Rabu, 13 Mei 2020

MAJALIS SINGKAT RAMADHAN 1441 H / 2020 M (Hari ke-19 dan 20)


بسم الله الرحمان الرحيم

BERLOMBA DI SEPULUH HARI TERAKHIR RAMADHAN

Merupakan sepuluh hari yang paling utama dan paling afdhal di bulan Ramadhan.
Beberapa Gambaran Keistimewaannya;
1. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan semua amal ibadah Beliau di bulan Ramadhan.  Disebutkan dalam sebuah hadits dari A'isyah (artinya),
"Bahwasanya Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam lebih bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir, sesuatu yang Beliau tidak bersungguh-sungguh di hari-hari lainnya." Dan,
"Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam apabila masuk sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, Beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya."  (HR. Al-Bukhari Muslim, dari A'isyah)
Kesungguh-sungguhan Beliau dalam ibadah ini bersifat umum.  Baik shalatnya, bacaan Al-Qur'an, dzikirnya, shadaqahnya, dan lain-lain, terutama di malam hari.
Ada pembahasan di kalangan para 'ulama, mana yang lebih afdhal sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan dengan sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah.
Karena disebutkan dalam makna hadits shahih yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah adalah amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, bahkan daripada Jihad fi Sabilillah.
Pendapat yang menenangkan, yang menjama' semuanya;  Sepuluh hari terakhir Ramadhan ini lebih utama dari sisi malamnya.  Sementara sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah lebih utama pada siang harinya.

2. Beliau mengencangkan sarungnya, dalam arti lebih bersungguh-sungguh lagi dalam melaksanakan semua bentuk ibadah Beliau kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  
Dalam pengertian lain, bahwa Beliau menjauhi isteri-isterinya, namun bukan pula berarti tidak boleh (pengharaman)

3. Beliau betul-betul menghidupkan malamnya dengan qiyamullail (ahya lailahu)
Pernah Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaksanakan qiyamullail dengan para Sahabat pada malam ke-27 Ramadhan dengan bacaan yang begitu panjang - dari ba'da Isya hingga mereka khawatir tidak sempat sahur.  Namun, hal itu bisa juga dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai amal - ibadah.
Karena ada makna hadits lain dari A'isyah Radhiyallahu Anha yang mengatakan,
"Aku tidak pernah mengetahui Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam qiyamullail sampai pagi."  (HR. Al-Bukhari - Muslim, dari A'isyah)

3. Beliau membangunkan keluarganya, agar bersama-sama menghidupkan malam-malam tersebut dengan berbagai ibadah, baik bagi mereka yang suci maupun yang sedang haid.  Bagi yang sedang haid bisa melakukan dzikir, membaca Al-Qur'an, dan lain-lain - kecuali shalat.

4. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaksanakan I'tiqaf di masjid pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.  Dan pada tahun Beliau wafat, pada 20 (duapuluh) hari terakhir.
Hal ini menunjukkan, bahwa sepuluh hari terakhir ini merupakan malam-malam yang luar biasa, bukan malam-malam yang biasa.  Karena pada malam-malam ini terjadi Lailatul Qadar, malam dimana diturunkan nya Al-Qur'anul Karim.
Malam dimana amal ibadah orang-orang beriman diganjar dengan ganjaran yang lebih baik dari 1000 (seribu) bulan.

oOo
(Disarikan dari kajian Al-Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar