بسم الله الرحمان الرحيم
Adab-Adab Mustahabbah (Lanjutan)
Tilawah Al-Qur'an;
Tilawah Al-Qur'an (Membaca Al-Qur'an) dibagi oleh para 'ulama menjadi 2 (dua) bagian;
A. Tilawatul Hukmiyyah (Tilawah Hukum-hukumnya), meliputi;
* Membenarkan setiap berita yang terdapat dalam Al-Qur'an.
* Mengamalkan Hukum-hukumnya. Dengan melaksanakan segala yang diperintahkan, dan meninggalkan segala yang dilarang.
Unsur-unsur Tilawah Hukmiyyah;
a. Mentadabburi ayat-ayat, makna-makna, dan hikmah-hikmahnya.
b. Memahami hukum-hukumnya.
c. Mengamalkan hukum-hukum tersebut.
Ketiga hal ini merupakan tujuan yang paling Agung dari diturunkannya Al-Qur'an.
Para Salaf terdahulu mempelajari, mengamalkan semua unsur-unsur tersebut di atas secara positif, didasari dengan aqidah yang kokoh (kuat).
Diriwayatkan oleh Al-Imam Ath-Thabary di dalam Tafsirnya, dari Abu Abdurrahman As-Sulamy,
"Telah disampaikan kepada kami, bahwa orang-orang dahulu yang menyampaikan Al-Qur'an kepada kami (seperti Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas'ud, dll.) Bila mempelajari 10 (sepuluh) ayat dari Nabi, mereka tidak melampauinya hingga mereka mempelajari isi kandungannya berupa ilmu, dan sekaligus mengamalkannya"
Tilawah Hukmiyyah ini merupakan sumber kebahagiaan dan kesengsaraan seseorang.
Seperti yang tersirat dalam makna firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Thoha, ayat ke 123 hingga 127;
"Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka dia tidak akan sesat dan sengsara selama-lamanya.
Dan, barangsiapa yang berpaling dari petunjuk-Ku, maka sesungguhnya dia akan mengalami penghidupan yang sempit, dan kelak pada Hari Kiamat dia akan Kami bangkitkan dalam keadaan buta."
B. Tilawah Lafdziyyah (Tilawah secara Lafazh)
Membaca Al-Qur'an merupakan anjuran dan Sunnah (contoh) dari Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, dan para Salafush Shalih.
Disebutkan dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Ibnu Abbas;
"Beliau (Rasulullah) biasa tadarus Al-Qur'an dengan Malaikat Jibril setiap bulan Ramadhan satu kali, dan pada tahun wafatnya Beliau mengkhatamkannya dua kali."
Para Salafush Shalih memiliki semangat yang luar biasa dalam Tadarus Al-Qur'an, baik di dalam shalat maupun di luar shalat.
Diriwayatkan dari Az-Zuhri rahimahullah, beliau mengatakan,
"Yang namanya Ramadhan hanyalah membaca Al-Qur'an dan memberi makan orang lain."
Hal ini, menggambarkan kepada kita, bahwa inilah dua amalan yang paling dianjurkan selama bulan Ramadhan.
Disebutkan juga bahwa, "Dahulu Al-Imam Qatadah mengkhatamkan Al-Qur'an setiap 7 (tujuh) hari, dan pada bulan Ramadhan setiap 3 (tiga) hari, dan pada 10 (sepuluh) hari terakhir setiap malam."
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (artinya),
"Orang yang mahir membaca Al-Qur'an akan bersama Malaikat Safarah Kiramil Bararah. Dan, orang yang membacanya terbata-bata akan mendapatkan 2 (dua) pahala." (HR. Al-Bukhari - Muslim, dari A'isyah)
Dua pahala yang diberikan adalah; Pahala tilawahnya, dan pahala atas usahanya dengan susah-payah untuk membaca.
"Bacalah Al-Qur'an, sebab pada Hari Kiamat nanti ia akan datang memberikan syafaat kepada orang yang membacanya." (HR. Muslim, dari Abu Umamah Al-Bahiri), dan
"Kenapa salah seorang di antara kalian tidak pergi ke masjid - lalu mempelajari atau membaca Al-Qur'an. Membaca 2 (dua) ayat dari Kitabullah itu lebih baik bagimu daripada 2 (dua) ekor unta, 3 (tiga) ayat lebih baik daripada 3 (tiga) ekor unta, 4 (empat) ayat lebih baik daripada 4 (empat) ekor unta, dan yang lebih baik dari itu." (HR. Muslim, dari Uqbah Ibnu Amir)
Bila, satu ekor unta pada saat ini dihargai sekira 25 - 30 juta Rupiah / ekor. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang yang membaca ribuan - bahkan jutaan ayat pada bulan Ramadhan? Subhanallahu Rabbul 'Alamiin.
Hikmahnya adalah, bahwa membaca Al-Qur'an itu jauh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Disebutkan pula dalam Sunan At-Tirmidzi,
"Barangsiapa yang membaca 1 (satu) huruf dari Kitabullah, maka dia akan mendapatkan 1 (satu) kebaikan, dan 1 (satu) kebaikan dibalas dengan 10 (sepuluh) kali lipat. Aku tidak mengatakan, Alif - Lam - Mim itu satu huruf. Akan tetapi Alif - satu huruf, Lam - satu huruf, dan Mim - satu huruf."
oOo
(Disarikan dari kajian Al-Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar