHAYA PALING BESAR BAGI UMAT ISLAM

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Berkata Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah,

‏وأضر ما حصل للمسلمين هو جهلهم بدينهم، من أجل هذا يشترى الرجل بأتفه الأثمان.

"Yang paling membahayakan kaum muslimin adalah;  Kebodohan mereka terhadap agama mereka.  Dengan sebab inilah, seseorang bisa dibeli dengan sesuatu yang paling rendah harganya."*

oOo


Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah; 

"Seseorang tidak mungkin menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan jika ia memiliki akal.  Tetapi orang bodoh (terhadap Agama) dibunuh oleh kebodohannya sendiri."

(Baca juga artikel, 129 Buah Ilmu bagian I, dan II), (pen blog)

Disalin dengan editan dari;

📚 Gharatul Asyrithah, jilid 3 hlm. 31


KUBURAN BUKANLAH TEMPAT PERISTIRAHATAN TERAKHIR


بسم الله الرحمان الرحيم

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya;

Pertanyaan :

Apa hukum ucapan mereka, 'Telah dikuburkan di tempat 'peristirahatan terakhir?'"

Jawaban :

"Ucapan seorang, '(mayit) dikuburkan diperistirahatan terakhir' itu hukumnya haram, dan tidak boleh.  Karena jika engkau mengatakan di 'peristirahatannya yang terakhir', maka berarti kuburan adalah akhir dari segala sesuatu baginya.  Ini terkandung padanya, pengingkaran kepada Hari Kebangkitan (Kiamat) yang telah diketahui bersama di tengah kaum muslimin, bahwasanya kuburan itu bukanlah akhir dari segala sesuatu.

Kecuali bagi mereka yang tidak beriman kepada Hari Akhir, maka kuburan adalah akhir segala sesuatu menurut mereka.

Adapun di sisi seorang muslim, alam kubur bukanlah akhir dari segala sesuatu.
Dan, pernah ada seorang Arab badui mendengar seorang yang membaca firman Allah Ta’ala :

(أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ ۝ حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ)

“Mengumpulkan harta telah membuat kalian lalai. Sampai kalian berziarah (masuk) ke alam kubur.”
[QS. At-Takatsur;  1–2]

Badui tadi mengatakan :
'Demi Allah! Tidaklah orang yang berziarah itu akan menetap, karena orang yang berziarah pasti akan melanjutkan perjalanan, dan pasti dia akan dibangkitkan.'

Dan, ini adalah pendapat yang benar shahih.
Maka wajib untuk menjauhi ungkapan ini.  Tidak boleh dikatakan tentang kubur, bahwasannya kuburan itu adalah (tempat) peristirahatan terakhir.
Karena pemberhentian terakhir, kalau tidak di Surga atau di Neraka nanti pada Hari Kiamat."

📑 Majmu’ Al-Fatawa, 3/133
oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;
UNGKAPAN YANG SALAH : MENGUBURKAN MAYIT DI PERISTIRAHATAN TERAKHIR

⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso

INGKARILAH KEMUNGKARAN, AGAR MUSIBAH TIDAK MERATA MENGENAI SEMUA ORANG

 


بسم الله الرحمان الرحيم



Lihat di Vocaroo >>

(Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafizhahullah)

oOo

Selasa, 23 Februari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (814)

 


بسم الله الرحمان الرحيم

"Meninggalkan tempat-tempat maksiat, termasuk para pelakunya adalah hijrah yang diperintahkan.  Karena, hijrah yang sebenarnya adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala larang."

(Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (813)

 


SUMBER KEBAIKAN, KEBAHAGIAAN, DAN KESEMPURNAAN HIDUP

بسم الله الرحمان الرحيم

"Kebaikan, Kebahagiaan, dan Kesempurnaan (hidup manusia) semua terkandung dalam 2 (dua) hal;

1. Ilmu yang bermanfaat.

2. Amal Shalih."*

(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah)

* Maka, barangsiapa yang menginginkan Kebaikan, Kebahagiaan, dan Kesempurnaan hidup - dia harus berupaya untuk meraih keduanya, bukan dengan selain itu (pen blog).

oOo


Senin, 22 Februari 2021

ANCAMAN TERHADAP ORANG YANG BERBUAT BURUK TERHADAP ISLAM DAN AJARAN NABI

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✅Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

قُل لِّلَّذِینَ كَفَرُوۤا۟ إِن یَنتَهُوا۟ یُغۡفَرۡ لَهُم مَّا قَدۡ سَلَفَ وَإِن یَعُودُوا۟ فَقَدۡ مَضَتۡ سُنَّتُ ٱلۡأَوَّلِینَ

"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir (durhaka) itu, 

'Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu;  Dan, jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi) sungguh, berlaku (pada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu (dibinasakan).'”

(QS. Al-Anfal:  38)

oOo

Disalin dengan editan dari;

📌 Twitter Asy-Syaikh Arafat bin Hasan Al-Muhammadi hafizhahullah

🌎 simpellink.com/salafyonline



UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (812)

 


KHABAR GEMBIRA DAN KHABAR BURUK

بسم الله الرحمان الرحيم

"Bila engkau mengamati pada dirimu, bahwasanya dadamu terasa lapang melakukan keta'atan, dan terasa sempit dengan kemaksiatan.  Maka, hal ini adalah Khabar Gembira bagimu, bahwa engkau termasuk hamba Allah yang beriman, dan termasuk Wali-wali Allah yang bertakwa."*

(Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah)

* Namun, bila yang terjadi sebaliknya.

Dadamu terasa lapang melakukan maksiat, tidak merasa sempit dengan perbuatan dosa (terutama dosa-dosa besar - seperti mengumbar 'aib Pemimpin kaum muslimin di tengah khalayak ramai, kesyirikan, dll.) - malah gembira dan bersemangat melakukan nya.  Maka ketahuilah, bahwa itu adalah Khabar Buruk bagimu, bahwa engkau termasuk hamba Allah yang durhaka, dan salah seorang dari Wali-wali Syaithan, (pen blog). 

oOo


UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (811)

 


KEBERANIAN HAKIKI 

بسم الله الرحمان الرحيم

"Keberanian itu bukanlah dengan kuatnya badan (fisik).

Terkadang ada seseorang yang badannya kuat, tetapi hatinya lemah.  Hanyalah keberanian itu dengan kuat dan teguhnya hati (berpegang pada kebenaran)."

(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah)

oOo


Minggu, 21 Februari 2021

KALIAN TIDAK MEMAHAMI TASBIH MEREKA...

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Sebagian kaum muslimin menyukai daging katak (kodok) untuk dikonsumsi.  Padahal, di sana terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang melarangnya.

Maka, bagi yang belum mengetahui, ada baiknya dalil dan alasan berikut dijadikan sebagai bahan pertimbangan; 

“Bahwa ada seorang dokter bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang katak yang akan dijadikan sebagai obat, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk membunuhnya.” (HR. Nasa’i, dan Abu Dawud, dishahihkan oleh Imam Al-Hakim, Adz Dzahabiy, dan Syaikh Al-Albaniy)

Jumhur (mayoritas) 'ulama berpendapat, bahwa berdasarkan dalil dan kaidah di atas, membunuh katak hukumnya haram, dan memakannya pun hukumnya haram. Al-Khattabi rahimahullah mengatakan, “Dalil ini menunjukkan bahwa katak itu diharamkan untuk dimakan.  Katak itu termasuk hewan hewan air yang tidak dihalalkan.” (‘Aunul Ma’bud)

Berkata Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma,

"Janganlah kalian membunuh katak.

Sesungguhnya suaranya yang kalian dengarkan itu adalah tasbih (kalimat yang mensucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala, pen blog)."

 [Shahih Ibnu Abi Syaibah: 24178]

oOo





Sabtu, 20 Februari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (810)

 


JANGAN BANGGA DENGAN AMALANMU

بسم الله الرحمان الرحيم

"Barangsiapa yang membanggakan amalnya - pasti akan berujung dengan kebinasaan.  Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari sifat tersebut."

(Makna perkataan Asy-Syaikh, Al-'Allamah, Dr. Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (809)

 


TAUHID YANG BENAR MENGHIMPUN SEGALA MACAM KEBAIKAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Tauhid menjaga kehormatan diri.  Keadilan yang paling adil adalah Tauhid.  Ia merupakan sumber segala macam kebaikan."*

(Makna perkataan Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah)

* Lawan dari Tauhid adalah Syirik.

Kezhaliman yang paling zhalim adalah Kesyirikan.  Menyeret pelakunya ke tempat yang paling rendah (hina), karena ia adalah himpunan dari segala macam keburukan, (pen blog).

oOo



ANCAMAN KERAS BAGI SUAMI YANG MENIKAH DENGAN NIAT YANG TIDAK BAIK

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Syaikh Shalih bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah;

Rasulullah ﷺ bersabda :

أيما رجل تزوج امرأة على ما قل من المهر أو كثر وليس في نفسه أن يؤدي إليها حقها خدعها فمات و لم يؤد إليها حقها لقي الله يوم القيامة وهو زان. اخرجه الطبراني بسند رجاله ثقات.

“Laki-laki mana saja yang menikahi seorang wanita, dengan mahar sedikit ataupun banyak, tidak ada dalam jiwanya keinginan untuk menunaikan hak istrinya, dia menipunya, kemudian dia meninggal dalam keadaan belum menunaikan hak istrinya, maka dia berjumpa dengan Allah pada Hari Kiamat dalam keadaan sebagai pezina.”

(HR. Thabrani dengan sanad Rijalnya terpercaya.)

Di dalam hadits ini terdapat ancaman yang keras bagi orang yang tidak menunaikan hak-hak istrinya.  Karena Allah Ta’ala telah menetapkan bagi setiap pasangan suami istri, masing-masing punya hak atas yang lainnya.

Maka, barangsiapa yang tidak menunaikan hak pasangannya maka ini adalah satu dosa besar di antara dosa-dosa besar.

Kalau ada seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan mahar yang banyak ataukah sedikit, lalu wanita tersebut percaya kalau sang suami akan menunaikan hak-haknya, akan tetapi sang suami menyembunyikan niat (buruk) di dalam hatinya untuk tidak menunaikan hak istri tersebut.

Kalau dia mati dalam keadaan demikian, maka dia mati sebagai seorang pezina.

Karena ini adalah (suatu bentuk) pengkhianatan dan penipuan.

Demikian pula seorang yang menikah dengan niat untuk diceraikan, (hanya) sebagai pelampias syahwatnya, dia tidak ingin terus tinggal bersama istrinya.  Sekalipun sang istri menikah dengannya agar ia menunaikan hak suami istri.  Maka, orang ini berjumpa dengan Allah dalam keadaan sebagai pezina.

Karena dia tidak menunaikan akad, yakni dia bersenang-senang dengan istrinya tanpa imbalan.

Dia sekedar menipu, maka dia telah melakukan satu bagian dari zina. Di dalamnya ada ancaman yang keras.

Ya, memang dengan akad (secara zhahir) telah halal istri tersebut baginya, akan tetapi dia harus berkomitmen untuk menunaikan hak-hak istrinya, dan menunaikan kewajiban- kewajibannya sebagai seorang suami."*


📑 Syarh Kitabul Kabair, hal 668 

* Dengan demikian, semakin teranglah bagi kita betapa bathilnya Nikah Mut'ah yang lazim dilakukan oleh orang-orang Syi'ah.  Tanpa memenuhi Rukun (Syarat Sah) nikah, ditambah lagi disertai dengan niat yang tidak baik (hanya sekedar pelampiasan hawa nafsu).  Jangankan beroleh pahala, malah dosa berlipat-lipat yang akan didapat.

"Na'udzubillahi min dzaalika."

oOo

Disalin dengan editan dari;

http://telegram.me/ahlussunnahposo




IKHTIAR BUKANLAH SEBAB YANG MENGHARUSKAN REZEKI DATANG

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

فإذا بحث عن الرزق وفَعَلَ الأسباب فإنه يكون فعل الأسباب الموجبة للرزق، لكن ليس المعنى أن هذا السبب موجب مستقل وإنما الذي يرزق هو الله تعالى وكم من إنسان يفعل أسبابا كثيرة للرزق ولا يرزق وكم من إنسان يفعل أسبابا قليلة فيرزق وكم من إنسان يأتيه الرزق بدون سعي كما لو وجد ركازا في الأرض أو مات له قريب غني يرثه أو ما أشبه ذلك

"Apabila seseorang mengais rezeki dan menempuh berbagai sebab sebagai bentuk ikhtiarnya, sungguh dia telah melakukan sebab-sebab yang dapat mendatangkan rezeki.  Akan tetapi, sebab yang ditempuh ini bukanlah sesuatu yang mengharuskan rezeki itu datang. Yang memberikan rezeki itu hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala

Betapa banyak orang yang menempuh berbagai sebab supaya mendapat rezeki, tetapi tidak diberi rezeki.  Betapa banyak orang yang (hanya) menempuh sedikit sebab, ternyata dia mendapat rezeki. Betapa banyak pula orang yang didatangi rezeki tanpa usaha (ikhtiar), seperti orang yang mendapatkan perbendaharaan di bumi (harta Karun), orang yang saudara dekatnya yang kaya meninggal kemudian dia mendapat warisan, dan lain sebagainya."*

📖 Sumber:

Al-Qaul al-Mufid, hlm. 399.

* Oleh sebab itu, bila engkau mendapatkan rezeki (apapun bentuknya) - bersyukurlah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, janganlah merasa bangga dengan ikhtiar yang dilakukan (betapapun keras usahamu), karena semua itu tidak akan pernah engkau miliki bila Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak berkehendak mentakdirkannya untukmu.  Sebaliknya, apabila Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mentakdirkan sesuatu untukmu (baik atau buruk), maka bagaimanapun engkau tidak akan bisa melepaskan diri darinya, (pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari;

🌍 http://alfudhail.com

SEDEKAH SEBAGAI PENEBUS DOSA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

📜 Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim رحمه الله تعالى: 

  "Sedekah akan menebus seorang hamba dari adzab Allah Ta'ala.  Dikarenakan dosa dan kesalahan hamba akan menjadikannya binasa.  Lalu, sedekah datang untuk menebusnya dari adzab Allah Ta'ala, dan melepaskannya dari adzab tersebut."


📚 [Al -Wabil Ash-Shayyib: 73]

•••

📜 قال ابن القيم -رحمه الله تعالى- :

"الصدقة تفدي العبد من عذاب الله فإن ذنوبه و خطاياه تقتضي هلاكه

فتجيء الصدقة تفديه من العذاب و تفكه منـه"

📚 *[الوابل الصيب (٧٣)]*

oOo

Disalin dengan editan;

🌎 simpellink.com/salafyonline



Jumat, 19 Februari 2021

WASPADALAH TERHADAP DUA PERKARA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah mewasiatkan kepada kita semua;

حذار من أمرين لهما عواقب سوء:

أحدهما: رد الحق لمخالفته هواك فإنك تعاقب بتقليب القلب وردّ ما يَرِدُ عليك من الحق رأساً ولا تقبله إلا إذا برز في قالب هواك

"Waspadailah dua perkara berikut!  Karena keduanya akan mengantarkan kepada keburukan-keburukan.

+ Pertama;  

Menolak kebenaran karena menyelisihi hawa nafsumu. 

Engkau terancam hukuman berupa diputar-balikkannya hatimu (oleh Allah), dan menolak (setiap) kebenaran yang datang padamu. Engkau hanya menerima kebenaran jika selaras dengan hawa nafsumu saja.* 

Allah berfirman,

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ

"Dan Kami palingkan hati dan penglihatan mereka sebagaimana mereka tidak beriman dengannya (Al-Qur'an) di awal kesempatan."  (Al-An'am:  110)

فعاقبهم على رد الحق أول مرة بأن قلّب أفئدتهم وأبصارهم بعد ذلك

Allah menghukum-mu, karena engkau menolak kebenaran ketika datang pertama kali, dalam bentuk dipalingkannya hati dan pandangan-mu (darinya) setelah itu. 

والثاني: التهاون بالأمر إذا حضر وقته، فإنك إن تهاونت به ثبطك الله وأقعدك عن مراضيه وأوامره عقوبة لك

+ Kedua; Menggampangkan (menganggap enteng) kewajiban ketika telah tiba waktunya. 

Jika engkau melalaikannya, Allah akan menghalangimu dari ridha-Nya.  Allah pun membuatmu malas melaksanakan perintah-perintah-Nya (keta'atan) sebagai hukuman bagimu. 

Allah berfirman, 

فَإِنْ رَجَعَكَ اللَّهُ إِلَى طَائِفَةٍ مِنْهُمْ فَاسْتَأْذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُلْ لَنْ تَخْرُجُوا مَعِيَ أَبَدًا وَلَنْ تُقَاتِلُوا مَعِيَ عَدُوًّا إِنَّكُمْ رَضِيتُمْ بِالْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَاقْعُدُوا مَعَ الْخَالِفِينَ

"Maka jika Allah mengembalikanmu kepada salah satu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (tidak pergi berperang), katakanlah, 'Kalian tidak boleh keluar bersamaku selamanya. Dan kalian tidak boleh memerangi musuh bersamaku.  Sungguh, kalian telah rela tidak ikut berperang pada kali pertama.  Karena itu, duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang." (At-Taubah:  83)

فمن سلم من هاتين الآفتين والبليتين العظيمتين فليهنه السلامة

Siapa yang terbebas dari dua penyakit dan musibah besar ini, maka dia selamat.


📚 Badai'ul Fawa'id, (3/1128)

* Menolak 1 (satu) kebenaran yang datang - dapat mengakibatkan seseorang menolak semua Kebenaran (Kafir), karena Allah Subhanahu wa Ta'ala menginginkan hamba menerima seluruh Kebenaran yang datang dari-Nya (Kaffah) - tidak pilih-pilih.

Ambil semua, atau tidak usah sama sekali (pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (808)

 


WAJIB HUKUMNYA MENJAGA DAN MENGAMATI DIRI SENDIRI

بسم الله الرحمان الرحيم

"Maka, seorang insan manusia wajib menjaga dan mengamati dirinya sendiri, tidak panjang angan-angan.

Wajib baginya beramal untuk Negeri Akhirat - seakan-akan ia akan mati sebentar lagi, sehingga ia bergegas mempersiapkan bekal untuk Akhirat-nya."*

(Makna perkataan, Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah)

* Janganlah sekali-kali ia menyangka kesempatan hidupnya di dunia ini masih panjang, sehingga ia tidak memiliki planing dan persiapan buat kehidupan Akhiratnya, (pen blog).

oOo


Kamis, 18 Februari 2021

SURGA TIDAK BISA DIMASUKI ORANG YANG BURUK

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullah;

“Maka, Surga itu tidak akan dimasuki oleh orang yang buruk, dan juga orang yang di dalamnya terdapat keburukan.  Maka, barangsiapa yang mensucikan dirinya di dunia - dan dia berjumpa dengan Allah dalam keadaan suci dari najis-najis, dia akan memasuki Surga tanpa ada penghalang.

Dan, barangsiapa yang tidak mensucikan dirinya di dunia, jika najisnya ini adalah najis ‘ainiyyah (telah menjadi karakter, pen blog), seperti orang kafir - maka dia tidak akan (pernah) masuk ke dalam Surga.

Dan jika najisnya adalah najis yang muncul (menempel, pen blog), ia akan memasuki Surga setelah dibersihkan (dibakar) di Neraka dari najis tersebut.  Kemudian dia tidak akan keluar (lagi) dari Surga.”


📑 Ighatsat Al-Lahafaan, 78


فالجنة لا يدخلها خبيث، ولا من فيه شىء من الخبث.

فمن تطهر فى الدنيا ولقي الله طاهراً من نجاساته دخلها بغير معوق،ومن لم يتطهر فى الدنيا فإن كانت نجاسته عينية، كالكافر، لم يدخلها بحال.وإن كانت نجاسته كسبية عارضة دخلها بعد ما يتطهر فى النار من تلك النجاسة ثم لا يخرج منها.


إغاثة اللاللهفان ٧٨

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

SURGA TIDAK AKAN DIMASUKI ORANG YANG BURUK

🌎 simpellink.com/salafyonline



UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (807)

 


ORANG YANG AKAN SELAMAT DI AKHIRAT 

بسم الله الرحمان الرحيم

"Tidak akan selamat pada Hari Esok, melainkan orang-orang yang berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan hati yang selamat (suci), dimana tidak terdapat di dalamnya selain Allah Subhanahu wa Ta'ala."

(Al-Imam, Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah)

oOo

Rabu, 17 Februari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (806)

 


URUSAN DUNIA PENYEBAB TERJADINYA PERSELISIHAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Pangkal persatuan adalah dengan kebencian terhadap dunia, dan sikap berpaling darinya. 

Karena, urusan dunialah yang sering kali menyebabkan perselisihan (perpecahan) di antara saudara seiman."

(Abu Abdirrahman As-Sulami rahimahullah)

oOo



SEKALI LAGI, "DUNIA ITU PENJARA ORANG MUKMIN DAN SURGANYA ORANG KAFIR"

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Asy Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah ditanya:

Pertanyaan:

Apa makna hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasannya Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: "Dunia itu penjaranya kaum mu'min, dan Surganya orang kafir"?


Jawab:

"Makna dari hadist ini, bahwasannya dunia itu meskipun besar kenikmatannya dan dipenuhi dengan suka cita pada hari- harinya, dan begitu elok dari bagunan bangunannya, bagi seorang mukmin semua itu bagaikan penjara, karena seorang mu'min pandangannya tertuju kepada Kenikmatan yang Lebih Utama, Lebih Sempurna dan Lebih Tinggi.

Adapun bagi orang kafir maka dunia ini adalah Surga bagi mereka, karena itu mereka bersenang senang didalamnya - dan lupa dengan Akhirat, dan ini sebagaimana firman Allah, 'Dan orang orang kafir bersenang senang, dan mereka makan seperti makannya binatang ternak, dan Neraka tempat kembali mereka.'

Orang kafir apabila mati, tidak ada dihadapannya selain Neraka, wal 'iyadzu billah (kita berlindung kepada Allah), bagi mereka hanyalah Neraka. Oleh karena itu, dunia dan apa yang terdapat di dalamnya dari kegelisahan, kegundahan, kesedihan, bagi orang kafir - semua ini adalah Surga, karena mereka (akan) berpindah dari adzab (dunia) kepada adzab Neraka - wal iyadzu billah,  (bagaimana pun) dunia ini bagi mereka laksana Surga.

(Baca juga artikel, DUNIA = PENJARA ORANG MUKMIN = SURGA ORANG KAFIR)

oOo

Disalin dengan editan dari;

Kitab: Fatawa Nur Alad Darb, 64/111.

Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy.

BAGAIMANA MEMPERBAIKI HATI?

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Hati adalah Raja bagi seluruh anggota tubuh.

Jika baik hatinya - akan baik pula seluruh anggota tubuh.  Sebaliknya, jika buruk - maka yang lain juga akan buruk, tidak menjadi baik.


Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk Menghidupkan, Melembutkan dan Menjernihkan Hati. Di antaranya:

1. Membaca dan Tadabbur (Memikirkan dengan penuh pemahaman) ayat-ayat Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah penghidup hati (qalbu) yang mati.  Karena itu Allah menyebut Al-Qur’an sebagai ROH.  Al-Quran adalah penerang hati, dan membuatnya bercahaya.

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا...

"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Roh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami.  Sebelumnya Engkau tidak mengetahui apakah Kitab dan Iman itu.  Akan tetapi Kami jadikan Ia (Al-Qur'an) itu sebagai Cahaya yang dengannya Kami memberikan hidayah kepada siapa yang Kami kehendaki dari hamba-hamba Kami."  (QS. Asy-Syuura:  52).

Al-Qur’an adalah Obat Hati.

"Wahai sekalian Manusia, telah datang Nasihat dari Tuhanmu (Al-Qur'an) dan sebagai obat bagi yang berada di dalam dada (Hati), dan sebagai Petunjuk serta Rahmat bagi orang yang beriman."  (QS. Yunus:  57)

2. Berdzikir dengan Lisan dan Hati.

"Ingatlah, dengan Berdzikir Hati menjadi Tenang."  (QS.  Ar-Ra’d:  28).

3. Menjaga Lisan dari Segala Ucapan yang Mengandung Dosa dan Kesia-siaan.

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ، وَلاَ يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

"Tidaklah akan istiqamah Iman seorang hamba sampai istiqamah hatinya, dan tidak akan Istiqamah hatinya sampai istiqamah lisannya. (HR.  Ahmad, Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih AtTarghib wat Tarhiib).

4. Selalu Berusaha untuk Mengingkari Kemungkaran (Maksiat) Menjadikan Hati Putih Bersinar.

Hati manusia senantiasa dihadapkan pada ujian (Kemungkaran).  Bagaikan anyaman tikar sehelai demi sehelai.  Hati yang menelannya akan diberi bintik hitam, sedangkan hati yang mengingkarinya akan diberi Bintik putih.  (Demikian terus berlangsung) hingga akan terdapat 2 (dua) macam Hati:

(a). Hati yang hitam, bagaikan mangkuk terbalik, tidak Mengenal mana yang Ma’ruf dan mana yang Munkar, kecuali yang diserap Hawa Nafsunya.

(b). Hati yang putih (Cemerlang), yang tidak akan terpengaruh dengan (berbagai) Fitnah (ujian) selama masih ada langit dan bumi.  (HR. Muslim).

5. Puasa Ramadhan, dan diikuti dengan 3 hari setiap tanggal 13, 14, dan 15 Bulan (Hijriah).

صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصَّدْرِ

"Puasa pada bulan Kesabaran (Ramadhan), dan 3 Hari setiap bulan akan Menghilangkan WAHAR (Dengki, Permusuhan, Kemarahan) di dalam Dada." (HR.  Ahmad dan Al-Bazzar, Al-Haitsamy menyatakan bahwa Rijalnya adalah Rijal As-Shohih).


6. Istighfar dan Taubat Penjernih Hati.

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ

"Sesungguhnya seorang mukmin jika berdosa akan ditandai Titik Hitam pada hatinya. Jika ia bertaubat, mencabut kemaksiatannya dan beristighfar, maka hatinya akan mengkilap." (HR.  Ahmad).

oOo

Dikutip dari Buku 40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM

(Syarh Arbain An-Nawawiyah).

Selasa, 16 Februari 2021

HAL PERTAMA YANG HARUS DIUPAYAKAN OLEH PARA PENUNTUT ILMU

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah;

"Adapun seorang penuntut ilmu (Agama), maka seyogyanya dia mendahulukan pensucian jiwanya dari akhlak-akhlak rendahan, dan sifat-sifat yang tercela, karena ilmu itu merupakan ibadah hati."

oOo


DI ANTARA SEBAB SEORANG ISTERI MASUK SURGA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

🎙 Fadhilatus Syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah berkata:

"Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan keridhoan suami terhadap istrinya merupakan sebab masuknya dia kedalam Jannah (Surga).

🗞 Al-Imam At-Tirmidzi meriwayatkan hadits Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

'Wanita mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha kepadanya, maka ia (isteri tersebut) akan masuk Surga.'"

[HR. Ibnu Majah, At Tirmidzi dan beliau berkata: hadits ini hasan ghorib]".

📙 (Huquq da'at ilaiha alfithrah wa qorrorotha As Syari'ah, hal.11)


🎙 قال فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله :

"ولقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( أيما امرأة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة ))

[ رواه ابن ماجه والترمذي وقال : حديث حسن غريب ]

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



BEBERAPA BID'AH DI BULAN RAJAB

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah ditanya;

Pertanyaan; 

"Sebagian manusia mengkhususkan bulan Rajab dengan beberapa ibadah, seperti shalat raghaib, dan menghidupkan malam tanggal 27 Rajab.  Apakah itu ada dasarnya dalam syariat?  Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan."


Jawaban; 

"Mengkhususkan bulan Rajab dengan shalat ragha'ib, atau perayaan tanggal 27 Rajab, yang mereka sangka kalau itu adalah malam Isra Mi'raj, ini semua adalah Bid'ah yang tidak diperbolehkan dan tidak memiliki dasar dalam syariat sama sekali.

Dan sebagian peneliti dari kalangan 'ulama telah mengingatkan akan hal itu.  Dan, kami telah menulis (risalah) dalam masalah itu lebih dari sekali, dan kami menerangkan kepada manusia, bahwasanya shalat ragha'ib itu bid'ah (mengada-ada), yang biasa dilakukan oleh sebagian orang di malam Jumat pertama bulan Rajab. 

Demikian pula perayaan malam 27 Rajab yang mereka yakini kalau itu adalah Isra' Mi'raj. Ini semua adalah bid'ah yang tidak ada dasarnya dalam syariat. 

Dan, malam Isra Mi'raj itu tidak diketahui kapan kepastian (terjadinya).

Seandainya pun diketahui kapan (kejadian) pastinya, maka kita tetap tidak boleh merayakannya, karena Nabi ﷺ tidak pernah merayakannya, demikian pula para Khalifah Rasyidin dan para Sahabat yang lainnya. 

Kalau seandainya itu adalah amalan sunnah, pasti mereka telah mendahului kita dalam mengamalkannya. 

Dan kebaikan semuanya adalah dalam mengikuti mereka (Salaf), menempuh jalan mereka. Sebagaimana Allah berfirman:

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik - Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka Surga-Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.  Itulah kemenangan yang Agung (besar)."

[QS. At-Taubah; 100]

Dan telah shahih, bahwasanya Beliau (Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) bersabda :

مَن أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو ردّ.

"Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan kami ini, satu perkara yang bukan bagian darinya, maka itu  tertolak."

(Muttafaqun 'alaih)

Beliau juga bersabda:

مَن عمل عملًا ليس عليه أمرنا فهو ردّ.

"Barang siapa yang mengerjakan satu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak."

(HR. Muslim.)

Makna tertolak disini adalah tidak diterima dari pelakunya.  Dan, dulu Beliau ﷺ bersabda dalam khotbahnya:

'Amma ba'du:  Maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad ﷺ, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, maka dan setiap yang diada-adakan dalam Agama itu Bid'ah dan setiap Bid'ah itu sesat.'

(HR. Muslim), juga;

Maka wajib bagi seluruh kaum muslimin untuk mengikuti sunnah dan istiqamah di atasnya, dan saling berwasiat dengannya. 

Dan menjauhi setiap Bid'ah, sebagai bentuk pengamalan dari firman Allah :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى.

"Dan tolong menolonglah kalian dalam kebajikan dan takwa."

[QS. Al-Maidah; 2]

Dan firman Allah :

وَالْعَصْرِ ۝ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ۝ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ۝.

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran."

[QS. Al-'Ashr; 1-3]

Dan sabda Nabi ﷺ:

"Agama itu nasihat. Lalu ditanyakan kepada Beliau : Untuk siapa wahai Rasulullah? Maka Beliau menjawab:  Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, bagi Pemimpin kaum muslimin, dan seluruh kaum muslimin."

(HR. Muslim dalam shahihnya.)

Adapun umrah, maka tidak mengapa dilakukan di bulan Rajab.  Berdasarkan yang telah tetap dalam Shahihain dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma:

"Sesungguhnya Nabi ﷺ dulu melaksanakan umrah di bulan Rajab."

Dan, dulu para Salaf juga melakukan umrah di bulan Rajab. 

Sebagaimana disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Rajab dalam kitabnya "Lathaaiful Ma'aarif" dari perbuatan Umar, putranya, dan Aisyah radhiyallahu 'anhum. Dan beliau juga menukilkan dari Ibnu Siirin, kalau para Salaf dulu melakukan hal itu.

Allah semata tempat memohon Taufiq." 


📑 Majmu Al-Fatawa 11/427

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline